"You're mine" bisik Rio ditelinga Ify. Dia menundukkan wajahnya berniat mencium bibir Ify selagi Ify terlihat masih belum sadar dengan posisinya yang berada dalam pelukan Rio.

Ify mengerjapkan matanya beberapa kali begitu melihat Rio yang semakin mendekatkan wajahnya. Dia langsung mendorong dada Rio begitu menyadari dirinya dalam bahaya.

"Dasar playboy mesum!" umpat Ify. Dengan sekuat tenaga dia menginjak kaki Rio sehingga dia bisa terbebas dari laki-laki brengsek itu. Lalu dia langsung berlari meninggalkan tempat itu.

"Argghhs Sial" umpat Rio. Dia memegangi kakinya yang terasa sakit. Betapa sialnya dia hari ini. Bukannya dapat ciuman dari Ify tetapi malah dapat siksaan. Kasihan sekali kamu Rio.

******

Ify menggerutu sepanjang perjalanan menuju ruangannya. Hampir saja bibirnya ternoda. Tapi syukurlah hal buruk itu tidak terjadi. Dia tidak bisa membayangkan kalau tadi itu Rio benar-benar mencium bibirnya.

"Dasar gak tau diri. Playboy mesum. Cabul!" gerutu Ify. Dia mendudukkan dirinya di kursi.

"Siapa yang cabul Fy?" Tanya Alvin yang langsung masuk ke dalam ruangan Ify. Dia mengernyitkan keningnya saat samar-samar mendengar Ify menggerutu seperti tadi.

"Eee itu anu-, bukan siapa-siapa kok" ujar Ify mencoba tersenyum.

"Beneran?" Tanya Alvin lagi.

"Iya. Oh iya ngapain ke sini?" Tanya Ify.

"Laporan yang kemarin udah selesai? Aku udah tunggu kamu dari tadi" ujar Alvin.

Ify menepuk jidanya pelan begitu menyadari kecerobohannya itu. Ini semua gara-gara Rio yang pagi-pagi sudah mengganggunya. Sehingga dia lupa menyerahkan laporan yang diminta Alvin kemarin.

"Jangan nyakitin diri sendiri"ujar Alvin. Dia mengusap dahi Ify yang bahkan tidak sakit itu. Ify mendongakkan wajahnya menatap wajah Alvin yang begitu dekat dengan wajahnya. Hingga dia merasakan kalau pipinya mulai memanas.

******

Ify menggerutu kesal karena sudah cukup lama dia menunggu namun tidak ada taksi yang lewat. Semua ini tidak akan terjadi kalau saja mobilnya tidak mogok. Dia juga tidak memiliki aplikasi gojek sehingga dia harus menunggu seperti ini.

"Mana sih ni taksi? Kebiasaan deh kalau lagi dibutuhin gini gak ada. Coba aja pas gue lagi bawa mobil banyak banget taksi yang lewat" gerutu Ify. Sesekali dia melirik jam di pergelangan tangannya.

Kalau seperti ini jadinya, dia menyesal telah menolak tawaran Alvin untuk pulang bersama laki-laki itu.

Ify menyipitkan matanya begitu melihat sebuah mobil asing berhenti di depannya. Perasaannya menjadi was-was takut yang ada di dalam mobil itu adalah orang jahat. Namun setelah melihat orang itu keluar dari dalam mobil, dia malah melengos tak suka.

"Ayo masuk. Biar aku anterin pulang" ujar Rio yang entah bagaimana ceritanya sudah berada di depan Ify.

"Gak usah, saya bisa pulang sendiri naik taksi" Tolak Ify. Mulai saat ini dia harus jaga jarak dari Rio. Takut laki-laki itu akan berbuat kurang ajar lagi kepadanya.

"Kamu mau nginap disini sampai malam? Soalnya tadi aku ngeliat para sopir taksi lagi demo di alun-alun" bohong Rio asal. Mana dia tahu kalau lagi ada demo.

"Anda membohongi saya kan?" Tanya Ify tak percaya

"Kalau kamu gak percaya sih juga gak papa. Paling kamu yang bakalan terjebak di sini sendirian. Apalagi katanya kalau malam-malam tempat ini angker" ujar Rio mengedikkan bahunya seolah-seolah menambah kesan dramatis dari perkataannya barusan.

When The Jerk Falling in LoveWhere stories live. Discover now