Chapter 12

13.6K 923 7
                                    

Aku serta merta panik ketika melihat ada kacang tanah di tangan Nadia. Nadia memiliki alergi parah terhadap kacang tanah, ditambah lagi seperti Angga, dia memiliki asma yang memperparah alerginya ketika terkena kacang tanah. Aku mencoba memberi Nadia minum.

"Alma.. kenapa bisa Nadia makan kacang tanah?" Tanyaku.

"Itu.. emm.. tadi Tante Vita kasih Nadia roti pakai selai sama kacang.. Alma udah bilang kalau Nadia alergi tapi Tante Vita paksa Nadia makan, terus gak lama Nadia sesak."

"Vitaaaa... Why????" Teriakku.

"Aku gak tau kalau alerginya separah itu..."jawab Vita.

"Demi Tuhan Vita, kamu itu dokter!!! Harusnya kamu tau hal seperti ini!!! Oh.. Nooo... Papaaa... ke rumah sakit Papaaaa... Bibir Nadia bengkak.. Aku takut Nadia makin gak bisa nafas... Now... Papaaa Noooow!!!!" Aku berteriak seperti orang gila melihat anakku terkulai lemas, nafasnya sesak , bibir dan lidahnya mulai membengkak.

Angga terlihat ikut panik karena tidak pernah melihat Nadia separah ini. Sementara Papaku segera menyiapkan mobil untuk membawa Nadia ke rumah sakit. Angga berjongkok untuk menggendong Nadia.

"Mas.. mau ke rumah sakit?? Gak boleh.. Nanti aku sama siapa Mas??" Kata Vita.

"My Goodness, Vita. Ini Nadia sakit lho.. gara-gara KAMU!!! MASIH BERANI KAMU LARANG AKU HAAAH??" sentak Angga.

"Gara-gara aku?? Emang dasar aja anaknya penyakitan, kok jadi aku yang disalahin??? Rani, sengaja kan acting panik begitu biar bisa dekat lagi sama Angga?? Mau ngerebut Angga dari gue?? Perempuan gila!!!"

"Ya Tuhan.. Vita... Saya sudah tidak ada urusan dengan Angga secara pribadi. Saya tidak serendah itu untuk mendekati suami orang, karena buat saya itu perbuatan murahan sekali." Balasku.

"Maksud lo, gue murahan?? Hah???" Vita maju mendekatiku dan tangannya ingin menjambak rambutku.

"Merasa sudah merebut suami saya? Berarti iya, kamu semurahan itu!!! One thing, Vita. Kamu bisa ambil suami saya, tapi kalau sampai ada apa-apa dengan Nadia, aku mungkin tidak akan pernah memaafkan kamu."

"Lho.. aku bilang kan aku gak sengaja"

"Oh? Gak sengaja? Kamu bawa roti dengan selai kacang untuk Nadia, kamu bilang gak sengaja? Kamu bawa kacang goreng untuk Nadia, kamu bilang gak sengaja? Asal kamu tau, aku dan bunda atur semua menu hari ini tidak ada satu pun yang mengandung kacang. Apa ini caramu agar Nadia tidak bisa lagi bertemu Angga?? Mau membunuh dia??"

Wajah Vita memucat seolah rencananya terbongkar olehku. Seluruh keluarga menatap marah ke arah Vita yang kini hanya bisa menunduk.

"Rani.. Kita harus ke rumah sakit sekarang!!! Nadia pingsan." Teriak Angga.

ForgivenWhere stories live. Discover now