"Yang ikhlas," sahut Fathan sambil melipat tangannya di dada.

Teman teman Bella hanya bisa melihat Bella. Masih untung mereka tidak kena dampaknya juga.

"Maaf ndra," ucap Bella lagi.

"Iya kak. Sekarang lo berdiri aja kak, ngga pantes lo ngelakuin ini,"  balas Andra sambil membantu Bella berdiri.

Fathan turun dan langsung menggandeng Andra,
"Urusan kita udah selesai sama dia. Dan dia juga pantes ngelakuin hal kaya tadi sama kamu."

Bella menatap kepergian mereka dengan kesal. Jika ia berani dengan Fathan, dan Fathan bukan teman Varo, sejak tadi pasti ia sudah menghabisi Andra.

Fathan dan Andra turun. Mereka berdua langsung membuat semuanya terkejut.

"Loh than," ucap semua teman Fathan.

"Hm," balas Fathan ketus.

"Ndra lo gapapa?" tanya Rosa yang langsung menghampiri Andra.

"Gapapa, cuma agak perih aja pipi gue," jawab Andra.

"Kita ke kantin sekarang ndra," ucap Fathan tiba tiba.

"Wihh ngapain ke kantin? Mau makan makan ya?" sahut Budi.

"Kaya ada yang ngomong," jawab Fathan sambil celingak celinguk.

"Biarin than. Biasa, kalo sekolah udah sepi gini makhluk astralnya suka muncul," tambah Satya.

"Lupa ngga dikasih sajen jadi gitu," sambung Wahyu.

"Hah serius? Serem ngga setannya? Ya allah jangan gitu dong, gue takut," balas Budi tanpa dosa.

"Udah lah, tinggalin aja. Nanti juga dia bertemu dengan teman temannya," ucap Dave.

"Gue ngga ikut ya, mau ngomong dulu sama cewe gue," kata Varo diangguki semuanya.

Mereka semua ke kantin, Fathan bermaksud membeli es batu untuk meredakan rasa perih bekas tamparan Bella tadi.

"Kamu duduk disini dulu," suruh Fathan.

"Kamu mau ngapain?" tanya Andra.

Fathan tidak menjawab, ia justru terus berjalan menuju kantin es bob.

"Bob, beli es batu sebungkus," panggil Fathan.

"Eh, bang Than. Gausah beli, nih bob kasih aja gratis," balas Bob sambil mengambil sekantung plastik kecil es batu.

Fathan menerimanya,
"Thanks bob."

"Santai," jawab Bob.

Fathan kembali lagi duduk di sebelah Andra. Ia menyodorkan es batu itu.

"Kompres dulu pipi kamu."

"Hah?" tanya Andra bingung.

Fathan menghela nafas. Lalu ia mengusap pipi Andra dan menyingkirkan rambut yang ada di sekitar pipi Andra.

Perlahan Fathan menempelkan es batu itu, Andra meringis perih.

My Bad Boy Senior [TELAH TERBIT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora