16. Senasib

6.4K 516 42
                                    

Pertama-tama gue mau bilang Makasih buat Readers yang udah nge-vote, buat yang udah comment, buat yang udah follow, buat yang udah masukin ke-reading list ... Syukron  🙏🙏🙏

And buat Silent Readers Mania(mantaf!) juga, Makasih udah meramaikan viewers cerbung unfaedah ini. 👍👍👍

Thank you guys 😉😉😉

Happy reading..

🔺🔻🔺🔻🔺🔻🔺🔻🔺🔻🔺🔻🔺🔻🔺


Hari minggu merupakan salah satu hari favorit dimana, dua insan bani Adam menyatukan ikatan suci yang disebut pernikahan. Acara sakral yang harusnya disambut dengan sukacita itu, tidaklah selalu memberikan kebahagian bagi semua orang. Salah satu orang yang paling tersakiti dalam acara tersebut adalah Mantan. Terlebih jika sang mantan masih men-jomblo.

"Ingat, jangan mewek!"

"Jangan sama kan aku dengan dirimu."

"Ck!" aku berdecak kesal, "ayo turun," ajakku hendak turun dari mobil.

Hendi menghentikan gerakanku, "Tunggu, aku mau ng-amplop dulu."

Aku melihat Hendi mengeluarkan sebuah amplop kosong yang akan di masukan pada celengan kawinan mantannya. Mantan yang dia temui di acara Nyonyah Hera kemarin. Wanita cantik dan sexy bak boneka barbie, yang ternyata akan melepas masa lajangnya dengan seorang pria kaya asal Malaysia. Mendengar kenyataan itu, Hendi galau dan langsung pulang meninggalkan acara pesta.

"Apa yang kamu tulis itu?" tanyaku penasaran, saat Hendi menulis sebuah kalimat dibagian belakang amplop.

"Dari aku yang tersakiti," bacaku, "ish ish, dendam amat" ujarku setengah tertawa.

"Isi dua ribu ah, biar tau rasa!"

"Parah! Parah banget kamu Hen." masa iya, Hendi benar-benar mengisi amplop itu dua ribu rupiah. Dua ribu men.

Sebagaimana pergi ke kondangan, kita makan terlebih dahulu sebelum mengucapkan selamat pada kedua mempelai. Aku melihat pemuda yang duduk disampingku, Hendi. Ia makan dengan rakusnya dan matanya tak lepas menatap mempelai wanita yang sibuk menyalami tamu yang hadir.

"Hei, bisa gak kamu gak usah lebay gitu." keluhku.

"Terlalu terluka." jawabnya.

Aku mengalihkan pandanganku pada para tamu yang cukup ramai. Semua kursi dan meja yang di sediakan untuk para tamu hampir terisi seluruhnya. Hingga pandanganku berhenti pada salah satu meja jauh di depanku. Seseorang yang pernah mengisi lubang dihati.

"Aris," gumamku pelan, terlalu pelan hingga tak ada yang mendengar. Aku melihat Mantanku duduk berdampingan dengan seorang wanita yang sedang mengandung. Siapa lagi kalau bukan Irma, si Pelakor.

Aris menyodorkan air saat Irma terbatuk dan membersihkan sisa makanan di sudut bibir Irma. Perhatian yang dilakukan Aris pada Irma, terasa begitu nyata seakan ucapan cintanya tempo hari tidaklah pernah ada.

Sakit, tapi tidak berdarah.

"Kamu udah berapa tahun gak makan?" tanya Hendi.

"Lima tahun!" seruku, menghabiskan sate ayam yang menjadi suguhan kawinan dengan beringas.

«««AD3»»»

"Rasanya ditinggal nikah itu ... Sakitnya disini," Hendi menujuk letak jantungnya, "sekarang aku mengerti perasaan kamu yang ditinggal nikah," tambahnya. Membuat hatiku tambah kecut.

Antara Duren dan Durjana©[TAMAT]Where stories live. Discover now