10

192 16 0
                                    

September 2014

Beberapa detik yang lalu setelah bel istirahat berbunyi, beberapa siswa berhamburan keluar kelas dengan tujuan yang berbeda - beda. Bara masih sibuk mencatat materi yang Bu Bano tulis di papan sebelum jam pelajaran usai.

Billy melirik Bara melalui sudut matanya "Bar, kantin yuk?"

"Hm"

"Gue juga laper" sahut Satria

"Udah gue foto materinya, ntar dilanjut lagi" ujar Sakti yang sudah berdiri di samping meja Bara

Bara melihat ke papan tulis, membaca beberapa kalimat kemudian menyalinnya di buku catatan miliknya "Nanggung, dikit lagi"

Billy menaruh ponselnya di atas meja "Yaelah, gue duluan ya"

Bara mengangguk. Sepeninggal Billy, Sakti, dan Satria. Kini tinggal Bara yang tersisa di kelas. Catatannya sudah lengkap sekarang, namun perutnya belum juga menunjukkan tanda-tanda kelaparan. Bara melihat keluar pintu kelasnya, lalu beralih melihat sekitarnya, dan berakhir memandangi ponselnya. Bara memutuskan untuk tetap tinggal di kelas saja.

'Selamat pagi. Diberitahukan kepada seluruh siswa kelas 7 yang mengikuti ekstrakurikuler basket, dan yang ingin mengikuti ekstrakulikuler sepak bola, bulu tangkis, dan OSIS harap berkumpul di aula besar sekarang juga. Sekali lagi, diberitahukan kepada seluruh siswa kelas 7 yang mengikuti ekstrakurikuler basket, dan yang ingin mengikuti ekstrakurikuler sepak bola, bulu tangkis, dan OSIS harap berkumpul di aula besar sekarang juga. Terimakasih'

Setelah pengeras suara dimatikan, tanpa pikir panjang Bara segera bangkit dari duduknya. Melangkah lebar menuju aula besar.

"Bara! Tunggu" panggil Billy membuat Bara memutar tubuhnya

"Lo mau ke aula ya?" tanya Billy

"Iya. Lo juga?"

Billy mengangguk "Tadi gue mau ke kelas dulu ngajakin lo, eh kebetulan pas lo keluar"

Mereka berjalan berdampingan dengan posisi lengan Billy menggantung di bahu Bara.

"Lo mau kumpul basket?"

Billy tampak berpikir "Salah satunya, tapi gue juga pengen ikutan sepak bola sama bulu tangkis. Tadinya mau ikutan OSIS juga, tapi gue pikir - pikir males juga ikut organisasi, ribet" setelahnya terdengar kekehan kecil dari mulut Billy "Kalau lo, lo mau ikut apa?"

Sejenak Bara berpikir. Bara sudah berjanji, itu artinya Bara harus menepati janjinya jika dirinya memang laki - laki sejati. Bara sudah memulainya sampai titik ini, satu pengorbanan lagi tidak akan berpengaruh apa-apa untuknya. Lagi pula keinginannya dulu, sekarang, dan nanti, sudah bukan lagi prioritas baginya.

"Gue daftar OSIS" jawabnya

Sesuai dugaan Bara, Billy terkejut mendengar kalimat yang baru saja terlontar dari mulutnya "Hah? Gue gak salah dengar? Lo mau ikut OSIS? Katanya lo gak suka disuruh - suruh? Lah apa kabar OSIS?"

"OSIS gak selalu disuruh-suruh kok"

"Dengerin gue" Billy mendadak menghentikan langkahnya "Nih gue kasih tau ya. OSIS itu udah kaya pembantunya sekolah tau gak lo. OSIS tuh kepanjangannya Orang Suruhan Intra Sekolah"

Tawa Bara pecah bukan karena imajinasi Billy yang mengarang bebas kepanjangan OSIS, melainkan karena ekspresi wajah Billy yang absurd berhasil membuat Bara tidak sanggup menahan tawanya. "Ngaco tau gak lo! Lagian nih ya, kalau gue ketuanya siapa yang berani nyuruh gue?

"Maksud lo?"

"Gue tau otak lo emang gak ada hikmahnya buat mikir" timpal Bara dengan wajah songongnya berjalan mendahului Billy

"Kampret" Billy berusaha mensejajarkan langkahnya "Maksud lo, lo bakal jadi ketua OSIS?"

Bara mengedikkan bahunya dengan ekspresi wajah yang menurut Billy menyebalkan "Itu muka minta di amplas ya? Kesel gue"

"Eh bentar. Tapi kalau lo jadi ketua tetep aja lo bakal disuruh - suruh sama pembina OSIS gak gitu guru kesiswaan"

"Billy Hendrawan, kembaran gue yang mukanya masih gantengan lo dikit, gue banyak. Gini ya, meskipun lo gak ikut OSIS lo bakal tetep di suruh - suruh sama guru, karena lo statusnya sekolah disini, jadi guru bebas dan punya wewenang buat nyuruh lo. Kalaupun lo gak sekolah, dirumah lo pasti bakal disuruh-suruh sama Mama. Nah kalau lo alergi disuruh, pilihannya cuma satu. Hidup di hutan, mau lo?"

Billy menggaruk keningnya mencerna ucapan Bara "Lah terus kenapa lo gak ikut eskul basket kalau ujungnya tetep bakal disuruh - suruh? Atau sepak bola? Bulu tangkis? Setahu gue, lo suka olahraga. Dan lagi, lo juga lebih jago dari gue"

"Karena gue gak minat. Sama kaya yang lo bilang, gue jago kan? Gue suka olahraga? Itu artinya gue udah gak perlu bimbingan, gue bisa ngelakuin kapanpun gue mau. Jadi buat apa gue ikut? That's the answer"

"Ini orang lama - lama congkak juga ya. Nyesel gue muji.... Eh tapi.. hm terus alasan lo ikut OSIS apa?" tanya Billy lagi

"Ya karena gue gak bisa selalu berorganisasi disetiap tempat dan waktu yang gue mau. Gue juga mau coba hal baru yang belum pernah gue lakuin sebelumnya. Gue mau belajar berorganisasi, dan menurut gue organisasi itu penting"

"Lo lebih cocok jadi guru BP daripada ketua OSIS"

Bara tertawa seraya merangkul leher Billy mengurungnya dengan satu lengan, membuat Billy mengaduh sedikit tercekik "Nanti kalau gue jadi ketua OSIS, gue janji bakal traktir lo es tehnya Mbak Siti. Keren gak tawaran gue" Bara mengedipkan sebelah matanya sebanyak tiga kali

"Es teh doang mana kenyang, gak"

"Bersyukur kek, masih mending es teh, mau lo gue traktir air akoa doang?"

Sontak Billy menengadahkan tangannya tinggi - tinggi "Alhamdulillah Ya Allah, terimakasih karena telah memberikan hamba, seorang saudara yang sangat budiman dan dermawan. Aamiin"

Bara tersenyum lembut sambil menepuk puncak kepala Billy beberapa kali "Emh pinter anak mamah"

*****
Semoga sukaa 😚 jangan lupa tinggalkan jejak 😘😘😘 lov yuu 💕💕

Abang yang sangat mengayomi adiknya #theperfectsibling #TPS (Tempat Pengisian Suara) 😂😂😖 nah loh mendadak politik 😪

Abang yang sangat mengayomi adiknya #theperfectsibling #TPS (Tempat Pengisian Suara) 😂😂😖 nah loh mendadak politik  😪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

RASVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang