Elf, Teman, Dan Manusia yang Tinggal Bersama Succubus

1 0 0
                                    


Sehari setelah masalah ketika ujian olahraga itu, Zefa tiba-tiba saja absen. Pak Leon menyatakan bahwa Zefa absen karena sakit. Nina sedikit terkejut karena kemarin, Zefa masih terlihat sehat saja. Belum lagi Rodge yang tiba-tiba saja masuk kelas dengan wajah lebam bersamaan dengan absennya Zefa sehingga mengundang banyak kecurigaan mengenai sakitnya Zefa ini.

Nina tidak terlalu peduli tentang hal itu. Selama hal itu tidak mengganggu jalannya kelas dan pekerjaannya sebagai ketua, ia hanya akan membiarkan masalah kecurigaan orang-orang pada Rodge karena dia yakin hal seperti ini akan surut dalam waktu seminggu-dua minggu. Akan tetapi, Nina terganggu dengan ketidakhadiran Zefa. Zefa sudah seakan-akan tangan kanannya dan ia merasa tidak nyaman bekerja sendirian. Ada baiknya jika ia mencari tahu keadaan Zefa.

Nina tidak terlalu dekat dengan orang-orang yang berada di sekitar Zefa seperti Tarnis dan Kris. Jika ia tiba-tiba menanyakan alamat rumah Zefa atau keadaan Zefa sekarang, pasti dua elf gak bener itu akan berpikir yang tidak-tidak dan akhirnya berbuntut panjang.

Dengan alasan itulah, Nina mencuri kesempatan untuk melihat data siswa ketika ia sedang berada di ruang Orwaji. Kebetulan Kak Jean memintanya untuk merapihkan data siswa yang diminta guru pembimbing Orwaji didalam komputer Orwaji. Nina berhasil mendapatkan alamat rumah Zefa.

Akan tetapi, muncul kekhawatiran baru di benak Nina; dia tidak pernah mengunjungi rumah teman sebelumnya ditambah lagi seorang cowok. Bagaimana jika ia salah tingkah atau bertindak tidak sopan? Bagaimana jika kedatangannya mengganggu yang punya rumah? Nina yang selalu terlihat sempurna itu pastilah akan mengkhawatirkan hal kecil apapun yang menganggu tujuannya.

Nina juga tidak memiliki teman yang bisa diajak bicara masalah seperti ini. Karena dia dulu bersekolah di Akademi Menengah Yulian, rata-rata teman-teman yang dimilikinya adalah teman yang selalu serius dan tidak pernah melakukan hal seperti 'mengunjungi rumah teman'. Tentu saja ia tidak bisa membicarakan ini dengan kakak kelas di kantor Orwaji karena apa yang ia bicarakan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan Orwaji.

Jika dipikir lagi, Zefa sepertinya adalah orang pertama dan juga lelaki pertama yang dekat dengan Nina hingga Nina bisa menganggap Zefa 'teman dekat' nya. Mungkin berkat Zefa juga kekakuan yang Nina miliki dulu mulai meleleh.

Ya, sang ratu es perlahan meleleh...

Kembali ke masalah awal. Nina masih mencari seseorang yang bisa diajak bicara masalah seperti ini. Mungkin seorang gadis supel yang biasa dekat dengan cowok.

Jam seusai sekolah, Nina masih mencari orang yang bisa diajak bicara tentang hal ini. Ia sudah mencoba berkeliling mencari orang yang tepat semenjak makan siang. Bahkan ia sesekali memperhatikan gadis-gadis dalam grup Tarnis. Sayangnya, ia masih belum menemukan gadis terbuka sesuai kebutuhannya.

Begitulah kekurangan Nina. Ia ahli dalam memimpin, belajar, olahraga bahkan kesenian sekalipun. Akan tetapi, kelebihan-kelebihan itu membuatnya terlalu berkilauan sehingga orang tersilaukan olehnya. Alhasil, tidak ada yang mencoba mendekatinya. Jikapun ada, dia adalah orang yang membutuhkan kilauannya seperti anggota Orwaji. Di lain pihak, Nina juga tidak pernah mencoba mendekati orang lain karena 'ia masih belum membutuhkannya'.

Dan kini, ia membutuhkannya.

Baru saja ia akan melangkah keluar dari gedung sekolah, ia melihat wajah familiar sedang duduk diatas bibir pot bunga memanjang berbentuk persegi yang terbuat dari beton. Seorang gadis bermata coklat secoklat rambutnya yang sebahu dengan smartphone di tangannya. Dilihat dari raut wajahnya, sepertinya ia sedang bersenang-senang dengan telepon genggamnya itu. Berarti, itu juga menandakan kalau ia sedang tidak sibuk.

Kehidupan di Alreno: Kehidupan Sekolah yang Tidak DamaiWhere stories live. Discover now