"Keano." panggil Renata membuat laki-laki itu menoleh tersenyum kepada sang ibunya.

"Kamu sudah sholat, nak?" tanya Renata yang melihat Ken masih menggunakan sarung dan peci hitam sambil menyimpan nampannya di samping meja belajar Ken.

Ken menghentikan kegiatan menulisnya, "Udah, Mah."

"Sudah minum obat?"

"Udah kok, Mah, tadi sebelum magrib."

"Anak Mama pinter." ucap Renata mengusap kepala anaknya dan mencium keningnya lembut.

Ken tersenyum saat merasakan perhatian dan kasih sayang dari seorang ibu yang sangat menyayanginya. Ia bersyukur memiliki orang tua yang peduli terhadap aktivitas dan kesehatan dirinya.

"Mama bawain jus alpukat kesukaan kamu, sayang. Di minum ya,"

"Pasti dong! Makasih ya, Mah." sahut Ken girang mencium pipi Mamanya.

Renata terkekeh. "Yaudah, Mama tinggal dulu. Kamu jangan tidur malam-malam, gak baik buat kesehatan kamu!" peringat Mamanya yang selalu melihat Ken tidur tengah malam.

"Siap, ibu bos!" jawab Ken nyengir menampilkan deretan gigi putihnya.

Renata hanya tersenyum dan mengacak rambut Ken lalu keluar dari kamar anaknya. Ken kembali melanjutkan kegiatan mengerjakan soalnya yang sempat tertunda. Menulis dengan penuh ketelitian.

Tes tes

Cairan kental berwarna merah keluar dari hidungnya menetes ke buku matematikanya. Ken mengusap hidungnya yang kembali mengeluarkan darah. Ia mimisan lagi, dan dengan cepat di usapnya agar orang tuanya tidak melihatnya.

Ken menatap tangannya yang di penuhi darah dari hidungnya. Kepalanya berdenyut dan terasa pusing. Ken memutuskan untuk menghentikan kegiatan belajarnya dan segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan sisa darah di hidungnya.

--ooo--

Suasana kantin begitu ramai dengan murid-murid yang mengantre untuk mengisi perut mereka yang kosong. Naomi duduk di meja tengah kantin bersama Oki, dan Reina sedang pergi untuk memesan makanan mereka. Memang sudah menjadi tradisi kantin sekolah yang selalu ramai di penuhi siswa siswi.

Naomi menyapu seluruh pandangannya ke kantin yang di penuhi suara kuali beradu dengan seng, suara blender, dan suara minyak penggorengan beradu dengan suasana riuh murid Galaksi.

"Naomi! Itu si Ken 'kan?" seru Oki histeris membuat Naomi menoleh ke arah yang di tunjuk Oki.

Naomi melihat Ken sedang duduk bersama dua perempuan yang Naomi ketahui jika itu adalah Amel dan Jasmine yang termasuk ke dalam daftar nama mantan seorang Keano Chandra Pratama.

"Gila! Dua cewek sekaligus, madep amat," celetuk Oki menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya.

Naomi hanya mengangkat bahunya acuh, padahal ia sedang mengumpat dalam hati karena kesal melihat Ken yang bisa-bisanya seperti itu. Baru kemarin Ken mengatakan rasa sayangnya kepada Naomi, tapi ia malah berbincang dengan dua perempuan yang tidak Naomi suka, Amel dan Jasmine.

"Bullshit!" umpat Naomi tidak bisa menahan kekesalan di hatinya.

"Hah apa? Lo mau pangsit?" tanya Oki dengan tampang polosnya menoleh ke arah Naomi.

Naomi mendengus, hatinya sudah kesal di tambah lagi Oki yang membuatnya bertambah kesal mengira Naomi mengiginkan pangsit.

"Siapa yang mau pangsit, sih? Itu telinga apa rengginang?!" kesal Naomi mendelik.

Oki mengerjap, "Lah, katanya tadi bilang pangsit."

"Tau ah, lo!"

Naomi menghela napasnya berat,seberat rindu Dilan kepada Milea yang ia tonton di bioskop waktu itu. Gadis berbola mata cokelat madu itu kembali melihat Ken yang sepertinya sedang asik berbicara dengan dua perempuan itu. Naomi memalingkan wajahnya saat Ken yang juga melihat ke arahnya. Naomi pura-pura mengajak Oki untuk berbicara meskipun ia kesal dengan Oki yang tidak pernah nyambung jika di ajak bicara.

Naomi bisa menerima jika Ken sedang bersama perempuan lain karena memang Naomi tidak memiliki hak sama sekali untuk melarangnya. Tapi ini sama sekali berbeda. Saat kemarin di rooftop, Ken mengatakan bahwa ia masih sayang kepada Naomi. Tapi nyatanya ia asik berbicara dengan perempuan lain yang notabennya adalah mantannya sendiri.

Naomi semakin sulit untuk percaya kepada Ken. Hatinya ragu untuk bisa menerima Ken kembali dengan apa yang sudah ia lihat. Ken mengatakan bahwa dirinya akan membuktikan rasa sayangnya kepada Naomi. Tapi apa yang Naomi lihat tidak seperti apa yang laki-laki itu katakan. Naomi muak dengan semua perkataan dan janji Ken yang hanya di ucapkan tanpa ada buktinya.

Apa ini bukti rasa sayang lo buat gue, Ken?

--ooo--

Jangan lupa vote dan komen ya.
Alhamdulillah udah 20 PART guys!😍
Makasih yang udah setia baca cerita absurd aku hehe so...big love💖
I hope you like it!

Tertanda,
Pacar Devano, titik❤

Stay with MeWhere stories live. Discover now