EPISODE - Florencia & Mia

Start from the beginning
                                    

"Bagaimana rasanya diserang menggunakan keahlianmu? Menyerang dari belakang itulah kau, Cia.." ejek Mia.

"Tidak.."

Mia berjalan mendekat, sabit dia bopong di pundak kecilnya dan berhenti disamping Florencia yang kesakitan.

"Bilang sesuatu dong..!"

Bug..!

"Akh..!"

"Rasakan ini! Ini! Ini!" Mia menendang perut Florencia terus, terus dan terus sampai menerus.

Florencia hanya bisa memekik sakit dan menangis.

"Kenapa jadi begini? Aku... Aku hanya ingin.."

Ingat Cia... Saat apapun kau hanya perlu percaya hatimu. Apapun itu!

Florencia menangis saat mengingat kalimat Delux--kakaknya. Semua dimulai saat itu, saat Florencia mengkhianati Mia. Florencia memukul leher Mia sampai pingsan, setelah bangun Mia berada di bawah pengawasan penjahat yang saat itu sangat menginginkan harta Bangsawan Zerocha. Mia di siksa setiap malamnya dan itu berlangsung selama 1 bulan sampai ibu Mia menemukan markas mereka dan 'memusnahkan' mereka.

Florencia membuat pingsan Mia dan menyembunyikannya ke tempat yang sepi, jika tidak melakukan itu Mia akan memaksa ikut dan membantu. Florencia kemudian bergegas ke tengah kota membantu Delux yang saat itu terkepung. Kelompok yang menyerangnya sama dengan orang yang menculik Mia, Florencia berhasil mengalahkan mereka bersama Agusto dan Albert yang kebetulan berpapasan.

Florencia tidak menyangka jika kelompok itu lewat ditempat Florencia menyembunyikan Mia. Ceritanya berlanjut setelahnya.







"Apa kau mendengarkanku, hah??!"

"Akh..!"

Mia menendang keras Florencia dan mementalkannya ke dinding. Florencia memuntahkan darah dari mulutnya, pipinya berwarna biru dan pakaiannya kotor terutama di bagian perut.

"Aaaaah... Masih kurang. Aku masih belum puas." gumam Mia seperti orang tak waras.

"Ini adalah hukuman untukku. Benarkan, Kak Delux..?"

"Maka dari itu aku sendiri yang harus menyelesaikannya.!"

"Haaah?! Tatapan macam apa itu? Jangan menatap seakan kau benar, Cia.." geram Mia.

"Aku tidak pernah bilang jika 'aku benar'.." Mia terkejut melihat Florencia tersenyum tipis. "Aku salah. Itu kenyataan tapi... Kau juga, Mia!!"

"Hah??"

"Jika benar kau masih menganggapku sebagai temanmu, kenapa kau tidak memberikan kesempatan kepadaku untuk menjelaskan semuanya..."

"Apa maksudmu?"

"Aku hanya ingin semuanya kembali. Membuat kakak - kakakku terseret ke dalam masalah yang aku buat. Aku benar - benar adik yang nakal.."

Florencia mendengus geli. "Mungkin kebiasaanku yang tidak berani berkata ini apa termasuk karma juga ya..?"

"Dari tadi kau bicara tak jelas. Apa otakmu sudah rusak setelah aku tendang terlalu keras, hah..?"

(SPToP) - Supernatural Powers : Tales of PediaWhere stories live. Discover now