Wanita yang sedang berjongkok itu pun meringis. "Gak papa gimana, orang saya jatuh gini. Nih lihat lutut saya berdarah!"

Ketika wanita itu mendongak, membuat Alvaro membulatkan matanya.

"Veli...."

"Varo...."

Ucap mereka bersamaan.

"Kangen banget sama kamu," ucap Veli membuat Varo berdecak pelan.

"Bantuin berdiri," rengeknya kemudian.

"Awhh.."

"Lutut kamu berdarah Vel."

"Awhh.. sakit, jangan disentuh."

"Makanya kalo lari tuh jangan pake celana pendek, jadi kan kalo jatuh lukanya langsung kena sama kulit," omel Varo membuat Veli tersenyum senang. Alvaro-nya telah kembali, Alvaro yang perhatian padanya. Kali ini Veli memang memakai celana dengan panjang setengah paha.

"Iya."

Alvaro berjongkok di hadapan Veli. "Naik," perintahnya yang langsung di sambut dengan senang oleh Veli.

"Awhh...."

"Hati-hati...."

"Jadi, kamu pindah lagi ke sini?" tanya Varo yang di balas dengan anggukan oleh Veli. Kini mereka sedang menyantap semangkuk bubur.

"Gak enak tinggal di Jogja sama eyang, gak bebas."

Sejak kelas dua belas semester dua, Veli memang pindah ke Jogjakarta.

"Jadi ambil kuliah di sini dong?"

Veli mengangguk. "Btw aku turut berduka cita atas meninggalnya orangtua kamu."

"Hm, makasih Vel."

"Maaf ya, aku gak bisa hadir."

"Iya gak papa...."

---

Reno : Jalan yuk

Sandra membaca pesan dari Reno, ia menghela napas, kapan move on nya kalau terus-terusan jalan bareng? Tapi ... ia juga sedang bosan di rumah.

Sandra : Oke, jamber? Jemput yaaa!

Akhirnya, ia pun memutuskan untuk gagal move on, eh maksudnya memutuskan untuk jalan dengan Reno.

Reno : Otw

Sandra : Belom mandiiiiii.

Reno : Hm, ya udah. Mandi dulu sana, satu jam lagi ke sana ya.

Sandra : OKE!

Setelah membalas pesannya, Sandra pun pergi ke kamar mandi.

---

Reno dan Sandra pun sepakat untuk nonton bareng. Di saat Reno yang sedang mengantre untuk membeli tiket, Sandra duduk di kursi sambil memainkan handphonenya, menscroll media sosial instagramnya untuk melihat wajah tampan oppa korea.

Tak sengaja, ia melihat snapgram milik akun VeliciaOkt_

Dilihatnya, wajah seseorang yang sangat ia kenal yang di potret dari samping. Sandra mendengkus. "Ngapain mereka?"

Di lain tempat ... Alvaro dan Veli sedang berada di toko sepatu. Setelah sebelumnya pergi ke toko buku menemani Veli, kini giliran Veli yang menemani Alvaro untuk membeli sepatu.

"Ini cocok sama kamu deh Var," usul Veli sambil memperlihatkan sepatu hitam dengan kombinasi putih ke arah Varo.

"Gue gak suka bentuknya."

"Ya udah," jawab Veli sambil mengembalikan sepatu yang ia ambil ke tempatnya.

---

"Ahh akhirnya ... kita sekelas lagi gengs!" ucap Vivi dengan girang.

Hari ini adalah hari pertama mereka masuk sekolah setelah libur akhir semester. Mereka; Rayhan, Sandra, Sherly dan Vivi mendapatkan satu kelas kembali. Karena memang aturan di sekolah ini selalu acak kelas tiap tahun.

Seperti biasa, awal masuk tahun ajaran baru kegiatan belajar mengajar tidak efektif dan itu membuat para siswa kegirangan. Tentu saja, bagaimana tidak? Jika dari pelajaran pertama sampai terakhir tak ada sama sekali guru yang memberikan pelajaran. Hanya masuk sebentar dan itu juga sebatas perkenalan.

Di setiap keberuntungan pasti ada kesialan bukan?

Nama wali kelas mereka membuat semuanya mendesah kesal. Bagaimana tidak? Karena wali kelas mereka sekarang adalah Bu Endah si guru muda cantik yang terkenal sebagai guru killer.

---

24 Maret 2018
Ekapertiwi

ANGELWhere stories live. Discover now