"Hehe belum ve"

Hanya itu yang bisa kinal jawab, karena memang kenyataan nya ia belum sarapan dan minum obat. Ia hanya bisa terkekeh seperti orang bodoh. Ia jadi teringat sang mama, selalu cerewet kalau dia sakit. Tapi ia tersenyum senang akan kecerewetan nya veranda, kata orang, kalau orang cerewet tuh sebenernya perhatian. Dan perhatian itu tanda nya sayang kan? Jadi.. Veranda sayang sama kinal?

"Aku on the way ke tempat kamu"

'Klik'

Telfon di putuskan sepihak. Kinal meringis membuka chat dan panggilan tak terjawab dari veranda, namun lagi-lagi ia tersenyum akan hal itu.

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan kinal. Ia beranjak dengan perlahan untuk membuka pintu.

'eh? Veranda cepet banget sampe nya? Eh tapi kan dia ga tau kamar gue'

Ketukan yang cukup keras membuat kinal mempercepat langkah nya.

"Iya.. Bentar! " ucap kinal berusaha berteriak.

"Kenapa Vin? "

Viny ternyata, tetangga kamar sekaligus teman kampus dan salah satu teman dekat nya di kost-kosan ini.

"Nih...
Gue bilang juga apa!! Ga usah mandi malem-malem. Ngeyel sih!! " ucap viny memberi sebungkus bubur ayam dan juga obat penurun demam.

Kinal tersenyum simpul, teman nya yang satu ini memang perhatian dan pengertian pada nya.
"Makasih vin" ucap kinal sambil tersenyum.

"Hmm.. Di makan gih, jangan lupa di minum obat nya, gue mau siap-siap ngampus" ujar viny kemudian.

Kinal kembali menutup pintu kamar nya. Ia meletakan obat yang viny belikan di meja kecil samping tempat tidur. Ia tersenyum tipis lalu membuka bungkus bubur nya dan mulai memakan nya perlahan.

___

Mobil veranda memasuki komplek perumahan tempat kinal tinggal. Ia memarkirkan di depan gerbang hitam itu, lalu turun dan memasuki dengan sedikit ragu di sana. Pasal nya ia tak tahu letak kamar kinal di lantai berapa dan nomor berapa.

Ia mulai menaiki lantai dua,dengan langkah perlahan dan sedikit menengok kiri kanan, siapa tau ada ciri-ciri kamar yang di tempati kinal. Namun nihil, semua pintu nya sama... Hanya ada nomer urut di atas pintu bercat coklat kayu itu. Hingga suara perempuan dari dari balik pintu di depan veranda berdiri membuat ia terkejut.

"Eh? Maaf, gue ngagetin ya? " tanya viny.

"E-enggak kok.. Cuma yaaa sedikit sih " jawab ve pelan dengan senyum canggung.

"Cari siapa? " tanya viny lagi

"Cari kinal" ucap ve kemudian.

Viny menaik kan sebelah alis nya. Kemudian ia mengangguk pelan setelah ia ingat wajah gadis si hadapan nya.

"Itu, kamar pojok... Oh iya, Gue viny" ucap viny lalu mengulurkan tangan nya.

"Veranda"   sahut ve lalu menerima uluran tangan gadis kurus dengan rambut sebahu nya membuat ia terlihat manis dan juga ia memiliki tinggi yang sama dengan kinal.

"Yuk, gue anter" ajak viny sambil tersenyum lembut pada veranda. Dan di balas senyuman juga oleh ve.

~tok.. tok.. ~

"Nal, ada yang nyariin nih... Gue masuk ya! " ucap viny namun tak ada sahutan dari dalam kamar, langsung ia dorong pintu kamar kinal dan mengajak veranda masuk.

Kamar yang lumayan besar, tidak berantakan. Banyak poster dan stiker anime jepang di sana. Begitu lah yang nampak di penglihatan veranda. Tirai kamar yang masih tertutup dan si pemilik kamar yang masih bergelung dengan selimutnya di sana.

"Kinal nya tidur Ve, di bangunin aja.. Gue pergi deh ya, soal nya udah telat" ucap viny seraya pamit dan di angguki veranda.

Setelah pintu kamar tertutup, ve menuju ke arah jendela lalu membuka tirai nya.sinar matahari yang menembus kaca jendela membuat tidur kinal terusik. Ia mulai mengerjap kan mata dan membuka nya perlahan.

Veranda yang menyadari pergerakan kinal, menoleh lalu duduk di tepi kasur tanpa ranjang milik kinal.

"Udah bangun? Aku bawa sarapan buat kamu" ucap ve lembut.

Kinal terkesiap mendengar suara lembut yang ia kenali.
"Ve? U-udah lama di sini? " tanya kinal

"Baru kok.. Aku bawa makanan buat kamu " ucap ve.

"Aku udah sarapan ve, tadi nitip temen" ujar kinal menunjuk dengan dagu pada bungkusan sterofom di samping tempat tidur.

"Ya udah, yang ini buat siang. Kamu udah minum obat?" tanya ve lagi.

Kinal mengangguk lemah sambil tersenyum manis.

Veranda mulai mendekat. Duduk tepat di samping kinal berbaring. Mata kinal yang masih berat karena pengaruh obat penurun demam,membuat nya sedikit mengantuk.

"Masih pusing? " tanya ve lembut.

Kinal hanya dapat bergumam, ia kembali menutup mata nya. Kantuk kembali menyerang. Tangan halus veranda terjulur ke arah pelipis kinal, ia mulai memijit teratur untuk membantu kinal mengurangi nyeri di kepala nya.

Kinal berjengit saat tangan halus itu memijat lembut kepala nya. Ia membuka mata seketika, namun veranda tersenyum lembut pada nya.

"kamu tidur aja, aku pijit biar pusing nya berkurang" titah ve dengan nada lembut. Kinal tak menjawab, ia menurut lalu kembali menutup mata nya. Ia hanya mengatup kan kelopak mata nya, perlakuan itu justru tak bisa membuat nya ingin tidur. Bagaimana ia bisa tidur, jika kerja jantung nya berdegup 2 kali lipat dari biasa nya. Rasa menggelitik di perut ini akan hadir lalu naik perlahan ke jantung nya. Ini hal pertama yang ia alami, ia tak menyukai hal seperti ini, namun ia menikmatinya (?)...

Veranda memandang wajah tidur kinal. Ia menelusuri setiap inci wajah pucat kinal. Ada rasa nyaman saat ia memandang gadis yang lebih muda dari nya itu. Entah lah rasa nya seperti candu untuk nya, ia merasa ingin terus memandang wajah manis teman kecil sekaligus keponakan dari mama nya tersebut.

Kinal yang pada dasar nya tidak tidur memutuskan membuka mata nya. Dan tanpa di sangka, jarak kedua nya tidak terlalu jauh dan bisa di bilang dekat. Kedua pasang mata itu pun akhir nya tak dapat mengelak. Saling berpandangan sangat dalam, bibir kedua nya tertutup rapat. Hanya terdengar bunyi jam dinding milik kinal dan mungkin juga bunyi degup jantung mereka berdua(?)

Acara saling tatap yang memang awal nya tidak di sengaja itu pun terjadi cukup lama. Entah lah apa nama perasaan seperti ini, namun kedua nya menikmati ritme kerja jantung yang tidak stabil dengan gelitikan yang dasyat di perut mereka, seperti ada ribuan kupu-kupu yang beterbangan di sana.

'Apa gue suka sama veranda? Tapi masa sih? Gue jatuh hati sama sepupu sendiri?... Sinting kali gue! "

'Aku kenapa sih?! Ya tuhan... Katakan ini tidak benar! '

Begitulah isi hati mereka berdua saat adu tatap yang seperkian detik itu terjadi.

TBC...

Gimana udah greget belum?? Hahhaha...

Meet AgainWhere stories live. Discover now