'Apa maksud pak Lyon? Satu kali tidak cukup?' tanya Nidya dalam hati, wajah diamnya hampa sehingga Lyon tidak dapat membacanya. 'Apakah....'
"Auw..." Nidya menjerit kaget terbangun dari lamunannya sambil menyentuh dahinya yang disentil oleh Lyon. Matanya menatap dengan penuh tanya.
"Apa yang ada dipikiranmu hm...?" tanya Lyon.
"Itu...anu..."
"Nidya...." suara serak Lyon menyebut namanya membuat Nidya meremang. Dan Nidya hampir terlonjak kaget merasakan bibir Lyon menghisap kulit lehernya.
"Aaahh..." desah Nidya.
Lyon pun mulai menjelajahi tubuh Nidya dengan tangannya, membuat Nidya tak kuasa selain menggeliat dan mendesah kenikmatan, kakinya lemas sehingga ia bersandar pada meja Lyon.
"Pak..." desahnya saat jari tangan Lyon bergerak membelai bagian depan celana dalamnya.
"Lyon...panggil aku Lyon..." suara Lyon berat menahan hasratnya.
"Lyon..." desah Nidya merasakan jari Lyon bergerak memasuki bagian intimnya dan bergerak keluar masuk, "aahhh....kumohon..."
"Mohon apa Nidya?" tanya Lyon di telinganya.
"Masukkan...Lyon..." Nidya memohon, dia menaikkan bokongnya ke atas meja dan membuka lebar kakinya untuk Lyon.
Namun Lyon malah menarik tangannya, dan berkata, "tidak disini Nidya, kita akan melakukannya di apartemenku." sambil merapihkan pakaian Nidya yang sedikit berantakan, "ayo," ajaknya.
ooOOoo
"Apa yang mengganggu pikiranmu hmmm?" tanya Lyon sesampainya mereka di apartemen milik Lyon karena sejak tadi dilihatnya Nidya diam merenung.
"Itu...apa maksudnya...satu kali tidak cukup?" tanya Nidya sambil meremas tangannya dengan gugup.
"Apa kau cukup hanya dengan satu kali, Nidya?" tanya Lyon balik.
"..... ti-tidak tapi bukankah pak Lyon akan segera bertunangan dan menikah?" tanya Nidya gugup.
"Ah...itu...kamu tidak bersedia menjadi simpananku Nidya?"
"Tidak...tidak..." jawab Nidya sambil menggelengkan kepalanya, walaupun dia sangat mencintai pria di hadapannya ini, namun dia tidak mau menyakiti kaumnya sendiri.
"Tenanglah...." bujuk Lyon, tampak kalau dia tidak tega melanjutkan godaannya kepada Nidya. "Itu semua bohong, hanya bikinanku saja, agar kamu bereaksi..." kata Lyon menjelaskan.
"Kenapa?" tanya Nidya.
"Karena...aku menyukaimu sejak lama, tapi kau terlihat sulit untuk didekati, kau membuat jarak yang tak terlihat......dan karena kau merendahkan harga diriku dengan meminta hanya sekali saja denganku, kau tahu?"
"Pak..."
"Benarkan kataku? itu buktinya, aku sudah mengatakan untuk memanggilku Lyon saja, tapi kau selalu memanggilku dengan sebutan pak..."
"Tapi anda kan bosku"
"Tuh kan, ini sudah bukan jam kerja Nidya sayang..." Lyon mendekati Nidya, menciumi wajah gadis itu.
"Jadi...an...kamu tidak akan menikah dengan putri direktur itu?" tanya Nidya meyakinkan dirinya dan menjauhkan wajahnya dari serangan bibir Lyon.
"Tidak sayangku...aku akan menikah denganmu....apa kau bersedia Nidya?" tanya Lyon penuh harap.
"Benarkah?" Nidya terkejut. Air mata menggenang di bola matanya.
Lyon memasukkan tangannya ke dalam kantong celananya kemudian menariknya keluar. Diulurkan tangannya itu kepada Nidya, terdapat kotak persegi kecil berwarna merah di telapak tangannya. Dengan tangannya yang lain dia membuka tutup kotak itu, terlihat sebuah cincin yang indah terletak di dalamnya.
"Menikahlah denganku, biarkan aku mendampingimu, berbagi saat bahagia dan sedih, Nidya...jadilah wanita terakhirku...."
"Lyon....ya..."
"Thank you..." Lyon memakaikan cincin itu ke jari manis Nidya dan kemudian mencium jari tersebut.
"Kya..." teriak Nidya terkejut ketika tubuhnya tiba-tiba terangkat ke udara. Lyon menggendongnya dan berjalan menuju tempat tidur yang berada di ruangan itu.
"Sesi lamaran sudah selesai, sekarang kita lanjut ke sesi berikutnya," katanya sambil menurunkan tubuh Nidya di atas tempat tidur dan menindihnya.
"Sesi apa?" tanya Nidya terengah.
"Membuat anak," jawab Lyon, bibirnya mendekat melumat bibir Nidya dan tangannya menggerayangi tubuh Nidya yang dengan segera mendesah karenanya.
END
ESTÁS LEYENDO
^Once...^
Historia CortaAku ingin berubah. Aku tidak membutuhkan cinta dan perasaan sentimental lainnya. Yang kuinginkan sekarang adalah membuang status keperawananku. Dan aku sudah menemukan seorang pria hebat untuk itu, jadi... "Pak Direktur Lyon, maukah anda menyentuhku...
