2

6.5K 286 4
                                    

3 bulan sudah ayana bekerja sebagai dokter bedah di rumah sakit DIAMOND GROUP, dan dia sangat bersyukur karena orang yang ia tabrak tiga bula yang lalu tidak pernah menghubunginya sama sekali, ya meskipun dia harus kehilangan kartu sim dan motornya tapi itu tidak sebanding jika dia harus mengganti rugi mobilnya.

"Maaf dokter ayana,sekarang jadwal anda untuk melakukan operasi" ucap seorang suster asisten ayana selama ini.
"Iya makasih mbak yuni selalu ngingetin aku" ucap ayana,dia sangat bersyukur karena memiliki asisten suster seperti yuni yang sudah seperti kakaknya sendiri.

"Itu kan udah tanggung jawab mbak dokter" ayana sedikit kesal karena yuni selalu memanggilnya dengan sebutan dokter yang menurutnya terlalu formal.

Ayana masuk ke ruang operasi,dia sudah lengkap dengan seragam operasinya,dia memang sudah mendapatkan jatah operasi karena kerjanya yang sangat memuaskan,dan meski baru tiga bulan tapi dia sudah seperti dokter senior saat dia melakukan operasi.

Ayana memegang lehernya yang terasa pegal karena dia terlalu lama memegang pisau operasi,selama 6 jam ini dia habiskan di ruang operasi. Matanya terasa berat karena kesibukannya selama beberapa hari ini.

"Dokter ayana" panggil seseorang.
"Eh iya ada apa mbak yuni manggil saya" yuni tersenyum hangat dan memberikan amplop kepada ayana.

"Ini apa mbak" tanya ayana heran.
"Itu gaji kamu,tadi mbak yang mengambilnya karena kamu masih sibuk operasi" jelas yuni.

"Makasih ya mbak,mbak tuh baik banget tau gak" ucap ayana sambil memeluk yuni erat.

"Mbak mau nanya sama kamu boleh" tanya yuni sambil berjalan bersama menyusuri koridor rumah sakit.

"Nanya apa sih mbak,sampai harus minta izin segala"

"Mbak cuma mau nanya,emang kamu gak punya kartu atm ya,sehingga kamu harus ngambil gaji kamu secara cash" tanya yuni.

"Oh itu,sebenarnya kartu atm saya hilang mbak dan saya belum ada waktu buat bikin yang baru" jawab ayana.

"Oh iya kamu di tugasin sama pak rizal buat nyambut dokter baru besok" ayana mengernyit heran,doter seperti apa yang akan datang sampai-sampai harus di sambut segala.

"Gimana na" tanya yuni,yuni memang akan memanggil nama ayana jika sudah di luar rumah sakit.

"Ok deh mbak,lagian besok saya juga luang" jawab ayana.
"Ya sudah,yu mbak anterin kamu pulang" ajak yuni sambil menyodorkan helm yang ia bawa.

"Eh nggak usah mbak,lagian aku kan udah terlalu sering numpang sama mbak,malu lah" tolak ayana.

"Gak usah gitu lah na,ayo mbak anterin pulang" paksa yuni,dia merasa kasihan pada ayana karena ini sudah larut malam,dan ia yakin pasti akan sulit mencari angkutan umum.

"Ya udah deh mbak kalau gak ngerepotin" ayana menaiki motor yuni dan kini pikiran terus tertuju pada dokter yang harus ia sambut besok,itu berarti dia tidak boleh terlambat datang.

"Na hujan,gimana nih,mau lanjut atau neduh dulu" teriak yuni sambil menutup kepalanya dengan tangan kirinya.

"Mbak ngapain sih nutupin kepala segala pake tangan kan mbak pake helm" mendengar itu yuni langsung menurunkan tangannya.

"Lupa na,oh ya mending kita lanjut aja na kepalang basah" ayana mengangguk lewat kaca spion.

Ayana masuk ke dalam rumahnya yang terbilang mewah dan sangat besar diikuti yuni di belakangnya.

"Ini rumah kamu na" tanya yuni kagum melihat dekorasi rumah ayana yang sangat indah.

"Bukan mbak,rumahnya kak akenzi,kakak aku" sahut ayana sambil menyodorkan handuk pada yuni.

"Mending malam ini mbak nginep di sini aja ya,lagian hujannya belum reda" yuni sedikit berfikir takutnya apartemen yang ia tinggali tidak di kunci.

"Ya udah deh boleh,tapi nanti mbak boleh pinjam baju kamu kan" tanya yuni ragu.
"Iya boleh lah mbak"

"Kamu udah pulang bigi" sapa seorang lelaki sambil menuruni tangga dengan gagahnya

"Eh kak ken,iya nih baru pulang,oh ya kak kenalin nih temen aku di rumah sakit,namanya mbk yuni" akenzi dan yuni saling berjabat tangan.

"Yuni"
"Akenzi"

"Oh ya kak,malem ini mbak yuni bolehkan nginep di sini,tadi mbak yuni kehujanan karena nganterin aku pulang" akenzi mengangguk.

"Lagian kamu kok bisanya cuman ngerepotin orang doang kerjanya" ledek akenzi sambil duduk di meja makan.

"Iih kakak kok ngomong gitu sih" ayana memanyunkan bibirnya.
"Bercanda bigi,ya sudah ayo kita makan,kebetulan hari ini kakak masak banyak,jadi cukup untuk kita berdua" akhirnya mereka makan bersama dengan suasana yang sangat hening.

Ayana memperhatikan tingkah laku akenzi yang dari tadi memandang yuni,yuni memang wanita cantik dan ramah tapi sayang dia sangat pemalu.

"Mbak yuni tau gak semua masakan ini mas akenzi lo yang masak" ucap ayana berusaha mencairkan suasana.

"Oh ya,aku pikir ini masakan pembantu lagian rasanya enak banget" ayana tersenyum jail ke arah akenzi yang langsung dapat pelototan tajam dari akenzi.

"Iya,sebenarnya dia itu memiliki kebiasaan seperti wanita mbak,dia itu suka mengerjakan tugas seorang wanita" goda ayana.

"Itu kakak lakuin karena kamu itu pemalas,kamu selalu bangun siang,jadi terpaksa kakak yang harus menuhi semua kebutuhan kamu,kakak juga harus terpaksa masak buat kamu,dan kamu juga gak pernah nyuci baju,dan itu kakak juga yang lakuin" sembur akenzi kesal karena tingkah ayana.

"Iya ayana cuma bercanda kali kak, ya udah kalian ngobrol berdua dulu aja,aku ada kerjaan yang harus di urus,dan mbak yuni kalau udah ngantuk tinggal naik aja ke atas,pintu pertama itu kamar mbak yuni" pamit ayana yang membuat yuni semakin canggung.

"Mmm kamu udah berapa lama kerja bareng sama bigi" tanya akenzi berusaha menghilangkan rasa canggungnya.
"Mmmm bigi itu"

"Ah bigi itu panggilan kecil ayana" akenzi lupa memberitahu soal itu.

"Oh, aku udah bareng kerja sama dia dari awal dia kerja" jawab yuni.
"Kenapa kamu mau kerja sama dia,padahal dia kan sangat ceroboh,apalagi katanya kamu itu suster senior" akenzi sangat tau kelakuan ayana yang sangat ceroboh.

"Itu dia yang membuat aku mau kerja sama dia,karena kecerobohan dia maka pekerjaanku semakin menarik dan dengan itu juga aku dapat membantunya,jika suster junior yang membantunya maka kemungkinan rumah sakit akan kacau" papar yuni tanpa malu lagi,mengingat bagaimana ayana sudah membuat kekacauan di hari pertamanya kerja,disitulah yuni pertama kali melihat ayana dan mulai tertarik padanya untuk membantunya.

"Dia memang seperti itu,sejak dulu dia selalu di manja dan itu membuatnya sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan,dan saat dia bilang padaku kalau dia ingin sekolah kedokteran asalnya aku tidak setuju karena bagaimana dia melakukannya karena menurut ku dia terlalu ceroboh untuk menjadi seorang dokter,hingga pada akhirnya dia bekerja sendiri untuk mendapatkannya,dia mendaftar sendiri ke tempat kuliahnya dan ternyata dia di terima lewat jalur prestasi dan dia mendapatkan beasiswa" akenzi kembali merasa bersalah karena dulu dia tidak percaya pada adiknya itu.

"Dia memang hebat,dia ceroboh tapi dia sangat pintar dan cepat dalam mempelajari sesuatu" puji yuni

Love A Crazy DoctorWhere stories live. Discover now