[Br] Seoul Drift (D) Cheating

837 111 117
                                    

Note :

Hasil imajinasi seadanya.

Racers! AU!

🔰🔰🔰


Ketika Daniel masih saja berlutut disana, seorang pemuda kecil bertubuh kurus terkesan imut menghampiri dengan langkah kaki yang sedikit terseret berat.

"Jihoon. Maafkan aku." pemuda itu meracau sangat lirih hingga kakinya berhenti di samping Daniel. Pandangan matanya meredup setengah hampa.

Hyungseob -teman dekat Jihoon- berusaha berucap dalam getaran pita suaranya. "Daniel-ssi -tolong maafkan aku. Kukira selama ini -Jihoon sangat nyaman berada disana. Akulah -seseorang yang merayunya untuk menerima pekerjaan disana. Aku-"

Hyungseob jatuh terdorong keras.

"Urgh!"

"Sialan kau!"

Ucapan Hyungseob hilang secepat angin. Samuel berlari cepat menerjang pemuda itu dengan sebuah tinju keras di rahangnya.

Hyungseob terguling lalu Samuel memberinya pukulan lain di sudut rahang yang berlawanan. Kepalanya terasa pengang berputar.

Samuel mencengkram kerah bajunya erat. Mengguncangnya dengan amarah hebat.

"TEMAN MACAM APA KAU, BRENGSEK!" teriak Samuel kalap.

Tinjunya hampir melayang lagi jika Woojin tak cepat menarik tubuh Samuel dan menahan usahanya untuk lepas. Membiarkan bagian perutnya terkena siku Samuel yang meronta. Ia mengaduh pelan.

Hyungseob membiarkan dahinya beradu dengan lantai. Pukulan Samuel tidak main-main. Ia hanya bisa mengerang tertahan.

Daniel bimbang dan hilang pijakan tatkala Jonghyun membantu Hyungseob bangkit sembari memegangi wajahnya.

Samuel pernah punya pengalaman buruk tentang sebuah penghianatan jadi ia sangat paham mengapa amarahnya seolah tersulut begitu mudahnya, apalagi ia melihat sendiri bagaimana hancurnya Jihoon.

Perlahan ia mencoba tenang tapi Woojin tetap menahannya dengan waspada.

Hyungseob tertunduk pasrah. Rasa bersalahnya naik semakin tinggi memukul kepalanya. Ia merasa begitu bodoh dengan membiarkan Jihoon terpuruk disana, berpikir sahabatnya itu begitu sibuk bekerja tetapi pada kenyataannya ia sangat tersiksa layaknya hidup di neraka.

Hyungseob seketika ingat panggilan telepon dari Haknyeon yang seringkali ia abaikan. Ia pikir pemuda yang menyebalkan itu hanya ingin berhutang padanya.

Hyungseob menjambak rambutnya sendiri. Ia bergerak mendekat pada Daniel, lagi. "Kau boleh memukulku. Semua ini salahku." pinta Hyungseob, matanya buram karena genangan air mata.

Jonghyun berdehem lalu menarik lengan Daniel. "Kita kembali ke gudangku." serunya cepat. Bukan tempat yang tepat untuk membicarakan masalah pribadi di tempat terbuka.

Situasi tegang masih tersisa dan sesi balapan terhenti dalam sekejap. Yoon Jisung mengangkat pengeras suara dan membubarkan sisa keramaian. Keluhan kecewa mengiring langkah mundur mereka hingga menghilang bersama kendaraan masing-masing.

Mereka diam tanpa satu pun yang berusaha berkata. Samuel dituntun berjalan terdepan untuk menghindari lonjakan emosinya pada Hyungseob.

Daniel masih saja terganggu dengan gambaran wajah Jihoon, seolah mata kosong itu hanya butuh sebuah tindakan untuk mengakhiri hidupnya.

Ia membasahi bibirnya yang kering, hatinya bergetar lagi. Jonghyun menutup pintu besi rapat-rapat tatkala mereka sampai.

Samuel menyudutkan dirinya bersama beberapa komputer. Menekan dirinya lebih dalam dan menghindari wajah Hyungseob. Ia pernah merasakan berada di posisi Jihoon dan hatinya memanas lagi.

MANEUVER (DANIEL, JIHOON)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin