02 ㅡ Princess

Mulai dari awal
                                    

Setelah berkutat dengan alat-alat mandi, Irene memutuskan untuk keluar ruangan. Rumah ini tidak terlalu besar, cukup untuk empat sampai lima orang. Pintu kayu yang di geser membuat Irene rindu akan suasana Daegu yang menghenyapkan mata. "Aku sangat merindukan haraboejji," gumamnya pelan.

"Annyeong-ahjumma."

Irene menyapa sosok paruhbaya yang kini tengah memilih daun-daun kering di belakang rumah. Tangan lihainya berkutat dengan penuh keseriusan hingga daun-daun kering itu berubah menjadi tali halus yang siap untuk dijual.

"Kau sudah bangun?"

Wanita paruhbaya yang disebuat ahjumma itu hanya menggelengkan kepalanya lalu tersenyum kikuk pada Irene.

"Nde, maafkan aku. Tidak seharusnya aku seperti ini."

"Hei anak muda! Sebenarnya siapa dirimu? Kenapa kau bisa ikut dengan putraku? Jangan mencari masalah apapun dengan putraku, aku belum siap untuk kehilangannya," ujar wanita itu menatap Irene dengan tatapan tajamnya.

Irene terlihat kikuk mendapat tatapan tajam dari sang ibu. Beberapa kali Irene menelan ludahnya. Dengan keberanian yang tinggi, gadis itu berkata pada sang ibu. "Ahjumma, siapa namamu?"

Wanita yang dipanggil ahjumma itu hanya mengerlingkan matanya tanda tidak paham dengan arah pembicaraan Irene. Mengapa gadis ini masih terlihat baik-baik saja saat aku menatapnya dengan tatapan tidak suka. Pikir ibu Taehyung.

"Namaku Taehee. Memangnya kenapa?"

"Taehee? Wah, nama yang bagus." Irene bertepuk tangan dengan ceria lalu mencubit pipi milik Taehee.

"Kau ini, yang benar saja?!" Pekik Kim Taeheeㅡibu Taehyung dan Yerim.

"Hem, ahjumma. Taehyung berkata padaku bahwa dia memiliki dua adik perempuan. Tapi, sedari kemarin aku hanya melihat satu anak perempuan yaitu Yerim. Lalu kemana adik Taehyung yang satunya?"

Kim Taehee tampak menghentikan aktivitasnya lalu tertunduk sedih. Beberapa kali Taehee mendongak keatas untuk menahan buliran airmatanya yang sebentar lagi akan terjatuh.

"Yaa...ahjumma. Kau kenapa? Maafkan aku," ujar Irene seraya menyentuh tangan Kim Saera.

"Putri bungsuku sedang dirawat dirumah sakit. Dia mengidap penyakit stroke di usianya yang masih delapan belas tahun."

"Mianhaeyo, aku telah mengingatkanmu kepadanya. Aku benar-benar tidak bermaksud untuk mengungkitnya."

Kim Taehee tampak tersenyum lalu melepas tangan Irene yang bertengger diatas tangannya. Dengan lembut, Taehee menatap Irene lalu mengusap rambutnya pelan.

"Kau gadis yang baik. Maafkan aku telah menatapmu dengan tatapan tidak suka. Bukan aku tidak mau menampungmu dirumah sederhana ku. Aku hanya bingung memikirkan biaya yang akan kukeluarkan jika beban rumahku bertambah. Finansialku harus berkurang saat ayah Taehyung meninggal."

Irene tampak terenyuh mendengar cerita yang Taehee ucapkan padanya. Irene merasa tidak enak hati saat secara gamblang ibu Taehyung mengutarakan kesulitannya. Disaat ia dapat menghabiskan uang dengan seenaknya, disini ada sebuah keluarga yang berjuang mati-matian hanya untuk benda bernama uang.

"Siapa nama putri bungsu-mu, Ahjumma?" Irene menatap iba pada pemilik nama Taehee itu.

"Namanya Kim Saeron. Dia adalah kembaran Yerim. Aku sangat sedih disaat Yerim dapat sekolah seperti anak-anak yang lain sementara Saeron hanya bisa terbaring lemah melawan penyakitnya," jelas ibu Taehyung.

"Aku yakin ini adalah sebuah cobaan untuk keluargamu," ucap Irene lalu terduduk disamping Taehee. "Ternyata masih ada orang yang sulit selain diriku. Aku selalu berpikir bahwa akulah orang yang paling menderita didunia ini. Tetapi ternyata, ada orang yang lebih dariku, namun mereka tidak pernah mengeluh," ucap Irene dalam hatinya.

UNSTOPPABLE | Vrene [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang