Chapter 10

14K 922 22
                                    

Proses perceraianku berlangsung cepat, karena aku dan Angga akhirnya sepakat bercerai dan rumah yang kami tinggali dulu tidak jadi dijual tapi akan dikontrakkan untuk biaya kebutuhan Nadia. Mami tentu saja tidak setuju awalnya, tapi biar bagaimana pun keputusan tetap ada ditanganku dan Angga.

Enam bulan pasca perceraianku, aku sudah mulai membuka usaha kue bersama Bunda dan Adya. Aku kembali menemukan semangatku yang sempat hilang, semua demi Nadia. Aku harus berusaha keras demi Nadia, karena dia hidupku terasa dibutuhkan dan berarti. Usaha kueku Alhamdulillah laris, rata-rata pembelinya adalah pelanggan restaurant Bunda. Kini restaurant sudah semakin besar dan ramai karena Adya memiliki ide untuk membuat semacam meeting room di lantai dua yang bisa menampung hingga 150 orang, tentu saja ini pun menjadi lahan rejeki untukku karena berarti semakin banyak pesanan snacks ke tokoku.

Lalu Angga? Dia sudah menikah  dengan Vita dua bulan lalu karena Vita akhirnya mengakui bahwa mereka sudah berhubungan layaknya suami istri. Namun entah mengapa, kini Angga sering sekali datang ke rumah Mama dengan alasan ingin bertemu Nadia. Aku jelas tak bisa melarang Angga datang karena biar bagaimana Angga tetap Papa Nadia, aku harus mengesampingkan egoku demi anakku.

Drrrttt... Ada pesan masuk.

+628573323xxxx
Bisa kita bertemu siang ini?
-Nevita Widjojo

Vita? Sudah pakai nama belakang Angga rupanya. Seperti ingin menegaskan bahwa kini dia yang menjadi pemilik Angga.

Me:
Ada masalah apa?

Nevita Widjojo
Tentang Nadia. Bisa?

Me:
Hanya bisa 1 jam, jam 2 siang ini.
Datang saja ke Pasundan.

Aku meminta dia datang ke restaurant Bunda, aku tak mau buang-buang waktu di jalan hanya untuk bertemu Vita.

🌸🌸🌸🌸

"Silahkan diminum dulu" ujarku pada  Nevita setelah dua buah ice lemon tea  dibawakan oleh pelayan. Aku meminta duduk di pojok agak tidak terlalu menarik perhatian jikalau tiba-tiba Nevita berbuat yang tidak-tidak. "Jadi apa yang mau kamu bicarakan?"

"Begini, akhir-akhir ini Angga sering sekali menemuimu"

"Menemui Nadia, anaknya!" Koreksiku.

"Ya, tapi tetap saja bertemu denganmu kan?"

"Angga bisa saja datang saat saya di bakery, tapi dia memilih datang saat saya di rumah. Jika itu masalahnya, berarti kamu seharusnya protes pada Angga, bukan saya!"

"Tapi, jika kamu melarang Angga bertemu Nadia terlalu sering, pasti Angga akan menuruti."

"Saya tidak bisa. Angga itu Papa dari Nadia, dia punya hak bertemu kapanpun."

"Kamu tidak memikirkan perasaanku, istri sahnya yang harus melihat suaminya bertemu mantan istrinya hampir setiap dua hari sekali? Perempuan macam apa kamu??" suara Nevita mulai meninggi.

"Kenapa saya harus memikirkan perasaan wanita yang dulu meniduri suami saya tanpa memikirkan perasaan saya? Lagipula saya tidak melakukan perbuatan tercela seperti yang kamu lakukan saat itu." Ujarku membela diri dengan suara datar.

"Itu kan masa lalu. Tak bisa dirubah."

"Ya. Dan kenyataan bahwa hubungan anak dan bapak tidak boleh dihalangi pun tak bisa dirubah."

"Aku gak mau Angga terlalu dekat dengan Nadia saat ini, apalagi minggu depan Adya tunangan, kalau Angga terus menerus dekat dengan Nadia, aku pasti akan semakin tersudutkan oleh perkataan orang-orang karena belum hamil."

"Don't play victim, Vita!! Kamu yang membuat mereka hidup terpisah. Kamu tidak akan disudutkan jika dulu kamu tidak melakukan hal itu. Lagipula, acara pertunangan Adya hanya satu hari. Tak bisakah kamu bersabar satu hari saja melihat Nadia dan Papanya bersama?"

"Tidak!! Aku tak mau jauh dari Angga pada acara nanti, aku istrinya. Aku pun tak mau dekat dengan Nadia. Selamanya dia bukan anakku. Jadi aku tak punya kewajiban dekat dengannya."

"Bukan urusanku jika kamu tak mau dekat dengan Nadia."

"Raniii.. menjauhlah dari kami. Kamu bukan bagian dari Angga lagi!"

"Aku bisa menjauh.. Tapi Nadia tidak."

"Kalau begitu, bisakah Nadia menghilang saja dari kehidupan Angga???"

Nevita berlalu setelah mengatakan itu. Dan aku, hanya bisa terpaku kaget dan berusaha mencerna kata-katanya. Menghilang? Apa maksud wanita itu?

ForgivenWhere stories live. Discover now