Chapter 4 - Ayah

2K 311 47
                                    

Suara langkah kaki dari seorang pria paruh baya itu terdengar menggema di terowongan gelap malam itu. Sebuah suara sirene mobil polisi terdengar dari kejauhan, Pria itu menoleh dan melihat  mobil polisi melewati terowongan yang sama tanpa menghiraukannya. Saat mobil polisi itu telah menjauh, pria itu memutar balik arah tujuannya, ia berhenti dan membuka sebuah pintu besi di pinggir jalan yang didalamnya terdapat jalur gorong-gorong.

Pria itu masuk kedalam gorong-gorong tersebut dan menutup kembali pintu besi yang tadi ia buka. Tempat itu gelap dan bau lembab, banyak air menetes dari langit-langit dan menggenang di dasar gorong-gorong. Pria paruh baya itu mengeluarkan senter dari tasnya, kemudian ia mulai menyusuri tempat tersebut hingga mendapati sebuah pintu.

Saat di buka, di balik pintu tersebut terdapat sebuah lab rahasia yang tidak terlalu luas. Di dalamnya terdapat lima orang yang menggunakan pakaian lab sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing dan seorang pria jangkung yang terlihat santai menggunakan setelan olahraga berwarna hitam berbaring disebuah sofa.

Pria paruh baya yang baru datang itu langsung menghampiri pria muda bersetelan olahraga itu. Ia mengambil sebuah selembaran dan memberikannya kepada pria tersebut.

"Pemerintah akan membuka sebuah akademi, mereka benar-benar akan memanfaatkannya." ujar pria paruh baya itu. Pria bersetelan olahraga itu duduk di sofanya, Ia mengambil selembaran yang di berikan kepadanya, lalu membacanya sekilas dan mengoyak kertas itu menjadi beberapa potongan kecil.

Wajahnya memerah, tubuhnya gemetaran dan kedua matanya menunjukan tatapan yang penuh dengan kebencian. "Aku tidak akan membiarkan mereka semua melakukan ini." gumamnya dengan suara rendah yang terkesan kejam.

-

Chaeyoung berdiri di belakang Jungkook, saat pria itu sedang memasukan kode pengaman di pintu apartemennya. Jungkook membuka pintu tersebut dan langsung disambut dengan pelukan hangat seorang pria yang tidak lain adalah Ayahnya.

"Kau kemana saja nak? Aku sudah mencoba mencarimu dan menghubungimu, Ayah sangat mencemaskanmu..." Professor memeluk anak semata wayangnya tersebut dengan erat.

Jungkook ragu untuk membalas pelukan Ayahnya tersebut. Di sisi lain ia masih marah, tetapi di sisi lain ia sangat merasa bersalah karena membuat Ayahnya khawatir. Jungkook mendorong pelan tubuh Ayahnya tersebut. "Maafkan aku telah membuat Ayah khawatir..." gumam Jungkook.

"Aku bersama seseorang yang mengaku mengenal Ayah.. " Jungkook bergeser kesamping dan menunjukan keberadaan Chaeyoung.

"Professor..." panggil Chaeyoung yang kemudian membungkukan tubuhnya memberi hormat.

Professor Jeon sontak terkejut dan menghampiri gadis cantik tersebut, kemudian ia menggenggam jemari tangan Chaeyoung. Jungkook terkejut dan merasa sedikit canggung melihat perilaku ayahnya tersebut. 'Apa-apan ini?' Batin Jungkook.

"Bagaimana kau bisa kesini Chaeng? Dan lagi... bagaimana kalian bisa bersama?" tanya Professor Jeon bingung.

Belum sempat Chaeyoung menjawab, Jungkook maju dan menarik tangan ayahnya pelan agar terlepas dari jemari gadis itu. "Ceritanya panjang, ajak tamu kita untuk duduk di dalam." ujar Jungkook.

"Ahh... Iya, maafkan aku Chaeng, mari masuk.." ajak Professor Jeon mendahului mereka.

Jungkook memberi jalan kepada Chaeyoung untuk masuk lebih dahulu tanpa melepas pandangan sedetikpun dari gadis di hadapannya. Chaeyoung membalas tatapan pria itu dengan senyuman tipis, lalu ia mengikuti Professor Jeon. Pria dibelakangnya menutup pintu apartemen dan menyusul keduanya.

Professor Jeon atau Ayah Jungkook itu mempersilahkan Chaeyoung untuk duduk di sebuah sofa berwarna putih abu-abu diruang tengah apartemennya, gadis itu segera duduk dan menatap sekeliling ruangan tersebut.

"ROSÉ" | jjk.pcyTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon