Semua orang di bis ini menatap kearah Nata dan Nael begitupun pria tua di samping Nata.

Gak ada kalimat yang bagusan gitu?! Ya bilang aja gua pacarnya... apa istrinya kek! Arghhhhhhhh....

Mereka pun turun dari bis saat sampai di toko duplikat kunci di pinggir jalan.

"Ck elah! Gausah baper napa!" Nael menahan tawanya. Nata masih tak menjawab sama sekali.

"Gua kan nolongin lo!" Kali ini Nael ikut-ikutan marah. "MAKASIH NAEL" Nata menggertak giginya. "Sama-sama" Nael tersenyum cepat.

"Bang Duplikat kunci ya" Ucap Nata, sedangkan Nael asik memakan Sandwich yang dia beli di Supermarket terdekat.

"Oke Neng..."

Lalu Nata duduk di samping Nael yang masih asik makan. "Nih makan" Nael menyodorkan Sandwich bekasnya.

"Tega banget sih lo ngasih bekas!" Nata ingin rasanya menyantet Nael. "Bekas orang ganteng, pitaminya tinggi" Nael tersenyum cepat lagi.

Nata meraih Sandwich bekas Nael, dan melahapnya cepat. "Neng nih udah jadi!" Teriak si Tukang Duplikat.

"Yey jadii" Ucap Nata bahagia sekali, dengan Nael. "Apa bagusnya sih? Orang sama kok dari besi" Nael memutar matanya.

"Eh tar dulu! Kalau gak di kasih gantungan nanti cepet ilang, kita ke... sana!" Tunjuk Nata kearah tukang aksesoris di pinggir jalan.

"Ck..." Desah Nael menatap Nata malas.

"Kok gak ada yang lucu ya?" Nata masih bingung memilih. "Nih"

Nata menoleh menatap benda yang ada di tangan Nael. Boneka Kumamon berwarna hitam dan putih yang jika di genggam sangat lembut.

"Aaaa lucunyaa" Nata meraih gantungan kunci itu. "Beli yuk!" Ajak Nata. "Hmmm" Nael hanya berguman.

"Bang berapa?" Nael bertanya Nata terdiam. "Dua puluh ribu aja Ceng" Kata si penjual. "Nih" Nael memberikan uangnya.

"Nih lo yang item, kan lo suram. Gua yang putih soalnya gua kayak pangeran putih" Jelas Nael datar. Nata tersentuh.

Nata meraih gantungan kunci itu, memasangkannya di kuncinya dengan mata berbinar-binar.

"Heh, kenapa lo?" Nael memperhatikan wajah Nata yang berbinar-binar. "Gak papa!" Nata tersenyum lepas.

"Lucu kan?! Kalau gini gak bakal ilang deh..." Nata memegang kunci miliknya dan Milik Nael.

"Hmm..." Nael hanya berguman. "Makasih Nael..." Nata tersenyum senang dan berjalan lebih dahulu.

Weird...

"Eh liat deh! Kalungnya bagus kan?"

Nata dan Nael tak sengaja melewati toko perhiasan saat mereka berjalan menuju Halte.

"Hmmm..." Nael mengakui memang kalungnya bagus. "Hah... bagus" Nata mengelus kaca toko perhiasan itu.

"Ayo pulang, lo gak cocok pake gituan. Mending pake rantai aja" Nael berjalan lebih dulu. "Ish!" Nael mengejar Nael.

Nata&NaelOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz