20

4K 163 1
                                    

"Hiks hiks" seorang wanita menangis sesenggukan di tengah gelapnya malam.

"Kemana semua orang,kenapa aku di tinggal sendiri di sini hiks hiks" wanita itu benar-benar ketakutan,dia ingin pergi dari sana tapi dia sangat takut dengan kegelapan dan dia juga tidak punya senter untuk bisa melihat jalan.

"Kenapa harus mati lampu sih" lirihnya dengan tubuh yang gemetar menahan takut,dia memeluk kedua kakinya sambil berharap ada seseorang yang akan datang.

"Ya allah tolong aku ya allah,aku sangat takut, tolong kirim malaikat kemari" batinnya bersuara.

"Ayana" seseorang memeluk tubuh ringkih ayana yang gemetar hebat karena menahan takut.

"Kamu baik-baik aja kan" tanyanya tapi ayana malah berontak dan menjerit histeris.

"Ah lepaskan aku jangan bunuh aku, ku mohon lepaskan aku,ah ayah tolong aku" jerit ayana sambil menjambak rambutnya sendiri.

"Hei ayana sadar,ini aku hanz ayana" hanz memegangi tangan ayana agar berhenti berontak.

"Ah ayah ayah" jerit ayana lagi, otaknya kini berputar mengingat kembali kejadian beberapa tahun silam yang membuatnya selalu takut.

"Ayana" hanz memeluk ayana erat membuat ayana berhenti berontak hingga akhirnya lampu menyala.

"Hanz" lirih ayana sambil memeluk ayana erat tapi tubuhnya masih gemetar hebat.

"Kenapa kau meninggalkan aku sendiri hiks hiks,aku takut aku takut" lirih ayana,hanz sangat merasa bersalah tadi saat lampu mati hanz keluar untuk mencari senter atau lilin karena tadi ayana masih tidur.

"Maafkan aku,aku janji tidak akan meninggalkan mu sendiri lagi" hanz semakin tidak mengerti dengan hal yang terjadi pada ayana.

"Ya sudah sekarang kamu tidur lagi" ayana memegang lengan hanz yang akan beranjak pergi.

"Temani aku tidur di sini" rengek ayana manja,dengan senang hati hanz mengangguk dan naik ke atas ranjang yang di duduki ayana.

"Ayo kita tidur" hanz menepuk tangannya agar ayana tidur di sebelahnya dan tangan hanz di pakai sebagai bantalnya. Hanz memeluk pinggang ayana erat sedangkan ayana menyenderkan kepalanya di dada bidang hanz. Hanz menegang saat tiba-tiba ayana mengelus-elus perutnya yang sixpack.

"Shit apa yang dia lakukan,dia sudah membuatku menegang seperti ini" hanz sangat ingin menarik baju piama ayana dan menerkamnya dengan buas tapi dia tidak melakukan itu karena ingin menjaga kesucian ayana yang sudah ia dan akenzi jaga selama ini,dia tidak ingin menghancurkan kepercayaan yang di berikan akenzi padanya untuk menjaga ayana.

"Ah kenapa aku tidak bisa tidur" ayana melepaskan pelukannya pada hanz dan sedikit menjauhkan dirinya dari hanz agar bisa menatap hanz,ayana mengelus pipi hanz yang putih mulus dengan manja yang semakin membuat hanz tersiksa.

"Wah kalau di lihat dari dekat seperti ini ayang ternyata lebih tampan dari kakak" ayana menggigit biwir bawahnya karena menahan senyum melihat wajah hanz yang pucat dan hal itu semakin membuat hanz bergairah.

Hanz menarik tengkuk ayana dan menciumnya dengan rakus,awalnya ayana sedikit berontak tapi lama kelamaan dia juga terbawa dengan ciuman hanz yang memabukkan.

"Persetan dengan si akenzi itu" ucap hanz di sela ciumannya,dia membuka kancing piama bagian atas ayana dan beralih menindih tubuh ayana.

"Kau sudah membangunkan singa yang tertidur ayana" ucap hanz dengan seringai iblisnya.

"Tapi..." belum selesai ayana bicara, hanz sudah memanggut kembali bibir ayana,ayana memukul-mukul bahu hanz agar melepaskan ciumannya tapi hanz malah memegang tangan ayana dengan satu tangannya dan satu tangannya lagi ia gunakan untuk menekan tengkuk ayana.

"Mmmpph" suara lenguhan ayana semakin membuat hanz bergairah.

"Hanz aku tidak bisa bernafas" ucap ayana saat dia berhasil mendorong tubuh hanz,napasnya memburu begitu juga dengan hanz.

"Kau mau membunuh ku ya,itu menjijikkan tau" hanz tersenyum bahagia kemudian dia mengusap air liurnya yang ada di bibir ayana.

"Kau itu sangat manis,ahh aku bahagia hari ini" hanz menjatuhkan kembali tubuhnya di sebelah ayana.

"Hanz lihat darahku naik" hanz kembali bangkit saat melihat infus ayana dan membenarkannya kembali.

"Kau ini seorang dokter bedah tapi kenapa kau takut sekali melihat darah mu sendiri" ledek hanz melihat ayana yang sembunyi di balik selimut.

"Aku juga tidak tau" gerutu ayana.
"Ya sudah kamu tidur lagi saja,aku mau ke toilet dulu"

"Jangan lama-lama aku takut" hanz mencubit hidung mancung ayana gemas

"Aku janji"

Love A Crazy DoctorWhere stories live. Discover now