Sial

250 47 162
                                    

Tring... Tring...

Bel sekolah berbunyi tepat saat Freyni memasuki gerbang SMA PANCA BAKTI, satpam yang berjaga sudah siap untuk menutup gerbang sekolah itu. Langkah kaki Freyni bergerak setengah lari saat menyusuri koridor. Memegang erat tali tas hitam sandangnya dan paper bag. Terlihat perempuan itu belum menggunakan satu pun perlengkapan MOS -nya. Seperti anak yang lain sudah berkumpul di lapangan dan telah mengenakan perlengkapan dengan lengkap.

Freyni mengenakan perlengkapan itu sambil berjalan. Mengeluarkan perlengkapannya dari paper bag yang dia masukan menjadi satu kedalam sana. Mengalunkan rangkaian permen dari berbagai merek, mengenakan gelang rumbai - rumbai. Taklupa kantong plastic besar berwarna merah dengan tali rapiah yang dijalin. Rambutnya ia biarkan terurai, karena sedikit basah dan belum sempat ia keringkan menggunakan headdrairer -nya. Terakhir mengenakan id card dari kardus serta ditutup karton berwarna kuning dengan identitas lengkap.

Freyni bergegas menuju lapangan dimana setiap gugus berbaris. Tetapi perempuan itu merasakan ada sesuatu barang yang ia lupakan. Dengan cepat Freyni mengubah posisi tas sandang hitamnya kedepan dan mencari benda yang dia lupakan. Langkah kakinya masih bergerak menuju lapangan SMA PANCA BAKTI.

Tanganya masih mengotak - atik isi didalam tasnya dan kedua matanya tidak lagi melihat jalan. Hingga, ia menabrak seorang cowok yang entah muncul dari mana asalnya dan membuatnya juga terjatuh. Sekarang posisi tubuh Freyni berada di atas tubuh cowok yang ditabraknya tadi. Kedua mata mereka saling bertemu. Dengan cepat Freyni berdiri dan menjauh dari cowok itu. Walaupun, sedikit gelabakan.

Detik itu juga Freyni seperti mendapatkan serangan jantung kecil. Sungguh, di benar-benar terkejut. Cowok yang ia tabrak adalah kakak kelas. Terbukti dari seragam yang cowok itu kenakan. Dan parahnya adalah, cowok itu juga mengenakan almamater OSIS dengan nama 'Reynan' yang dengan sempatnya ekor mata Freyni meliriknya. Freyni juga memperhatikan cowok itu. Tatapan yang indah serta alis yang tebal, sungguh Freyni terpanah dengan perawakan cowok ini.

Tidak mau mendapatkan omelan Freyni langsung meminta maaf kepada cowok yang tidak ia tahu siapa. " Ma-maaf... K-kak. Beneran nggak sengaja kok," Ucap Freyni dengan malu dan gugup karena perbuatannya. Perempuan itu hanya berdiri dengan kepala yang menunduk - nunduk maaf.

"Punya mata nggak sih?! Nggak liat lo ada orang!" Jawab cowok yang berusaha berdiri dan Freyni juga mengulurkan tangannya untuk membantu cowok itu berdiri. Namun langsung di tepis olehnya. Freyni juga cemberut kesal dan meniup nafas-nya ke atas sehingga rambut kecilnya sedikit terangkat.

"Kan aku udah mintak maaf, kok kakak jadi nyolot yak!" ujur Freyni dengan nada yang jengkel karena jawaban cowok barusan.

Cowok itu menggertak, "Masa lo nggak liat kalo ada orang disini ! mata lo udah min atau emang nggak bisa ngeliat?!"

"Enak aja kalo ngomong! Mata aku masih sehat wal'afiat ya kak. Kakak juga salah, ngapai juga kakak jongkok-jongkok nggak jelas?!" Freyni juga balik menyemprot kata-kata Reynan barusan.

"Anehan lo. Baru kali ini gue nemu mahluk kayak lo. Padahal lo yang salah," Reynan menjeda ucapannya dan mengeluarkan senyum dengan tatapan membunuhnya. "Dan, seharusnya lo sadar nggak waktu jalan kesini? Gue jongkok tadi juga belum ada orang!"

Kening Freyni tampak berkerut. "Ih bodo amatlah. Mau kakak jongkok, jungkir balik, atau mau lari, terserah kakak! Intinya gue udah mintak M-A-A-F," Freyni menekan nada bicara-nya pada kalimat akhirnya serta kalimat gue yang keluar, bukan lagi kalimat aku seperti tadi.

"Coba lo liat kaki gue!" perintah Reynan dan langsung dituruti oleh Freyni.

Perempuan itu menunduk dan terlihat tali sepatu menggilap Reynan terlepas dari ikatan pitanya. Freyni hanya mengangguk paham dengan mulut yang mancung dan setelahnya, mengeluarkan senyum yang dipaksa. "Udah kan kak, kelar ? Yaudah," Freyni langsung berbalik badan dan meninggalkan cowok yang mengajaknya bercekcok tadi.

ReynanDär berättelser lever. Upptäck nu