Party Invitation

126K 15.3K 765
                                    

Ini sungguh-sungguh awkward. Gadis menatap tepat ke layar laptopnya, meski sebenarnya dia tak tahu apa yang dia lihat. Meja meeting VOM yang persegi panjang dan besar seolah menyempit seukuran meja karambol saja. Duduk di samping kiri dan kanannya ada Steve dan Ario. Sementara di seberangnya, ada Messi dan Bhaga.

Ario tengah menjelaskan konsep cerbung yang sempat diminta Bhaga beberapa waktu lalu. Tim internal VOM memang sudah menggodok request khusus Bhaga ini. Sesekali Steve dan Messi menambahkan ini dan itu. Bhaga terlihat menyimak presentasi Ario dengan sangat serius. Namun bila mengecek ponsel Gadis, sudah dua kali Bhaga mengirimkan pesan selama duduk di ruangan yang sama.

Boleh minta waktu bicara setelah ini?

Gadis tidak membalasnya. Lalu pesan kedua Bhaga muncul lagi.

We need to talk, Gadis. Saya hrs meluruskan persepsi yg ada di kepalamu itu. Baru hbs itu kamu boleh nolak saya.

Jadi Gadis berhenti mengecek ponselnya, dan bersikeras menyimak diskusi sambil menatap menu kalender di laptopnya. Jam sudah menunjukkan pukul 17.34. Bagus, setelah rapat ini dia bisa langsung pulang.

"Gadis ada tambahan?"

Gadis tergeragap mendengar pertanyaan Steve. Buru-buru dia mengalihkan pandang dari sudut laptop ke forum diskusi.

"Pada dasarnya saya setuju dengan Ario. Karena terhitung baru, kita belum bisa mengukur minat pembaca ke cerbung. Jadi mungkin KPI-nya harus dibedakan. Tapi sebenarnya sih saya optimis. Selama alur ceritanya menarik dan bisa mengundang penasaran pembaca soal episode selanjutnya."

"True." Tandas Bhaga cepat. "Dan kamu penulis novel juga kan, Dis? Jadi harusnya nggak ada halangan. Oke, saya setuju dengan ini. Nanti diajukan saja proposalnya. Detil dua konsep yang tadi dipaparkan, berapa KPI yang ditawarkan, dan pastinya biaya. Bisa saya terima minggu depan?"

"Siap," Jawab Messi cepat. "nanti detil proposalnya akan aku kirim ke Mas Bhaga by next week ya. Sekalian sama report artikel pertama kemarin."

Meeting serius selesai. Yang tertinggal kini obrolan kasual saja, didominasi oleh Steve, Bhaga dan Messi. Gadis mulai khawatir Bhaga akan memintanya ngobrol berdua sebagai klien dan editor. Jadi sebelum itu terjadi, Gadis berniat pergi sediam-diam mungkin. Mungkin dia bisa meninggalkan laptopnya di ruangan agar tidak mencuri perhatian, lalu minta tolong Ario untuk membereskannya nanti.

Sayangnya, sepertinya Bhaga memiliki indera keenam. Saat Gadis berniat pergi, mendadak Bhaga memanggilnya.

"Gadis, boleh ngobrol sebentar?"

Gadis langsung berdecak kecil. Matanya dengan cepat melirik Steve, lalu ke Messi, lalu ke Ario. Ketiganya tengah menatap dirinya dengan rasa penasaran. Terakhir, Gadis kembali menatap Bhaga, yang tengah fokus hanya kepadanya. Bersama helaan napas panjang, Gadis kembali menempelkan pantatnya ke kursi.

Gadis yakin Bhaga sudah kongkalikong dengan Steve. Karena begitu dirinya duduk kembali, Steve langsung sok asyik pamitan kepada Bhaga dengan alasan ada skype meeting dengan investor di Singapura. Melihat sikap atasannya, Messi pun ikut-ikutan pamit dengan alasan ada meeting dengan klien lain. Ario yang berniat tinggal, diseret secara semena-mena oleh Messi dengan alasan butuh data untuk bahan meeting. File apa? Gadis pasti tahu jika itu berkaitan dengan content berbayar. Lagipula, biasanya Messi paling anti dengan meeting di luar jam kerja.

AFTER WE MEET AGAIN - REPOSTWhere stories live. Discover now