{16} First Kiss 💋

4.2K 151 2
                                    

Cika berada di dapur sedang sangat sibuk dengan bahan masakannya itu. Semenjak menikah dia menjadi suka memasak untuk suaminya. Apalagi pagi ini mertua dan ayahnya berkumpul bersama untuk sarapan. Dengan semangat membara Cika menyiapkan sarapan, sementara mereka semua sedang asik memgobrol dan sesekali Anan mencoba membantu Cika tapi dia justru menolak dan meminta Anan menemani orang tua mereka. Anan menyerah kemudian menuju ruang tengah dan bercengkrama disna.

"Gimana Nan?" Tanya mamanya dengan hentakan dagunya

"Gimana apanya ma?" Tanya Anan dengan wajah bingung

"Gitu aja gak ngerti sih, gimana rasanya?" Mamanya semakin mencondongkan badannya dan mengerlingkan matanya jahil

"Duh mama, yang jelas dong kalau tanya, ih" sahut Anan santai

"Malam pertamanya gimana? Kamu udah isiin istri kamu belum?" Kini giliran papa Anan yang angkat suara.

"Jangan dianggurin lama - lama anak Papa Nan, awas kamu!" Timpal Papa mertuanya juga

Mereka bertiga membidik wajah Anan dengan tatapan menuntut jawaban dan kepastian. Anan tersudut dia susah menelan ludahnya sendiri. "Aah bagaimana aku akan menghadapi ini" gumamnya dalam hati.

"Iya nanti ya ma, pa, nanti jug ..." Kalimat Anan dipotong oleh instrupsi Mama Anan "ih jangan bilang kalian belum itu ya. Yaampun Nan, kamu gagah perkasa gini kok malahan belum apa - apain istri kamu" kata mamanya penuh emosional.

"Iya Nan, langsung aja lah!" Kini giliran Papanya yang penuh penekanan.

"Iya masasih perlu diajarin lagi?" Tidak mau kalah, Papa Cika ikut -ikutan membuat Anan pusing.

"Makanannya udah siap. Kita sarapan dulu yuk" ajak Cika yang tiba - tiba datang.

Anan terkesyab melihat Cika, dan merasa gugup. semoga Cika tidak mendengar apapun - bhatinnya

Mereka makan dengan suasana yang hangat, bercengkrama kemudian Papa Anan mengatakan sesuatu yang membuat Cika kaget.

"Sayang, Papa Akan menetap di Bandung. Jadi kamu baik - baik disini ya" kata Papa Cika. Sementara Cika sungguh kaget dengan keputusan Papanya itu.

"Kenapa pa? Mendadak sekali. Papa mau ninggalin Cika?" Kata Cika hampir menangis

"Hai, kamu sudah menikah nak, sudah punya suami. Suamimu akan menjagamu sekarang" Papa Cika menenangka putrinya itu.

"Papa sangat merindukan Mamamu, Papa akan disana hingga Mama meminta Papa untuk menemuinya." Pandangan Papa Cika menerawang sekarang seperti menahan buliran air matanya yang akan jatuh.

"Kan masih ada kami sayang" sahut Mama mertuanya sekarang menenangkan putri kecilnya itu.

Anan hanya menggenggam tangan Cika yang duduk disebelahnya seperti ingin mengatakan yang dia rasakan padanya, aku ada selalu buatmu sayang . Cika mengerti, mencoba menerima situasi ini dan dia kemudian mengikhlaskan keputusan Papanya.

ANAN POV
Aku tau Cika pasti sangat sedih, Papanya yang selama ini menemaninya menjadi temannya saat aku tidak ada disisinya memutuskan untuk tinggal jauh darinya. Melihatnya mengurung diri dikamar membuatku juga merasakan apa yang sedang dia alami.

"Cika, Cika mau makan apa? Tadi siang Cika juga gak makan kan?" Aku mendekatinya yang duduk di senderan ranjang. Dia menggeleng dan mengatakan jika dia sedang tidak lapar dan tidak ingin makan.

"Nanti Cika sakit" kataku membelai rambut panjangnya.

"Papa ninggalin Cika, nanti siapa lagi" katanya dengan gemetar

"Sayang, jangan ngomong gitu, Papa masih sehat, beliau masih baik - baik saja, kita bisa mengunjunginya kan?" Kataku setelah menarik tubuhnya dan memeluknya dengan hangat

WE GOT MARRIEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang