Part 5

8.8K 605 11
                                    

Happy Reading....

Megan Pov

Aku menatap galak ke arah Wira, aku sekarang harus tinggal di mansion Mahendra entah apa alasannya.

"Apa kau serius? Tentang pernikahan ini?" tanyaku ketus.

"Ya, aku lelaki yang bertanggung jawab. Itu yang di ajarkan ayahku." ucap Wira dingin sambil mengusap wajahnya.

"Tapi.. pernikahan itu sesuatu yang sakral bukan main main!" ucapku mengingatkan.

"Aku tahu." ucap Wira sambil menatapku.

"Apa kau punya ide lain selain menikah? Aku tak mau mimpiku menjadi dokter terhenti gara gara kau." ucap Wira sambil menatapku kesal.

"Oh gara gara aku huh? Dan ya cuma aku disini yang tak punya cita-cita, begitu maksudmu?" tanyaku sebal.

Iya aku memang lulusan SMP, aku tak suka terikat dengan pelajaran yang memuakkan tapi aku juga tak mau berakhir dengan menikahi orang yang tak aku cintai sama sekali.

"Aku tak tahu cita-citamu, apa yang kau kejar dalam hidupmu dan aku tak peduli." ucap Wira sambil mengambil minuman di kulkas.

Aku menghela nafas lelah, rasa sakit di selangkanganku masih terasa berdenyut denyut.

"Kau sudah merasa baikan?" tanya Wira sambil memperhatikanku.

"Apa?" tanyaku tak mengerti.

"Milikmu..." ucap Wira santai sambil menyeringai membuatku sebal.

"Itu bukan urusanmu!" bentakku sambil pergi meninggalkannya dengan langkah sedikit mengangkang. Akh sial!!

Aku yakin Wira mentertawakanku di belakang sana, ya tertawalah selagi kau bisa dan kenapa bisa dia tertawa pada saat menyebalkan seperti ini? Chris melihatku dan langsung menghampiriku.

"Maafkan aku.." ucapnya merasa tak enak.

Ya seandainya aku langsung menemukan mahluk bernama Chris ini, mungkin nasibku takkan seperti ini.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Chris lagi.

"Milikku masih sakit dan perih.." bisikku malu karena sudah tak tahan dengan perihnya. Chris pun menelepon seseorang.

Dokter Liam memeriksaku dan memberiku vitamin dan anti biotik.

"Aku tak menyangka Wira seganas itu!" ucap Chris sambil terkikik setelah dokter Liam pergi.

"Oh Son of Bitch!" makiku kasar dan Chris malah makin tertawa.

"Wira lelaki paling alim dan perfeksionis jadi, aku tak yakin kau akan tahan!" ucap Chris.

"Lalu aku harus bagaimana?" tanyaku sebal.

Chris menatapku.

"Menikahlah dengan Wira." ucap Chris sambil tersenyum.

"Apa? Kenapa kau jadi mendukungku untuk menikahinya?" tanyaku kaget. Chris menatapku lalu memegang kedua rahangku.

"Aku yakin Tuhan punya rencana dan aku tahu kau gadis baik baik jadi... Aku percayakan Wira di tanganmu." ucap Chris sambil menangkup wajahku membuatku melotot.

"Astaga,Chris..." pekik Mirza yang melihat keakraban kami.

"Apa kau akan menciumnya? Kau sudah menikah dan akan memiliki anak Chris!" ucap Mirza lagi.

"Aku hanya memberi saran pada adik kecil ini.." ucap Chris sambil mengelus pipiku.

"Percuma kau mengelak, kau jodohnya Wira!" ucapnya menyebalkan.

"Kau bukan Tuhan Mr Mahendra." bisikku dan Chris hanya tertawa lalu pergi meninggalkanku berdua dengan Mirza.

Mirza... Wajahnya lebih kalem dan tampak lebih dewasa.

"Aku akan membantumu untuk tidak menikahi adikku." ucap Mirza dengan suara berat.

"Maaf jika adikku sudah menodaimu, sebagai gantinya kau bisa meminta bantuanku kapan saja asal kau meninggalkan adikku." ucap Mirza membuat hatiku sakit.

"Kenapa kau tak mendukungku?" tanyaku penasaran.

"Aku tahu siapa kau, gadis manja yang senang berpesta." ucap Mirza sinis membuatku tersenyum kecut.

Ya, dia benar aku memang bukan gadis yang sempurna seperti keluarga Mahendra. Aku menghela nafas,

"Oke... Bawa aku pergi dari sini untuk selamanya tapi jika sampai mereka bisa menemukanku, aku akan bilang kau yang memintaku pergi menjauh." ucapku dingin.

"Gampang dan kau bisa pergi di hari pernikahanmu." ucap Mirza dan aku mengangguk.

"Baiklah." ucapku lalu keluar dari ruangan itu, aku lebih baik kembali ke apartemenku.

Aku tak tahu siapa yang berengsek di sini. Aku,  Mirza atau Wira atau Chris?? Aaarrgghh... Rasanya aku ingin membunuh mereka saja!!

Tbc

Princess Alexander (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang