Kebijakan Manusia

2 0 0
                                    


Hari ujian fisik telah tiba. Cuaca sedang bersahabat sehingga, tidak ada alasan untuk memundurkan jadwal ujian. Ujian akan dilaksanakan di lapangan bola dimana sistemnya dibagi per angkatan per hari, kemudian per kelas ketika jam pelajaran olahraga. Ujian tidak akan berlangsung lama karena laki-laki dan perempuan diuji bersamaan. Para siswa dibagi perpasangan dan pasangannya itu yang akan menilai hasil ujiannya. Apakah para siswa bisa melakukan kecurangan? Tentu tidak, karena guru olahraga akan mengawasi dibantu oleh guru kesehatan dan komite kesehatan. Jadi, hari-hari ujian fisik adalah hari paling sibuk bagi murid-murid anggota komite kesehatan seperti Aluna.

Kris juga baru mengetahui Aluna adalah anggota komite kesehatan ketika melihatnya ikut mengawasi ujian kelas Kris. Selain itu, ini juga mungkin pertama kalinya Kris bisa melihat Aluna tidak berotak udang dan bermain-main. Ia terlihat serius dalam mencatat dan mendata hasil ujian fisik yang ia terima.

Kalo dia dari awal kayak gitu, dia gak akan terlihat menyebalkan sekarang...

Walaupun, ujung-ujungnya ketika Aluna melihat Kris di bagian laki-laki dia langsung teriak memanggil-manggil. Kris berpura-pura tidak melihat dan melanjutkan penilaiannya bersama pasangannya.

"Tumben sekali kita berpasangan, ya?",

"Maksud lo?",

"Kalau ini film, harusnya lu bareng Zefa sekarang dan kemudian ngobrolin hal serius bersama dengan suasana santai",

"Terlalu klise, dan emang mahluk itu siapa gua? Peliharaan gua?",

"Harusnya lu ngomong,'emang Zefa siapa gua? Pacar gua?' biar ada flag aneh muncul",

"Walaupun gua gak ngerti lu ngomong apaan, entah kenapa gua ngerasa jijik",

Kris berpasangan dengan Alfred. Ditempat lain, Zefa bepasangan dengan Akubo, seorang werewolf dan Tarnis berpasangan dengan Didi, seorang manusia. Tentu saja mereka anggota kelas Kris, tapi tidak perlu dihiraukan.

Pak Gerudo memperhatikan siswanya dengan senyum puas. Inilah masa remaja. Masa penuh keringat dan semangat berapi-api. Masa yang biasa disebut dengan 'darah muda'. Walaupun, pak Gerudo tidak semuda dulu, dia masih bisa merasakan panas membaranya darah murid-muridnya. Mungkin juga karena dia tidak sadar kalau hari ini kelewat cerah sampai hampir tidak berawan dan pastinya, dia merasa badannya terpanggang dari balik jersey olahraga yang ia kenakan. Tentu saja, bukan guru olahraga jika ia tidak bersemangat!

Lain posisi, lain profesi, lain juga apa yang dilihat.

Bagi para murid laki-laki, hari ini adalah hari menyegarkan bagi mata mereka. Melihat para gadis berkumpul penuh peluh dibalik pakaian olahraga mereka adalah pemandangan yang sedap. Tawa dan senda gurau mereka merupakan musik ditelinga mereka. Bau berbagai pengharum badan yang tercampur karena menguap tercium ketika tertiup angin. Namanya juga laki-laki.

Belum lagi, jika pujaan hati ada di seberang. Mata bisa puas memandang tanpa ada yang saling curiga karena seluruh lelaki memandang ke arah yang sama. Sebagai catatan, pakaian olahraga yang dikenakan tidak semesum mereka yang memandang. Lelaki dan perempuan memiliki pakaian olahraga yang sama dengan warna yang berbeda yaitu, jersey bergaris dengan celana training panjang. Tentu saja sepatu olahraga juga.

Disisi lain, tentu saja seperti kebanyakan klise, para gadis hanya bisa merasakan tatapan mesum dan berharap ujian ini segera berakhir. Sedangkan bagi komite kesehatan, data para gadis bisa jadi hal yang menguntungkan bagi mereka....

.... untuk dijual.

...

Tak terasa, ujian fisik hampir selesai. Mereka yang telah selesai menilai bisa duduk beristirahat di pinggir lapangan. Kris dan Alfred termasuk mereka yang telah menyelesaikan penilaiannya dan sekarang sedang duduk memandang mereka yang berlari-lari, melompat, jatuh, dan moonwalking. Tunggu, yang terakhir tadi aneh.

Kehidupan di Alreno: Kehidupan Sekolah yang Tidak DamaiWhere stories live. Discover now