Part 14

18 2 1
                                    

Setelah kemarin akhirnya hubunganku dengan Angga berakhir. Aku pun mulai merelakan kepergiannya. Untungnya saja, masa-masa yang kulewati untuk merelakannya, tak seberat seperti yang lainnya.

Hari ini, agendaku di hari libur ini, belajar bersama dengan Nima dan Lia. Kemarin kami sudah sepakat untuk untuk belajar bersama di rumahku.

Reyna : Lo g usah dtg k rmh ya

Ku kirim pesan pada Sean melalui roomchat ku dengannya. Aku bangkit dari dudukku di atas kasur. Bersegara turun ke bawah untuk menunggu kedatangan Lia dan Nima.

Baru saja aku membuka pintu kamarku, dan...

"Telat."

Sean sudah di depan pintu kamarku. Bersedekap dan bersender di samping tembok. Aku yang menemukannya berada di depan pintu kamar, sedikit terkejut. Dan memutar bola mataku malas mendengar ucapan Sean.

"Temen-temen gw pengen dateng." Ucapku melangkah menuju ke lantai bawah.

"Terus apa urusannya ama gw?" Jawab Sean mengikuti langkahku.

"Nanti lo kena tanya ama mereka. Kuping lo bisa copot tau gak."

"Jahat lo sama temen. Emangnya suara temen lo sejelek apa sih sampe bisa buat kuping gw copot?"

Baru saja aku ingin menjawab pertanyaan Sean, suara salam dengan teriakan terdengar. Siapa lagi kalau bukan suara Lia.

Aku tersenyum simpul ke arah Sean yang sedang menutup kedua telinganya dengan tangan. "Ngeyel sihh lo. Gw bilang juga apa."

Aku tak memperdulikan Sean lagi. Kakiku berjalan menuju ruang tamu dan menyambut kedatangan Lia serta Nima. Mereka yang memang sahabatku dari kelas X, yang sudah terbiasa datang ke rumahku, langsung masuk ke ruang tamu dan duduk santai di atas sofa.

Aku yang melihat tingkah mereka, terutama tingkah Lia yang suka gerasak-gerusuk, memutar bola mataku malas. Dan kulihat Sean berdiri di dekat tangga yang bersebelahan dengan ruang tamu sambil menatap bingung kedua sahabatku itu.

Tak memperdulikan Sean, aku menghampiri Lia dan Nima. Mengambil toples kue di atas meja. Memangkunya dan mulai makan kuenya.

Lia dan Nima masih tidak sadar akan kehadiran Sean. Mereka asik mengambil kue-kue yang ada di atas meja tamu. Hingga Sean melangkah dan duduk di sampingku.

Kegiatan Lia dan Nima yang asik mengambil kue-kue tadi terhenti. Mata mereka terkejut melihat Sean yang duduk di sampingku.

"Fuck!" Umpat Lia pelan, tapi masih bisa terdengar oleh tiga pasang kuping di ruangan ini. Aku, Nima dan Sean.

"Lebay lo, Li." Nima yang keterkejutannya sudah hilang, kembali fokus memasukan kue-kue yang tadi ia ambil ke dalam mulutnya.

"Lo selingkuh apa ya, Rey? Khianatin Angga lo. Parah." Ujar Nima masih asik dengan kuenya.

Aku yang mendengar ucapan Nima, menanggapinya dengan santai. "Dia aja sahabat gw. Just sahabat." Ucapku dengan penekan pada di akhir kalimat.

Lagi-lagi Lia menatap penuh arti ke arahku dan Sean. Dia mulai bangkit dari duduknya dan berpindah duduk di sampingku.

"Cuma sahabat kan, Rey? Kalo gitu, kenalin gw lah." Bisik Lia di sampingku.

Aku hanya mengangkat kedua bahuku pada Lia.

"Hai, kenalin nama gw Lia. Pelita Indah Lia. Nama lo siapa? Kelas berapa? Lo sejak kapan sahabatan sama Reyna? Lo sebatas sahabat kan? Gak lebih gak kurang kan? Lo mau kan jadi temen gw? Eh enggak, sahabat maksud gw. Mau kan, mau? Pleasee, gw juga pengen ngerasain punya sahabat cowok. Mau kan?"

Sincero ✓Where stories live. Discover now