15-Mask

4.9K 833 31
                                    

Vivi
Aku mematung. Aku masih belum sepenuhnya sadar bahwa ini nyata. Aku berada disatu ruangan dengan Kim Taehyung. Yang artinya aku berbagi nafas dengannya. Oh, sungguh keajaiban yang luar biasa.

Melihat aku yang kebingungan, V segera membuka percakapan, "Phiphi-ssi aku tahu pasti kau sangat bingung. Tapi hanya dengan inilah aku bisa berbicara denganmu."

Dahiku berkerut, banyak pertanyaan muncul begitu saja, "Aku masih tidak mengerti dengan apa yang kau katakan"

Seakan ingin membuatku mengerti, V segera menyambar jaket hitam yang ada diatas meja, memakai masker serta topi hitamnya. Aku memperhatikan dengan seksama sampai akhirnya menyadari sesuatu. Pria serba hitam yang di toko buku itu, sama dengan pemuda yang sedang berdiri dihadapanku.

"Y-Ya! Kau... Kau pria di toko buku itu!" tunjukku pada V.

Tapi, bagaimana bisa seorang V bisa berkeliaran dengan bebas di toko buku di siang bolong?

Setelah berhasil dengan tujuannya, V kembali menanggalkan properti yang baru saja ia pakai.

Pemuda itu mengulas senyum, "Akhirnya kau mengingatku."

"Apa kau kehilangan sesuatu?" lanjutnya.

Aku menggeleng pelan, sempat berfikir namun tak kunjung menemukan jawaban, "Aku tidak tahu, tapi aku tidak merasa kehilangan apapun."

V melangkah kearah meja kemudian mengambil sebuah buku. Tunggu, sepertinya aku mengenal buku tersebut.

Begitu V mengangkatnya ke udara, seketika aku menyadari bahwa benda tersebut adalah diktat kuliah yang hilang tanpa aku sadari.

Aku mengerjap bingung, "I-itu, bagaimana diktat itu bisa ada padamu?"

V mengedikan bahu, "Ini terlempar jauh. Beruntung aku melihatnya. Aku berusaha mengejar tapi bus yang kau naiki sudah melaju."

Lantas aku terkekeh pelan, "Aku tidak pergi saat itu, oppa. Aku masuk ke Cafe disebelah toko buku."

Kini V yang sedikit bingung, "Benarkah? Wah seharusnya aku mencarimu dulu saat itu. Ini..."V menyerahkan diktatnya padaku, "kau harus berterimakasih padaku."

Aku menerima buku itu dengan sedikit gugup, "Terima kasih banyak, oppa. Tapi, bagaimana kau tahu kalau ini milikku?"

"Aku membaca namamu, dan aku juga melihatmu sekilas saat aku membantumu saat itu. Tadi saat kita bertemu dan mengingat namamu, aku segera teringat buku ini. Awalnya aku hanya menerka, untung saja benar. Beruntung aku selalu membawanya." jelas V.

Sebuah senyum kembali terukir, "Sekali lagi terima kasih. Kau orang yang sangat baik," aku menjeda sebelum kembali berucap ragu, "tapi, bolehkah aku pergi sekarang? Aku rasa temanku sudah menunggu terlalu lama."

"Oh, tentu saja. Dengan apa kau pulang?" tanya V penuh perhatian.

"Aku mengendarai mobil." jawabku singkat.

V mengangguk pelan, "Kau tinggal dimana?"

"Gangnam," sahutku.

V mengangguk tenang, tapi setelah itu netranya membulat gemas, "Apa?! Gangnam? Kau mengendarai mobil sendiri dari sana? Bukankah itu jauh untuk seorang wanita?"

Aku terkekeh melihat respon yang V sedikit berlebihan menurutku, "Itu bukanlah apa-apa."

"Kalau begitu, sampai jumpa oppa. Terima kasih." aku membungkuk sopan.

"Baiklah. Hati-hati dijalan. Aku harap kita bisa bertemu lagi dilain waktu." V tersenyum kemudian melambaikan tangan.

Aku hanya mengangguk kemudian berlalu meninggalkan ruangan tersebut. Jantungku masih belum bisa kembali bekerja dengan normal. Sungguh. Berhadapan langsung dengan si tampan Taehyung tanpa seorang pun yang mengganggu, ternyata benar-benar seperti menaiki roller coaster. Menegangkan namun menyenangkan disaat yang sama.

Namun euforia itu lenyap begitu saja saat aku melihat Yoojin dan Minji.

"Maafkan aku. Kalian pasti lama menunggu." kataku dengan lembut.

"Tidak, kami baru saja mulai makan. Kau juga makanlah dulu sebelum kita pulang." titah Minji.

"Tapi apa yang kau lakukan Phiphi-ya?" pertanyaan yang sedari tadi aku hindari akhirnya terlontar dari mulut manis Yoojin.

"Ini," aku mengangkat diktat, "aku tidak sengaja meninggalkannya di toko buku. Beruntung yang menemukan adalah seorang Army. Kebetulan dia juga datang hari ini." Aku menggigit bibir bagian dalam karena gugup, berharap kebohonganku tidak terkuak dengan mudah.

Beruntungnya Yoojin hanya memberi anggukan kemudian melanjutkan suapannya. Aku terselamatkan.

"Baiklah aku akan memesan dulu."

-My Hijab Noona, 2018-

Argh sebenernya aku juga bingung, kenapa Vivi seberuntung itu. Apa aku ganti nama aja jadi vivi biar bisa dikelilingi cogan? 😂

My Hijab NoonaWhere stories live. Discover now