{17} Jaga Malam

3.7K 138 2
                                    

Selamat membaca
Jangan lupa tinggalkan
Jejak membaca kalian ya
Dengan Vote & Comment
Maaf banyak typo dan Semoga menikmati
😊😊😊

CIKA  POV
Hari ini sangat melelahkan sedari sore hingga tengah malam seperti sekarang Rumah Sakit sangat ramai lebih dari biasanya. Ruang operasi juga tidak pernah sepi. LIhat bagaimana waktu terus saja bergerak tanpa menunggu yang lamban.

"Wah, capek banget ya." Kata Nana saat kami berjalan di koridor.

"Iya, capek banget sampai - sampai mau ke toilet aja musti pinter-pinter atur waktu" sahutku

"Iya ya, aku mau rebahan sebentar, nanti kita gantian ya Cik" tawarnya

"Oh iya, kamu duluan aja Na, aku mau ke toilet dulu." Nana mengangguk kemudian aku langsung menuju toilet. Benar - benar gak nahan sih.

Lega sekali rasanya. Setelah ini aku mau menghirup udara segar sebentar saja. Di koridor aku berdiri menghirup angin malam Rumah Sakit. Memejamkan mata sejenak. Ini menyegarkan, setidaknya aku bisa memberikan waktu tubuhku untuk relax.

Saat memejamkan mata aku membayangkannya, Kak Anan. Beberapa hari ini jadwal kak Anan sangat padat, bahkan saat di RS saja aku jarang sekali bisa melihatnya. Ingin sekali rasanya bisa melihatnya sekarang.

Seseorang menyodorkan 1 gelas kopi kepadaku. Aku membuka mataku melihat siapa dia

"Cappoccino" katanya. Itu kak Anan, sungguh hatiku menginginkannya seolah dia tau aku ingin sekali melihatnya sekarang ini. Jantungku seperti ingin melompat kegirangan.

"Makasih kak, ah dok" ucapku gelagapan menerima Cappoccinonya

"Cuma kita berdua, santai saja" kata Kak Anan memandang langit bersamaku

Aku masih menatapnya lekat, memperhatikat gurat lelahnya malam ini. Tidak menghilangkan ketampanannya dan keteduhan wajahnya walau dia jelas tidak bisa menutupi rasa lelahnya.

"Kakak capek banget ya?" Tanyaku memulai pembicaraan karena sedari tadi dia hanya diam

"Sudah biasa kok, nanti pulang sama kakak. Bahaya kamu pulang subuh sendiri" katanya

"Tapi kalau dilihat orang gimana kak ?" Tanyaku khawatir

"Gak akan ada, ini kunci mobil. Nanti kamu masuk duluan, istirahatlah dulu" kak Anan memberikan kunci mobilnya kemudian pergi setelah mengelus pipiku singkat.

Itu adalah penawar lelahku. Entahlah apa kalian setuju atau tidak, atau menganggapku terlalu berlebihan menanggapi sikap kak Anan, tapi ini yang aku rasakan, sungguh.

Aku menatap terus ke arahnya ketika dia perlahan menjauh meninggalkan ku berdiri sekarang. Memperhatikan langkahnya dan bahu lebarnya itu. Kak aku ingin memelukmu - bhatinku

Setelah kejadian waktu itu, saat Kak Anan menjadi ciuman pertamaku. Aku tidak bisa melupakannya.

Flashback
Anan menangkap tubuh Cika yang hampir saja terpeleset. Anan mencekal pinggul Cika. Mereka kemudian saling memandang satu sama lain. Tenggelam dalam mata pasangan mereka masing - masing. Kedua tangan Cika bertumpu pada dada bidang  Anan. Jantung mereka berdebar sangat kencang secara bersamaan.

Anan menatap lekat wajah dan manik mata Cika, perlahan dia majukan wajahnya agar memperkecil jarak diantara mereka. Anan sungguh terpesona oleh cantiknya Cika yang natural itu. Gadis kecilnya yang sangat dia sayangi kemudian dia akan mulai mencintainya.

"Cika, kakak sudah tidak tahan lagi. Maaf " bhatin Anan

Perlahan Anan mencium lembul bibir Cika yang mungil dengan warna pink alaminya.

