Joshua - KKN Zone Pt. 2

4K 587 118
                                    

Gue nyampe duluan dibantuin adek kos gue, Siyeon sama Yeri, buat bawain koper dan barang-barang lainnya. Sebenernya, Jihoon bilang kalau mobil pick-up dia bakal literally pick-up barang-barang anak KKN dari rumah atau kosannya—udah jalan dari jam setengah 8 tadi dan kabar terakhir lagi ambil barang di tempat Sejeong. Tapi kosan gue kan deket rektorat, ya udah, gue pikir ngga masalah kok dibawa sendiri. Sekalian dua bocah ini mau keluar.

"Mbak, beneran nggapapa ditinggal sendirian?" tanya Siyeon sambil ngiket rambutnya. "Gue temenin dulu deh sampe ada yang dateng."

"Slow, nggapapa kok. Habis ini juga pada dateng. Kalian kan mau kerja kelompok," jawab gue sambil nepuk-nepuk pundak mereka. "Main-main ke tempat KKN gue ya. Banyak spot foto buat stok Instagram, lho."

Yeri ketawa. "Iya nanti gue kabarin kalo mau ke sana. Take care, Mbak. Makan yang bener, jangan capek-capek prokernya. Jangan lupa cari jodoh juga."

"Ih, jodoh di tangan Tuhan, Yer," jawab gue sambil ketawa.

Siyeon sama Yeri ikutan ketawa, habis itu mereka peluk gue—sebelum pamit, naik ke motor dan pergi sambil dadah-dadah.

Heol. Gabut.

Untungnya, Joshua dateng 10 menit kemudian. Dia naik gocar sama barang-barangnya. Karena rumahnya ngalang dari tempat Jihoon, dia juga mutusin buat bawa sendiri.

"Udah lama?" Dia nanya ke gue, yang lagi duduk di bangku bawah pohon, sambil geret kopernya dan ditaroh sebelah koper gue. "Agak macet tadi."

"Santai, engga lama banget kok." Gue ngeliatin barang yang dia bawa. Satu koper, satu ransel, dan satu tas plastik warna item ukuran gede. "Lo bawa ini doang?"

"Iya." Joshua ngangguk, abis itu balik ngeliatin barang-barang gue—ketawa. "Ini mau KKN apa mau pindah kos?"

Gue cemberut. "Ih, jangan gitu. Daripada elo, mau KKN dua bulan bawaannya kayak mau study tour dua hari."

"Cowok itu jauh lebih simpel daripada cewek, emang," kata dia sambil nyopot ransel. "Tapi gue paham kok dengan segala keribetan cewek-cewek. Gue paham kalian emang butuh semua itu."

"Mau tebak-tebakan ngga?"

"Apa?" Dia nanya, sambil buka wafer cokelat dan nyodorin ke gue. "Nyemil dulu, nih. Gue perhatiin lo hobi nyemil."

Gue diperhatiin?

Gue cuma ketawa, ngambil satu, tapi engga gue makan. Mau kasih tebak-tebakannya dulu. "Siapa di antara kita nanti yang bawaannya paling banyak? Kenapa?"

"Hmm." Joshua keliatan lagi mikir. Gue pake kesempatan ini buat makan wafernya tadi. "Jihoon? Karena dia bawa gitar?"

"Lo pilih Jihoon?"

Joshua ngangguk. "Kalo elo?"

"Gue pilih Chungha. Karena dia penanggungjawab proker video promosi, dia pasti bawa kamera dan segala macam alatnya mulai dari berbagai ukuran lensa, tripod, lighting, dan lain-lain."

"Gue nggak kepikiran," kata Joshua sambil ketawa.

Dia ganteng kalo ketawa. Eye smile-nya indah. Duh.

"Coba kita tambahin aturan tebak-tebakannya," kata dia lagi. "Barang-barang buat proker ngga usah dihitung. Kita tebak dari ukuran koper dan jumlah baju yang dibawa?"

"Gue bilang sih, Sooyoung," jawab gue mantap. "Anak-anak pariwisata kan terkenal hits dan fashionable, dia pasti bawa baju ganti banyak banget."

"I'm gonna say ... You?"

"Gue? And why?"

"Just a feeling," jawab dia, lagi-lagi sambil senyum. "Ini udah banyak banget, kamu totalnya bawa tiga tas dan satu koper."

Seventeen Imagine 1.0 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang