"Oh elo, beb?! Jangan gitu dong.. Mentang-mentang shania milih gue, elo jadi dendaman gini sama my Caniya... "

"Dih.. Apaan? Gih.. Ambil sono!! " ujar Beby yang terlihat malas meladeni saktia. Shania terlihat melirik sinis ke Beby.

"udah ah.. Aku mau jajan!! Yukk... " Shania menarik paksa lengan saktia.
Si saktia noleh ke gue, yang berbicara tanpa suara. Cuma mangap-mangap kayak ikan mujaer.

Gue yang nggak ngerti kode saktia, cuma bisa melongo lalu menyikut Viny yang duduk di samping gue. Viny menoleh ke gue, lalu gue nunjuk pake dagu ke arah saktia yang masih ogah di ajak shania. Dan terjadilah acara tarik-menarik di ujung tangga.

"Shan.. Bentar dulu" saktia melepas genggaman tangan shania, dan kembali menoleh ke arah gue dan viny.

"Kak kinal, ada kagak? " ucap saktia dengan berbisik. Gue cuma geleng masih tidak mengerti apa yang di maksud saktia.

"Beby ada noh, sak. Pinjem dia aja"

Viny berkata dengan santai, lalu bersandar pada bahu shani.

Beby yang nama nya di sebut, mendongak menatap saktia yang terlihat pasrah. Ia bangkit dari duduk nya, lalu menghampiri saktia dan shania yang masih berdiri di dekat tangga.

"Nih, buat jajan... " . Beby menyodorkan uang 150 ribu di depan Shania. Sedangkan Shania masih diam, memandang uang 2 lembar di hadapan nya. Tak lama ia pun mengambil uang yang di beri kan beby, dan langsung menarik saktia.

"Kadang gue malu jadi temen saktia.. " gumam sisil yang sedari tadi diam.
Della yang duduk di samping nya,sedikit meringis saat pandangan nya tak sengaja menatap Beby yang tersenyum bangga.

"Kagak modal banget tuh anak.. " gumam Della,tentu saja kata yang ia lontarkan untuk saktia,sohib nya.

Gue tertawa kecil melihat tampang tengil Beby yang kembali duduk di sofa.

"Gitu Lid, cara nya biar makin di sayang. Jajanin biar kenyang. Walau udah mantan, tetep jadi yang paling indah" ucap Beby sambil menepuk dada nya bangga.

"Sombong loe, jenong!! " ujar gue lalu melempar kulit kacang yang berserakan di atas meja.

"Gue anter shani balik dulu deh, yuk sayang... " Viny mengulurkan tangan dan langsung di sambut Shani, lalu merangkul mesra pinggang shani.

"Weeyy... Di sini banyak yang jomblo!! Jangan riya!! " teriak Lidya.

Viny menoleh lalu menjulurkan lidah, sambil tertawa.

"Gue juga deh balik ke kamar. Dell jadi nginep ga? " kali ini sisil pamit kembali ke kamar nya yang ada di lantai 3 bersama della. Di susul Beby dan juga lidya yang kembali ke kamar masing-masing.

Sedangkan gue, masih duduk anteng di sofa. Gue lirik jam di tangan kiri gue,masih jam 9... Ucap gue dalam hati.
Gue berjalan ke balkon, malam ini kebetulan tidak hujan, dan langit juga lagi cantik. Natap langit, gue jadi inget veranda,dia lagi apa ya?

Gue bersandar di tiang pembatas balkon, lamunan gue, kembali ke pertanyaan veranda. Gue beneran takut, nggak tau mesti gimana sekarang. Perasaan gue ke Veranda, entah bisa di sebut cinta atau bukan. Tapi gue nggak bisa ngelak lagi sama perasaan ini.

"Belum tidur Nal? "

Gue menoleh, ternyata viny. Dia berjalan dan berdiri di samping gue, sama-sama bersandar di tiang pembatas balkon.

"Lagi ada masalah ya? " tanya dia lagi.

Gue tersenyum simpul, lalu menghembuskan nafas kasar melalui mulut.

"Vin, gue mau tanya sesuatu ke elo. Tapi loe jawab dengan jujur, dan janji ke gue. Elo enggak bakal bilang ke siapa pun! " ujar gue.

Viny mengernyit heran, tak lama ia pun mengangguk. Gue kembali menghela nafas panjang sebelum gue cerita ke Viny tentang apa yang gue rasain.

"Waktu loe tau, kalau elo jatuh cinta sama shani.. Itu seperti apa? "

Viny semakin mengernyit heran.  "Emang nya elo lagi jatuh cinta sama siapa?" .tanya Viny balik

"Vin, kok elo malah balik tanya. Udah jawab dulu pertanyaan gue! " seru gue.

"Oke.. Oke, gue dari awal emang udah tertarik sama shani. Dari semua calon mahasiswa yang gue bimbing,cuma shani yang bisa narik perhatian gue. Loe tau gue ..gue orang yang cuek pake banget. Tapi sama shani gue nggak bisa. Entah kenapa,ada rasa nyaman saat shani senyum ke gue,panggil nama gue, dan natap gue. Gue tau ini nggak wajar..shani bukan cinta pertama gue, tapi cinta gue ke shani,lebih dari cinta-cinta gue yang dulu" .jelas Viny

"Tapi vin, yang gue tau. Elo pernah kan pacaran sama si indra anak teknik itu? " .

Viny mengangguk.  "Dulu gue straight,tapi Shani mengubah orientasi gue. Mungkin ini yang di namakan mencari jati diri, gue yang sering patah hati karena laki-laki,akhir nya memilih shani untuk tempat gue berlabu. Gila emang.. " ujar nya lagi sambil tertawa kecil.

"jadi.. Elo lagi jatuh cinta sama siapa? " Viny kembali melayangkan pertanyaan yang sama.

Gue menghela nafas lagi. " Gue nggak tau jatuh cinta tuh kayak apa, tapi saat gue deket dia. Gue ngerasa,gue nggak perlu apa-apa lagi. Cukup ada dia di samping gue " . Ujar gue lirih

"Veranda? "

Tebakan Viny bikin gue kaget setengah mampus. Dada gue berdebar hebat, gue takut, malu dan semacam nya. Gue masih diam, belum tau mau jawab iya, atau gue harus ngelak.

"Tebakan gue bener 'kan?" ucap dia lagi.

Gue masih diam, nunduk nggak berani natap Viny. Tapi viny membalikan badan gue menghadap ke arah nya.

"Apa loe pernah suka sama seseorang sebelum ke veranda? "

Gue menggeleng.

"terakhir loe pacaran kapan? "

"Gue belum pernah pacaran vin, ini yang pertama buat gue!! " ucap gue mulai frustasi.

"Masa gue belok sih, Vin? Dan gue mencintai veranda yang jelas-jelas straight, dan dia juga sepupu gue sendiri!"

Viny menghela nafas panjang mendengar ucapan gue.

"Kalau loe masih ragu, loe cari tau dulu. Perasaan loe ke veranda beneran cinta, atau cuma sayang . Kalian kan sepupuan, siapa tau, loe cuma sayang karena dia saudara loe aja"

"cara nya gimana vin, gue bingung! "

"Nal, yang suka sama elo tuh banyak... Misal si Alvin, dia udah ngejar loe dari awal semester satu lho...atau si ketua BEM itu, loe coba aja dulu kasih kesempatan ke mereka, biar loe tau apa yang loe rasain ke mereka,sama kayak yang loe rasain ke Veranda"

"atau enggak, loe kasih kesempatan ke naomi. Dia juga kan naksir elo, Nal" tambah nya lagi.

"Ngaco loe!! Nggak mungkin lah naomi naksir gue!! " sergah gue.

"Yeee.. Di bilangin nggak percaya. Ya udah deh Nal, gue masuk ya. Fikirin baik-baik saran gue. Barang kali perasaan loe ke veranda cuma sekedar rasa sayang dan nyaman karna kalian udah kenal dari kecil. "

Gue masih diam, kembali kata-kata Viny memenuhi otak gue.

Apa iya,gue belok?

Gue menggeleng sambil mengacak rambut sebahu gue. Mungkin saran viny patut gue coba...

Weleh.. Update 2x nehhh wkwkwkwk

Semoga terhibur sama chapter ini...

Meet AgainWhere stories live. Discover now