Chapter 2

13.1K 890 2
                                    

"Raaan..."

Aku mendengar suara Angga memanggil pelan, ia berdiri di depan kamar Nadia. Aku merapatkan selimut Nadia, mengecup keningnya perlahan dan perlahan berjalan menuju Angga yang nampak kusut wajahnya.

"Sudah pulang Mas? Aku pikir Mas mau nginep di rumah Mami."

"Gak lah, ada Hadi kok di rumah."

Hadi itu adik kedua Mas Angga. Angga punya dua adik, Hadi dan Adya. Hadi masih tinggal di rumah Mami sedangkan Adya kost di Bogor karena Restaurant tempat dia bekerja ada di sana.

"Mau aku bikinin minum?"

"Gak usah, Ran. Ran... Maafin Mami ya, namanya juga orang tua, kadang suka asal ngomong."

"Iya, Mas. Tapi rasanya sedih sekali dengar Mami bilang begitu."

"Sudah...Anggap saja itu motivasi dari Mami supaya kamu berusaha bisa tampil lebih cantik dari Vita. Aku tau kok maksud Mami itu sebenarnya baik, kamu cuma harus belajar ngerti Mami lebih jauh aja."

"Satu setengah tahun jadi menantu Mami rasanya aku masih belum bisa dekat sama Mami."

"Gak apa-apa. Nanti juga bisa. Oh iya besok apa kamu ke rumah Papa Mama pagi-pagi aja? Biar aku antar."

"Gak usah Mas. Besok katanya Adya mau ke sini pagi-pagi, mau pinjam sepatu aku yang merah itu, ada acara besok malam katanya. Jadi aku ke rumah Papa Mama sore aja. Paling diantar Adya."

"Oke deh. Aku besok tetap harus anter Mami ketemu Vita. Aku gak mau Mami marah, kamu tau kan selamanya Mami adalah tanggung jawabku? Terutama setelah Mami cerai sama Papi lima tahun lalu. Mami kehilangan Papi makanya emosinya gak stabil."

"Iya, Mas. Aku ngerti."

"Soal Vita.. Aku memang pernah pacaran sama dia, tapi gak lama. Dan setelah itu kami  lost contact. Kamu gak mikir aku akan gimana-gimana kan?"

"Aku percaya Mas tau yang terbaik. Aku juga gak peduli Mas pernah punya berapa mantan pacar, yang penting kan saat ini, Mas hanya sama aku."

Aku memeluk Angga, membenamkan kepalaku di dadanya, menumpahkan segala gundahku di sana. Esok, Angga akan bertemu lagi dengan mantan pacarnya, jujur saja aku tidak bisa mendefinisikan perasaanku saat ini. Aku cemburu? Mungkin iya. Tapi satu sisi hatiku memintaku untuk percaya pada Angga. Ya, mereka hanya bertemu. Lagi pula, mereka hanya mengantar Ibu mereka masing-masing, bukan karena rindu ingin bertemu lagi. Aku hanya berharap Tuhan menenangkan hatiku malam ini.

ForgivenWhere stories live. Discover now