(10)

1.6K 78 13
                                    

"Woy!" teriak Laura.

"Heh bisa gak sih gak usah teriak?" ucap Sherly seolah-olah tak terjadi apapun.

"Lo tuh ya, keterlaluan banget sih."

"Maksud lo apaan?" ucap Sherly pura- pura tidak tahu.

"Kenapa lo semalam gak nemuin Verrel? Dia bela- belain nunggu lo sampai pingsan, gara- gara kehujanan dan lo seolah- olah gak terjadi apa-apa?" ucap Laura dengan emosi yang tak bisa ditahan.

Murid-murid yang di sekitar kantin langsung mengalihkan pandangannya ke arah mereka berdua.

"Gue emang udah firasat, kalo lo itu bukan cewek baik-baik. Dasar munafik!" bentak Laura.

"Emang gue sengaja, ingat ya gue itu sebenarnya gak suka sama Verrel. Gue cuma mau manfaatin dia doang kok, gak lebih. Kasihan ya lo suka sama dia, tapi dianya cuma anggap lo sahabat, gak lebih. Ya jelaslah dia milih gue dari pada lo." bisik Sherly di telinga Laura dengan tersenyum licik.

Plak.

Laura menamparnya. Tiba- tiba Verrel datang dengan wajah emosi sekaligus terkejut. Sherly langsung berakting di depan Verrel, ia pura-pura menangis.

"Ara!" bentak Verrel.

"Dengerin dulu Ver, ini gak seperti yang lo--"

"Gue gak nyangka lo bisa sejahat ini!" ucap Verrel menatap tajam ke arah Laura.

"Tapi Ver, dia itu--"

"Dia itu apa? Hah?" potong Verrel sambil membentaknya.

'Dia itu sebenarnya cuma mau manfaatin lo doang Ver!' batin Laura.

Entah kenapa Laura susah sekali mengatakannya.

"Udah sana mending lo pergi dari sini. Jangan pernah ganggu hidup gue lagi dan jangan pernah ikut campur masalah gue sama Sherly!" bentak Verrel.

Laura mematung di tempat. Dirinya sangat kecewa, bagaimana bisa Verrel berkata sekasar itu kepadanya?

"Lo benar-benar jahat Ver. Gue tau, gue cuma sahabat lo doang gak lebih. Gue juga tau, gue bukan siapa- siapa lo. Tapi gue gak mau kalo lo cuma dimanfaatin sama dia Ver. Sadar Ver, dia wanita licik!" bentak Laura dengan menahan tangisannya.

Plak.

Verrel menampar Laura.

"Jangan pernah lo ngatain Sherly kayak gitu. Gue tau dia, sebelum lo mengenalnya, jadi lo gak usah ngejelekin dia di depan gue. Dan jangan pernah lo berbuat kasar sama dia. Mikir dong, yang udah keterlaluan itu siapa!" bentak Verrel.

"Gue gak nyangka lo bisa seenaknya nampar gue dan ngatain gue di depan semua orang. Cih, gak tau diuntung lo. Gue udah belain lo, tapi lo malah ngehina gue di depan semua orang!"

Laura menatap tajam Verrel.

"Oke gue akan pergi tanpa lo suruh, dan mulai detik ini anggap aja kita gak pernah kenal satu sama lain!" ucap Laura dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya dan langsung beranjak pergi.

"KALIAN NGAPAIN MASIH PADA DISINI?CEPAT BUBAR!" bentak Verrel dan semuanya langsung pada bubar.

"Sini, biar aku bantu Sher." ucap Verrel dengan mengulurkan tangannya.

"Maafin aku ya Ver, semalam aku gak bisa nemuin kamu. Soalnya aku ada acara mendadak, dan batrai ponsel aku habis." ucap Sherly dramastis.

"Iya gak papa kok, aku ngerti. Ya udah yuk, mending sekarang kita ke UKS." ajak Verrel tersenyum.

'Dasar cowok bego!' batin Sherly tersenyum miring.

🌹🌹🌹

"Apa gue salah? Gue cuma mau belain lo Ver, tapi kenapa lo malah ngehina gue di depan semua orang?" ucap Laura dengan mata yang memerah akibat menangis.

Laura duduk melamun di taman sekolah sendirian.

"Argh gue benci sama lo Ver! Lo jahat! Gue benci sama lo!" teriak Laura frustasi.

Tiba-tiba ada yang menepuk bahu Laura pelan. Laura menoleh.

"Raisha, Rama?" ucap Laura dan langsung menghapus air matanya.

"Ya ampun lo kenapa nangis? Lo kenapa Ra? Cerita sama gue, siapa yang udah buat lo nangis kayak gini?" tanya Raisha khawatir.

"Iya Ra, lo kenapa?" tanya Rama.

Ya mereka tidak ada di saat kejadian itu.

"Gua gak papa kok, biasa cuma kelilipan debu doang. Jadinya kayak keliatan nangis gini." ucap Laura diselingi candaan yang terpaksa.

"Serius?" tanya Raisha meyakinkan.

"Iya Sha," ucap Laura fake smile.

"Oh ya udah deh kalau gitu. Oh iya Ra, gue mau ngasih tau kalau gue sama Rama udah taken." ucap Raisha menyenggol bahu Rama.

"Bagus deh, selamat ya. Semoga langgeng."

"Makasih Ra,ini juga berkat lo." ucap Raisha tersenyum.

Laura hanya tersenyum tipis.

"Ya udah, lebih baik kita ke kelas yuk." ajak Raisha.

"Kalian duluan aja deh, gue masih mau disini." tolak Laura lembut.

"Ya udah kalo gitu kita ke kelas duluan ya Ra."

Laura hanya mengangguk.

GIMANA PERASAAN KALIAN KLO JADI LAURA?!JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YA💖😙

Menunggu Bintang JatuhWhere stories live. Discover now