19

4.2K 173 1
                                    

Perlahan ayana membuka matanya, dia memegang kepalanya yang terasa berat.

"Di mana ini" ayana tau kalau ini bukan kamarnya,ayana mengedarkan pandangannya dan melihat hanz yang sedang tidur di sofa.

"Aku di rumah sakit,tapi kenapa, bukankah kemarin adalah hari pertunangan ku,ah" ayana memegang kepalanya yang semakin terasa sakit,dia ingin mengingat apa yang terjadi tapi sepertinya otaknya tak mengijinkan hal itu.

"Ayana" hanz yang menyadari ayana sudah sadar dan merasakan kesakitan langsung panik dan menghampiri ayana.

"Kamu udah sadar" ayana merasa tenang melihat tatapan lembut yang di berikan han,bukan tatapan dingin seperti biasanya.

"Kepala aku sakit ayang" ayana kembali memegang kepalanya yang kembali terasa sakit.

"Udah jangan di pegang mulu, sekarang kamu tidur dulu,aku mau panggil dokter" ayana hanya mengangguk,lalu matanya menangkap kalender yang tergantung di dinding.

"Tanggal 25 maret,bukankah tanggal pertunangan ku adalah tanggal 23 maret,berarti sudah dua hari aku ada di sini"

Hanz masuk ke ruang perawatan bersama seorang dokter dan dua orang suster yang menangani ayana.

"Wah dokter ayana sudah bangun ya" ucap dokter deri yang juga merupakan teman ayana. Dokter deri mulai memeriksa ayana tapi ayana hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun yang membuat hanz khawatir. Setelah dokter deri selesai memeriksa ayana dan mereka keluar, hanz baru mendekati ayana.

"Kenapa kau diam saja hmm" tanya hanz dengan tatapan lembutnya, tapi ayana masih setia dengan sikap diamnya.

"Hei jangan diam begini,jangan buat aku khawatir,katakan sesuatu" ayana mendongakan wajahnya menatap hanz sendu.

"Maafkan aku" ayana langsung memeluk hanz erat yang membuat hanz semakin bingung,apalagi sekarang ayana malah nangis sesenggukan di pelukan hanz.

"Hei ku mohon jangan menangis seperti ini,lihat aku" hanz memegang wajah ayana,menatapnya dengan lembut dan dengan penuh cinta dan kasih sayang seketika ayana langsung menghentikan tangisnya.

"Katakan padaku,apa yang kau pikirkan dan ku mohon jangan menangis kau membuatku takut"  ayana melihat jari manisnya,dia tersenyum saat melihat cincin yang tersemat di sana,itu artinya pertunangannya bukanlah mimpi. Hanz mengacak rambutnya frustasi melihat tingkah laku ayana yang tadi dia menangis dan sekarang malah tersenyum bahagia.

"Ku mohon katakan sesuatu ayana" pinta hanz lagi.

"Berapa hari aku ada di rumah sakit dan kenapa aku bisa masuk rumah sakit" lidah hanz seperti kelu mendengar pertanyaan ayana, dia bingung harus menjawab apa, apalagi sekarang akenzi sedang pergi keluar karena katanya ada urusan.

"Dari tadi ayang mengoceh minta aku bicara tapi sekarang malah ayang yang diam" ayana memegang cincin yang ia pakai,kemudian menatap hanz intens.

"Jawab ayang kalau tidak aku akan keluar dari sekarang juga" ancam ayana siap melepaskan jarum infus dari tangannya.

"Baiklah,kamu itu pingsan karena kelelahan saat acara pertunangan dan kamu juga sudah dua hari di sini, dokter bilang kamu ini kekurangan cairan jadi kamu pingsannya lama" ayana langsung mengangguk percaya dengan semua ucapan hanz.

"Oh ya lalu aku bertunangan dengan siapa" hanz melotot mendengar pertanyaan ayana,apa-apaan wanita ini sampai pertunangannya saja lupa,

"Kau lihat ini,jadi kau bertunangan dengan siapa" hanz menunjukkan jari manisnya yang juga terdapat cincin yang sama dengan ayana.

"Eh tunggu dulu,kenapa cincin ayang sama dengan ku,apa ayang meniru ku ya" hanz memijat keningnya yang terasa pusing,bagaimana bisa ayana mengatakan hal itu.

"Dengarkan aku,kenapa cincin kita sama itu karena kau bertunangan denganku makannya  cincin kita sama" kini ayana mengangguk mengerti,tersirat kebahagiaan di wajah ayana yang polos yang semakin menambah kecantikannya.

                                        ****
Banyak hal yang terjadi dalam hidup yang kita jalani,ada senang ada juga susah,tapi bagaimana kita menjalankannya agar hidup kita itu tetap berada di zona nyaman. Sama halnya dengan kehidupan yang di jalani yuni,hidupnya berantakan tapi dia tidak pernah menunjukkannya pada orang lain,dia menyembunyikan semuanya dalam diam dan dalam seutas senyum,meski dia ingin berteriak kalau dia itu sakit tapi kemudian dia berfikir kembali kalau semuanya tidak akan kembali baik dengan melakukan itu,dia hanya harus melupakan semuanya agar dia bisa hidup bahagia tanpa bayang-bayang masa lalunya yang kelam.

"Mbak yuni kenapa ngelamun aja sih dari tadi" tanya ayana karena merasa di acuhkan ,sekarang perawat yang mengurus ayana adalah yuni karena ayana memintanya.

"Maaf ya mbak gak fokus rawat kamu" ayana menghela napasnya pelan,dia tau kalau yuni sedang ada masalah tapi kenapa yuni tidak mau mengatakannya,kenapa dia lebih memilih diam,apa dia sudah tidak menganggap ayana sebagai temannya lagi.

"Sepertinya yang harus di rawat di sini tuh bukan aku deh tapi mbak" kesal ayana sambil melempar tissue ke sembarang arah dan parahnya tissue itu mendarat di wajah akenzi yang baru datang dari arah pintu.

"Eh maaf kak,nggak sengaja" ayana malah cengengesan mendapat pelototan tajam dari akenzi.

"Yun kamu boleh istirahat sekarang, biar aku yang ngurus ayana,lagian kayaknya kamu juga lagi kurang sehat" yuni berjalan ke arah ranjang ayana dan mencium kening ayana sekilas.

"Mbak keluar dulu ya,cepet sehat ya biar kita bisa pergi bareng lagi" ucap yuni,ayana dapat melihat tatapan sendu yuni.

Love A Crazy DoctorWhere stories live. Discover now