{14} CEMBURU ?

3.4K 138 2
                                    

Anan belum juga pulang saat waktu menunjukkan jam 11 malam. Dan Cika masih menunggunya. Dia tidak bisa cuek seperti dulu lagi, bagaimanapun Anan adalah suaminya sekarang walau dia masih belum mengakui sepenuhnya, merubah status kakak-adik menjadi suami-istri itu tidak mudah, ayo mengertilah.

Cika duduk di ranjangnya sudah dengan piyama juga bergulung selimut di bagian kakinya sambil membaca sebuah novel romntis. Sesekali dia melihat jam di atas nakas dekat dengannya kemudian menghela nafas melihat pintu kamar yang dia tidak tutup rapat itu. 10 menit, 15 menit, 30menit, 1 jam Anan belum juga datang. Haruskah dia menelphonenya sekarang? Itulah pertanyaan yang berkecamuk di kepalanya, setelah memikirkannya Cika memutuskan untuk menelphone suaminya.

ANAN POV
Aku berjalan menuju kamar dengan rasa lelah yang menjalar di seluruh tubuhku, bagaimana tidak, begitu banyak jadwal oprasi yang harus aku lakoni hari ini. Tiba-tiba ponselku bergetar di dalam saku celana.

"Ah jangan sekarang" gumamku lelah

Aku membulatkan mata saat nama Cika tertera di layar ponselku. Aku melihat keatas ke arah pintu kamar yang pintunya masih terbuka itu dan lampunya masih menyala, aku melihat lagi ke layar ponselku dan benar itu Cika. Aku tersenyum tipis kemudian menjawab panggilannya di telp.

"Halo, kak ..."

"Iya"

"Masih di RS? Ini sudah larut, bukannya jam 9 sudah selesai ya?"

Aku kembali tersenyum mendengar suaranya itu dan kalimatnya yang sudah benar-benar seperti istri yang sedang mengomeli suaminya

"Iya udah selesai"

"Terus, kenapa belum pulang? Ini udah tengah malam kak!?"

"Iya bentar lagi"

"Ih, jangan pulang aja sekalian, tidur sana di RS"

"Ini ..."

Aku belum sempat menjawab, dia sudah memutuskan sambungannya secara sepihak. Baiklah itu baik saat dia mulai merundukanku, dan aku harap dia merindukanku suaminya bukan kakaknya.

"Apa - apaan, dia buat gue nunggu malah masih di RS padahal suaranya santai gitu. Sekalipun ada yang penting banget masa sih gak bisa ngabarin gue gitu. Gak niat pasti"

Dia mengomel saja tetap cute bukan? Istriku. Aku masih menikmati wajah kesalnya saat dia berdiri dekat jendela sambil meminum airnya. Aku mendekatinya kemudian memeluknya dari belakang setelah dia meletakkan gelasnya lagi di meja.

"Ehmm, udah ngomelnya?" Aku menopang dagu di bahunya memeluknya dan memejamkan mataku. Cika nampak terkesyab dengan kehadiranku terlebih apa yang aku lakukan sekarang

"Kak! Kapan kakak pulang?" Katany dengan cukup gugup, jelas sekali. Dia berusaha melepaskan kungkunganku. Tentu saja tidak aku biarkan

"Bentar, bentar aja Cik" kataku masih dengan posisi tadi, aku menghirup wangi rambutnya. Sungguh ini benar-benar menenangkan seperti aroma therapy buatku. Cika mengikuti mauku dan dia tetap diam mematung.

"A..aku siapin air hangat ya? Kakak udah makan? Aku panasin makanan dulu." Katanya sambil berusaha membalikkan tubuhnya dan aku biarkan.

"Mandi aja, udah makan tadi di RS" kataku menatapnya dan dengan cepat dia mengangguk kemudian bergegas ke kamar mandi menyiapkan air hangat buatku.

Cika melakukan perannya sebagai istri lagi. Setelah dia belajar menyiapkan sarapan, makan siang, juga makan malam. Mencuci pakaian ku bahkan dalaman ku, dia tidak canggung lagi. Dan sekarang dia menyiapkan air hangat untuk aku mandi. Setelah ini dia akan menyiapkan diri untuk memberikan segalanya.

WE GOT MARRIEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang