Cepat sembuh, mas aska ku :b

Alana terkikik setelah mengirimkan itu sebab sekarang fotonya telah tersimpan di ponsel Alaska.

Tak membutuhkan waktu lama kini Alaska membaca pesannya dan sekarang tengah mengetikkan sesuatu pada Alana.

Mine

Jgn kirim foto kayak
gitu bisa gak sih?

Berarti kalo yang fotonya
gak seksi boleh dong?

Gak.

Mau kirim lagi ah

Lo kirim, gue blok.

Yahh mas askanya
gak asik nih


Gak usah pnggil
pake mas sgla
enek gue bacanya

Latian, biar gak susah
lagi ngomongnya pas
udah nikah :*

Serah.

-oOo-


Rasanya hari ini kembali buruk bagi Alana sebab moodboaster-nya tidak datang ke sekolah hari ini. Di pojokan kantin hanya terlihat teman-teman Alaska saja yang membuat Alana menghela nafas. Padahal, jikalau hari biasanya Alana akan modus mendekati Alaska dan izin saat jam pelajaran ke wc hanya untuk melewati kelas cowok itu.

Didampingi dua teman kelas lelakinya Alana berjalan layaknya seorang bos memasuki kantin, juga tak lupa bersama Renata. Viona jangan ditanya, ia sudah lebih awal datang mengantri sebab saking laparnya ia sejak pelajaran matematika tadi.

Kalau Alana datang ke kantin biasanya anak-anak cowok maupun cewek melempar pandangan ke arahnya, entah dengan niat mencuci mata, menilai, atau menggosipi cekiber¹ sekolah itu. Seragam ketat, rok di atas lutut dan rambut diwarnai, siapa yang srek dengan penampilan seperti itu?

“Duh, Nin, lo udah jenguk Alaska, gak?”cewek yang ditanyai itu menggeleng.

“Emangnya dia kenapa?”

“Ciee ..., nanyain, dia lagi sakit." gadis itu menyedot es setelah memberitahukan hal tersebut. “ikut gue yuk jenguk dia, sehabis pulang sekolah soalnya gue belum jenguk juga sih padahal temen-temen kelas gue yang lain udah. Lumayankan, buat ngelepas rindu lo juga.”

Cewek yang sedari tadi diam itu memukul sebal bahu temannya namun semburat merah di pipinya tak bisa ia sembunyikan, “apaan sih, ngaco banget deh."

Duk

Seketika dua cewek itu tercengang kala Alana dan tiga teman jalannya melewati meja mereka, tak lupa Alana yang menendang bangku mereka dengan keras. Kanin dan Tia terkejut, sangat terkejut, namun Tia kelihatan kesal dengan kelakuan Alana yang tidak sopan tadi pada mereka.

“Maksud lo apa nendang-nendang bangku gue? Gak punya sopan santun yah lo?!” teriak Tia keras yang membuat Alana dan teman-temannya mendengar penuturan Tia.

Bukan Alana namanya kalau menyerah begitu saja. Mendengar perkataan Tia tadi, benar-benar membakar emosinya apalagi setelah mendengar percakapan dua cewek tadi. Rasanya Alana muak.

Tanpa ketakutan Alana, Renata dan dua teman lelakinya berjalan memutar kembali ke arah Tia dan Kanin. Dengan wajah merah padam menahan emosi Alana mempercepat langkahnya untuk menghampiri Tia yang kini memasang muka remeh kepadanya.

Tanpa berfikir dua kali, Alana langsung menjambak rambut Tia dengan keras. “APA LO BERANI?”Tia mencoba melepaskan diri namun kesusahan. “GUE BILANGIN YAH, JANGAN SOK NGERASA BERKUASA!”Kanin yang melihat kejadian ini panik ia mencoba melerai dan memberitahu siswa lain untuk membantunya melerai dua orang itu. Namun, menonton sepertinya lebih asik daripada melerai kegiatan itu.

ALASKAWhere stories live. Discover now