"Lyon...tunggu..." ujar manja seorang gadis cantik dan seksi sambil melangkah tergesa-gesa membuntuti Lyon yang berjalan cepat menuju ke dalam ruangan kerjanya.
Nidya mengamati mereka dari meja kerjanya yang terletak di seberang pintu ruangan tersebut. Hatinya merasa miris membayangkan apa yang sedang mereka lakukan di dalam ruangan itu.
'Stop Nidya, kau tidak berhak untuk cemburu. Siapalah dirimu. Kau yang memohon pada Lyon untuk menyentuhmu tanpa hubungan apapun,' maki dirinya dalam hati.
Tapi, tanpa bisa dicegah, pikirannya melayang ke malam itu. Malam saat Lyon memenuhi permohonannya, menyentuhnya dengan lembut, membuai gairahnya yang selama ini tidak pernah disadarinya ada dan menghujamnya dalam. Tanpa bisa dicegah pula saat memikirkan malam itu wajahnya memerah dan cairan membasahi celana dalamnya.
Ya, celana dalam. Karena setelah malam itu hubungan mereka kembali ke asal tanpa mengungkit hal tersebut. Hanya pakaian dan dandanan Nidya yang berubah, yang tadinya pakaiannya selalu kebesaran dan seperti biarawati, sekarang agak lebih modis tetapi tetap sopan, dan auranya lebih bersahabat membuat beberapa teman sekantornya kini mulai bergaul dengannya.
"Hai cantik...kenapa wajahmu muram?" tanya Jacky dari bagian marketing yang datang ke kantornya.
"Tidak...tidak apa-apa, cuma kurang tidur karena nonton film seri semalam," jawabnya menghindar.
"Oh gitu...eh cantik, tau gosip terbaru ga?"
Nidya mengernyitkan dahi sambil menggelengkan kepalanya.
"Kabarnya nih...pak Lyon dijodohkan dengan anaknya pak Sam," lanjut Jacky.
"Pak Sam?" ulang Nidya penuh tanda tanya.
"Pak Sam pemegang saham terbesar perusahaan ini loh, anaknya si Lidya itu yang tadi sama Lyon," kata Jacky sambil mengarahkan dagunya ke pintu ruangan Lyon. "Sepertinya tidak lama lagi akan ada pesta pertunangan nih."
YOU ARE READING
^Once...^
Short StoryAku ingin berubah. Aku tidak membutuhkan cinta dan perasaan sentimental lainnya. Yang kuinginkan sekarang adalah membuang status keperawananku. Dan aku sudah menemukan seorang pria hebat untuk itu, jadi... "Pak Direktur Lyon, maukah anda menyentuhku...