Ini begitu cepat untuk Cika. Dia masih menikmati wajah tampan Anan masih perlahan tenggelam di manik matanya. Tapi apa ini? Cika merasakan benda kenyal menyentuh bibirnya. Sekali, dengan sangat lembut dan singkat. Matanya membelalak kaget saat itu. Anan hanya menempelkan bibirnya. Kemudian memandang Cika kembali seolah meminta ijin untuk melakukannya lebih dalam lagi. Cika tidak tau harus berkata apa harus bersikap apa dia hanya diam tertegun kemudian Anan menciumnya lagi. Kini berbeda, Anan melakukannya lebih dalam lagi dia melumat lembut bibir Cika, sementara Cika perlahan menikmati ciuman itu. Tangannya meremas kaos yang di gunakan Anan waktu itu di bagian dadanya sementara Anan yang menyadari jika Cika pun menikmatinya ia memperdalam ciumannya. Mereka menuangkan perasaannya disana, walau mereka belum benar - benar menyadari bahwa mereka telah saling jatuh cinta.

ANAN POV
"Bengong aja lo!!" Seno datang tiba - tiba mengagetkanku yang membayangkan kembali kejadian malam itu yang membuatku selalu saja gelisah, seperti ingin lagi merasakannya lebih dalam lebih lama dan ... Ah tapi tidak, aku bukan pria brengsek yang memaksakan kehendaknya pada wanita yang dia cintai walau sudah menjadi istriku.

Sebentar! Apa aku mengatakan bahwa aku mulai mencintai Cika. Gadis kecilku adik manjaku yang sekarang menjadi istriku itu. Benarkah? Apa iya karena ciuman itu? Atau apa? Ini bukanlah ciuman pertama milikku tapi ini seperti yang pertama dan sungguh membuat otakku tidak bisa bekerja normal  jika membayangkannya kembali.

"Apaan sih lo, bikin kaget aja, jantungan gue!" Kesalku

"Dih, sensitif banget, lagi PMS lo?" Tanya Seno asal dengan senyum jahilya yang menurutku itu menjijikkan. Mungkin jika aku wanita aku akan terpesosa, mungkin saja. Tapi aku seorang pria normal yang masih menginginkan Cika.

"Ada apa lo. Pagi pagi gini? Gue mau balik" kataku sambil membereskan barang-barangku ke dalam tas.

"Udah denger lo? Abhi udah balik dari acara kemanusiannya, terus temen - temen mau menyambutnya" jelas Seno

"Ngerayain gitu? Party?" Kataku

"Ya gitu deh, di cafe sebelah, nanti jam 8. Semua orang datang yang tidak bertugas malam ini, termasuk istri lo" Seno berbisik di bagian akhir kalimatnya kemudian dia pergi

Awalnya aku malas sekali untuk datang. Aku tidak terlalu suka dengan Abhi yang playboy itu sementara aku juga tidak terlalu nyaman dengan pesta - pesta macam ini. Tapi kalimat terakhir yang di katakan Seno dengan berbisik membuatku membulatkan mataku dan aku harus datang jika Cika hadir dalam acara itu.

Aku bergegas untuk ke besement menuju mobilku karena Cika memberiku pesan singkat bahwa dia sudah berada di dalam mobilku.

"Cika maaf lama, tadi masih diajak ngobrol sama si Seno" kataku bergegas sambil memasang seatbelt. Cika tertidur pulas, dia terlihat sangat lelah dan wajah imutnya membuat aku ingin membelainya. Anak rambutnya menghalangi wajah cantiknya, aku menyingkirkannya perlahan dengan sangat hati -hati agar dia tidak terganggu.  Kemudian aku memasangkan seatbelt kepadanya. Saat akan menarik seatbeltnya Cika tiba-tiba bergerak dan wajahnya dekat sekali denganku. Aku merasakan deru nafasnya. Aku kemudian membelai sayang rambutnya. Tak aku sangka dia bangun dan menatapku. Dia diam seperti melihatku dalam mimpinya. Dia meraba wajahku, dia tersenyum kami saling memandang cukup lama. Sampai dia mengecup bibirku samar.

Dia melepaskan ciumannya tersenyum manis sekali padaku.
"Aku bingung dengan perasaanku kak" katanya dengan suara parau khas orang baru bangun. Kemudian aku memberanikan diri untuk melumat bibirnya.

Cika pun tidur lagi. Aku melajukan mobilku menuju rumah kami, sepanjang perjalanan Cika hanya tidur dan tidak bangun sekalipun. Mungkin dia akan merasa jika kejadian tadi adalah mimpi buatnya. Jika dia sadar tadi mungkin dia akan merasa malu dan kami berada dalam hubungan yang canggung.

•••

WE GOT MARRIEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang