(R) (King) Daniel I

1.7K 125 95
                                    

Note: Fic aneh dari draft lama sekedar ngotorin akun.

Park Jihoon (gs)
au!

Warning!
Untuk adegan kekerasan.

⚠⚠⚠

Banyak kalimat umpatan.

❄❄❄

Suara dengungan interkom terus berbunyi layaknya klakson kendaraan bobrok yang menyebalkan, bertubi-tubi tanpa jeda hingga memaksa seorang pemuda terpaksa bangkit dari sofa empuknya.

Berdecak kesal dan hampir meraih sebuah pistol di bawah bantalan sofa untuk meledakkan kepala si pelaku di balik pintu depan yang mendorong ujung telunjuknya terus beradu dengan tombol merah di samping pintu masuk.

Sekalipun ia berteriak untuk menghentikan tindakan bodoh semacam itu, pada akhirnya suaranya tak berguna dan berakhir seperti angin lalu.

Mulai besok ia harus memikirkan untuk membuat kendali otomatis pada pintu jadi kakinya tidak perlu repot melangkah untuk sekedar bertemu dengan perusuh yang terlalu pemaksa -menunggu tanpa sabar untuk menerobos dan merusak ketenangan bersantainya.

Pemuda itu melirik sebuah layar kecil dimana seorang pemuda yang ia akui sangat tampan dan memiliki postur idaman setiap orang berdiri tak sabaran.

Hanya butuh dua detik dan sosok itu tak perlu mengumbar kesopanan untuk merangsek ke dalam ruangan.

"Haknyeon! Aku butuh data seseorang!" serunya sedikit berteriak sambil melangkah santai ke satu sisi sofa. Sosok pemuda yang lebih pendek melangkah di belakangnya berjalan malas menuju meja kerjanya.

Berdecak kesal, ia selalu tak punya alasan mendasar untuk berkilah lalu memilih pergi ke dapur dan menyeduh segelas teh atau kopi.

Haknyeon -nama pemuda itu, sangat hafal dengan sifatnya yang selalu terburu-buru jika berhubungan dengan seluruh minatnya.

"Siapa lagi kali ini, Daniel?" tanya Haknyeon. Jemarinya menari di udara tepat di atas papan ketik yang membisu.

Daniel duduk tenang di belakang Haknyeon. Menumpu kedua tangan di atas lututnya. "Berikan aku semua hal tentang Lai Kuanlin." balasnya cepat.

Haknyeon mengangguk dan hanya butuh beberapa detik hingga sebuah layar menampilkan seluruh data milik seorang pemuda bernama Kuanlin, seperti perintah Daniel.

"Lai Kuanlin, berdarah Taiwan -ah! Baca saja sendiri!" Haknyeon menggerutu lebih kepada dirinya sendiri yang mana Daniel bahkan mampu membacanya sendiri karena di ruangannya terdapat layar monitor lain yang berukuran besar.

Haknyeon memutar kursinya, meneliti wajah Daniel yang serius membaca setiap informasi yang tertera disana. Tidak nampak ada kepuasan di matanya. Sulit untuk membuat Daniel terkesan dengan pencapaian kecil. Ia cukup terbiasa.

Ketika mata Daniel berakhir pada tanda titik di ujung bawah layar monitor, pemuda itu mengalihkan pandangnya untuk menatap Haknyeon datar. "Hanya itu yang kau punya? Kau sangat payah." ucap Daniel, perlahan mengayun punggung lebarnya untuk beradu pada sandaran sofa.

Haknyeon membuang nafas jengahnya, bola matanya berotasi dalam tautan perasaan kesal. Teramat mengenal sifat Daniel hingga ia pun telah terbiasa mendengar ucapan pemuda itu yang meluncur tanpa filter.

Haknyeon berdecak sebal, bertumpu pada satu lengan di pinggiran kursi putarnya ia melempar pandangan licik pada Daniel. "Kau tahu tak ada yang gratis di dunia ini Kang Daniel yang terhormat." ujarnya. Satu alisnya meninggi bersama seringaian menyebalkan.

MANEUVER (DANIEL, JIHOON)Where stories live. Discover now