Empat

3.9K 149 2
                                    

"Zahra! Zahraaaaaa!"

Suara cempreng milik rekan kerja Zahra di kantornya saat ini sangat memekakkan telinga karena ia berteriak memanggil namanya dengan heboh bukan main, membuat gadis itu menutup kedua telinganya di tengah ketenangannya yang sedang membaca buku pinjaman.

"Kenapa sih, Yura-nee? Heboh banget." tanya Zahra setelah melihat rekannya itu tenang dengan tatapan flat, yang di lihat masih sibuk mengatur nafasnya yang masih mengas-mengas.

"Liat nih!" serunya sambil menunjukkan koran berita utama hari ini.

Zahra yang tak paham kemudian mengambil koran dari tangan Yura lalu membukanya tanpa basa basi lagi, dan ia terkejut melihat berita utama hari ini tentang organisasi Libra yang berhasil mengatasi masalah di pusat perbelanjaan kota karena banyaknya musuh yang berdatangan.

Di tambah lagi, foto utamanya yang di perbesar di halaman utama adalah sosok Klaus!

Zahra terkejut melihat sosok lelaki itu dan hanya menatap bengong melihat foto Klaus yang nyaris memenuhi halaman utama, mendadak mukanya memerah di balik ekspresi terkejutnya dan ia merasa kepalanya berasap saat ini.

Yura yang bingung begitu melihat ekspresi sahabat sekerjanya yang benar-benar terkejut itu hanya menatapnya beberapa saat sebelum menyikut gadis kecil itu pelan sekitar beberapa kali.

"Kau kenapa, dek? Muka mu kok merah banget gitu? Sakit?"

Pertanyaan itu membuat Zahra tersadar dan langsung menggeleng pelan.

"Ah, ng ... Nggak, nggak! Nggak ada, Yura-nee!" elaknya, Yura yang merasa aneh dengan gelagat Zahra setelah rekan kerja mudanya itu menatap foto Klaus yang di perbesarpun hanya bisa tersenyum.

"Kamu kenal ama sosok ketua Libra?"

Deg.

Pertanyaan itu membuat Zahra yang awalnya heboh langsung sedikit membisu, mukanya kembali memerah sesaat, lalu mengangguk. Memberikan jawaban ya kepada Yura.

Yura membelalakkan matanya tak percaya, ternyata rekan kerja yang menjabat posisi wakil ketua itu yang saat ini sudah di anggapnya seperti adik itu sudah mengenal ketua organisasi ternama di kota Hasellom Lot lebih dulu dari pada ia dan rekan lainnya yang usianya lebih tua bahkan terpaut lumayan jauh dari sosok Zahra.

"Kok bisa?" tanya Yura lagi, kepo.

"Jangan bocorin ya, Yura-nee."

"Kayak gak pernah curhat aja kamu ke kakak, udah buruan."

Zahra mengela nafas sesaat, kemudian ia pun memulai bercerita dari awal bagaimana pertemuan tak sengaja nya terhadap sosok Klaus ketika di perpustakaan bahkan kemarin keduanya juga tak sengaja bertemu didepan kantor.

Bahkan hingga menunjukkan buku-buku yang di pinjamnya secara langsung ke kantor pusat organisasi Libra. Sampai ditraktir jajan juga, siapa yang bakal nolak coba kalo lagi dapat rezeki kayak gitu? Iya kan? Duh jadi keliatan banget kek kaum duafa.

Setelah selesai bercerita, Yura nyaris saja berteriak histeris jika Zahra tidak segera mencegatnya.

"Astaga, Yura-nee! Sudah ku bilang jangan heboh! Kau bisa membocorkan semuanya, tau!" protes Zahra, sedangkan Yura hanya bisa mencibir sambil terkekeh pelan.

"Kamu kayaknya suka sama Klaus-san."

Teng, tong!

Tebakan itu pada akhirnya langsung membuat Zahra merasa shock dan terpukul saat ini, membuat ia langsung menunduk lemas dan menelungkupkan wajah ke atas meja kerjanya.

"Aku mesti bagaimana, Yura-nee?"

Yura diam, berpikir sejenak.

"Kenapa pas kamu lagi nemanin Klaus-san di kantor, kamu coba pancing dia, tanya-tanyain gitu."

Azzahra's Destiny [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang