4

6K 267 2
                                    

Hanz terbangun dari tidurnya,dia melirik ke sebelah tempat tidurnya dan ternyata ayana sudah tidak ada di sana.

"Kemana wanita itu" hanz melempar selimut yang ia gunakan ke sembarang arah,lalu berjalan ke arah kamar mandi.

"Huaaa" hanz menutup telinganya saat mendengar teriakan ayana dari dalam kamar mandi,dengan cepat hanz menutup kembali pintu kamar mandi,dan tidak beberapa lama ayana keluar dari dalam kamar mandi dengan tatapan marah.

"Kenapa baru satu hari aku bekerja dengan mu,aku sudah mendapat banyak kesialan kenapa hah" teriak ayana kesal,

"Salah sendiri kenapa kamu tidak mengunci pintunya" kata hanz santai sambil duduk di sofa.

"Eh iya iya,jadi ini semua salah ku ya" kata ayana dengan ekspresi malau.

"Bagaimana bisa dia merubah ekspresinya secepat itu" batin hanz.

"Ya sudah aku minta maaf,kalau begitu aku pergi dulu,ada jadwal operasi hari ini" ucap ayana sambil berjalan ke arah pintu keluar.

"Apa kamu akan keluar dengan memakai handuk" ucap hanz dingin sambil berjalan ke arah ayana.

Ayana menepuk jidatnya pelan, bagaimana bisa dia lupa dengan pakaiannya,

"Pakai ini,kalau kamu tidak mau malu" hanz menyerahkan kemeja putih miliknya.

"Tapi masa aku pakai kemeja ini,lagian aku harus memakainya dengan apa" ucap ayana bingung,karena baju yang ia pakai tadi basah karena terjatuh saat hanz tiba-tiba membuka pintu kamar mandi.

"Ya sudah kalau tidak mau,aku juga tidak memaksa" ayana langsung mengambil kemeja itu dan berlari ke arah kamar mandi. Tidak lama dia sudah kembali dengan menggunakan kemejanya,hanz yang melihat itu hanya bengong tak percaya,karena anya terlihat begitu seksi saat mengenakan kemejanya yang kebesaran tapi bawahnya hanya menutupi sampai pahanya saja.

"Aku tidak mungkin kan hanz keluar dengan menggunakan pakaian ini" ucap ayana sambil menari-narik kemeja bagian bawahnya, entah sejak kapan hanz sudah ada di sebelahnya.

"Kau harus di hukum sayang,kau sudah melanggar peraturan" ucap hanz di telinga ayana yang membuat ayana merinding.

"Tapi apa yang sudah aku perbuat" ayana menegang saat hanz tiba-tiba memeluknya dari belakang.

"Hei apa yang kau lakukan hah,huh ya tuhan tolong aku,selama ini tidak pernah ada orang yang memeluk ku selain kakak" hanz tertawa pelan saat mendengar permintaan ayana pada tuhan, dia sangat senang karena dialah yang pertama mencium dan memeluknya selain kakaknya itu.

"Kau pikir aku ini siapa hah,sampai kau ketakutan seperti itu" ayana melepaskan pelukan hanz dan langsung berbalik menghadap hanz.

"Kakak ku bilang jangan pernah berdekatan dengan pria manapun dan jangan pernah mau di sentuh oleh pria manapun,apalagi katanya jangan pernah mau di dekati oleh pria yang wajahnya dingin seperti dirimu karena kata kakak pria seperti dirimu itu jahat dan pemain wanita" ucap ayana polos yang membuat hanz terkekeh mendengarnya.

"Benarkah kakak mu mengatakan itu,sepertinya kakak mu juga seorang pemain wanita" ucap hanz.

"Heh kakak ku itu tidak punya game wanita,lagian memangnya ada game wanita" hanz mengacak rambut ayana gemas dengan segala tingkahnya yang lucu.

"Sudahlah lebih baik kau pulang sekarang,lagian sekarang kau kan kerja denganku dan hari ini aku belum ada pekerjaan" wajah ayana berseri-seri dan lebih parahnya dia langsung jingkrak-jingkrak.

"Wah aku pulang siang,jadi aku bisa berkencan dulu, yeyeyeye" hanz memegang tangan ayana.

"Kau bilang apa" kini wajah hanz sudah mulai kesal hanya dengna mendengar ayana akan berkencan.

"Aku akan berkencan,kakak bilang jika aku pulang siang maka aku harus memasak untuknya dan kita akan makan bersama di kantor kaka" ,hanz tertawa pada dirinya sendiri bagaimana bisa dia merasa kesal hanya dengan itu,lagian kan yang di maksud ayana adalah kakaknya.

"Baiklah biar ku antar"
"Eh tidak perlu" tolak ayana kesal.

"Hmm lagian memangnya berani keluar dengan pakaian itu" ayana melihat dirinya sendiri yang memang terlalu seksi dan akan terlalu memalukan kalau dia pulang dengan baju seperti ini,apalagi jika dia harus naik bis.

"Baiklah" pasrah ayana.

                                      ****
Ayana turun dari mobil hanz dengan menenteng rantang yang ia bawa dari rumah,dan jangan lupa dia juga sudah mengganti pakaiannya.

"Ayo" ajak hanz.
"Eh sayang mau kemana hah,kau tidak boleh ikut" hanz menghentikan langkahnya.
"Memangnya kenapa" tanya hanz marah.

"Kakak itu tidak suka jika aku dengan seorang lelaki,lagian kalau kau ikut nanti makanannya kau habiskan lagi,seperti tadi kau hampir menghabiskan makanan untuk kakak" hanz tertawa mengingat bagaimana tadi dia hampir menghabiskan semua makanan di rumah ayana,entah mengapa dia bisa makan selahap itu.

"Baiklah aku akan pergi,oh ya kakak mu bekerja sebagai apa di perusahaan sebesar ini" tanya hanz sambil melihat gedung yang menjulang tinggi.

"Ok kakak itu direktur utama sekaligus seorang ceo di perusahaan ini,sebenarnya dia itu direktur utama hanya saja ceo nya yang dulu itu sudah kakak pensiunkan karena sudah tua dan sekarang dia sedang mencari yang baru,oh ya mau aku beritahu rahasia besar tentang kakak tidak" hanz hanya mengangguk.

"Dia itu sebenarnya pemilik perusahaan ini" hanz sedikit terkejut mendengar itu,tadi dia juga terkejut saat mendengar jabatan yang di miliki kakaknya ayana. Dan itu berarti dia berhadapan dengan orang yang tidak biasa jika sampai dia menyakiti adiknya karena terlihat kalau kakaknya ayana itu sangat menyayanginya. Jadi dia harus bermain pintar.

"Tapi tunggu,dulu saat dia menabrak mobilku,dia bilang bukan orang kaya dan tidak punya uang untuk mengganti rugi,ah tapi ya sudahlah ini jugakan menguntungkan bagiku" batin hanz.

"Baiklah aku masuk dulu ya dah" ucap ayana smbil melambaikan tangannya.

"Sepertinya aku harus bermain cantik untuk mendapatkan ayana" gumam hanz dengan senyum devil nya.

"Kakak" teriak ayana saat sampai di ruangan akenzi.

"Ya ampun berisik bi" ucap akenzi sambil menutup kedua telinganya dengan tangan.

"Kok kamu kesini sih,emang hari ini kamu gak kerja" tanya akenzi heran,karena ini baru pertama kalinya ayana datang ke kantornya setelah dia bekerja sebagai dokter.

"Ah hari ini,bigi pulang cepat jadi bigi langsung pulang buatin makanan buat kakak,setelah itu bigi langsung ke sini deh di anterin...." ayana tidak melanjutkan ucapan karena jika kakaknya tau dia diantar oleh seorang pria maka tamatlah riwayatnya sebagai seorang dokter,

"Di anterin siapa" tanya akenzi duduk di sebelah ayana.
"Jawab bigi"
"Bigi di anterin sa....sa..sam mbak yuni,kan bigi kerja bareng sama dia" dusta aya.a,ini baru pertama kalinya dia berbohong pada akenzi,dan itu membuat hatinya merasa bersalah.

"Ya sudah mana makanan kakak, sudah lama kakak tidak makan masakan kamu" mereka makan bersama sambil mengobrol seputar pekerjaan mereka berdua

"Oh ya besok kamu libur kan" tanya akenzi

"Iya memangnya kenapa hah" tanya ayana balik,besok dia memang libur,

"Bagaimana kalau besok kita jalan-jalan" ayana menghentikan suapannya dan beranjak dari duduknya,kemudian duduk di pangkuan akenzi.

"Kakak tidak bohong kan" ucap ayana sambil memberikan tatapan tajam,karena akenzi sering membatalkan rencananya dengan alasan ada pekerjaan yang mendadak.

"Kakak janji,besok kita pergi ke tempat yang kamu mau" akenzi mencium puncuk kepala ayana, dia sangat ingin selalu bersama dengan ayana tapi harus bagaimana lagi dia selalu di sibukkan dengan pekerjaannya yang selalu menumpuk.

Love A Crazy DoctorWhere stories live. Discover now