Part 4

9K 638 9
                                    

Happy Reading....

Author Pov

Megan mengerjapkan matanya, merasakan gerakan kecil dari seseorang yang sedang memeluknya dengan erat.

Deg

Jantung Megan berdegup dengan kencang ketika mengingat kejadian sebelum dia berada di sini...

Flash Back

(Megan Pov)

Aku mencari kak Chris, aku rasa hanya dia yang bisa menolongku untuk mengantarkanku pulang. Aku mengetuk kamar satu per satu karena katanya dia sedang mengistirahatkan istrinya yang kelelahan sehabis resepsi.

"Kak Chris.." ucapku ketika pintu terbuka namun ternyata bukan dia musuh bebuyutanku, Wira!

Pria itu menatapku tajam.

"Maaf aku salah kamar." ucapku sekenanya namun tiba tiba dia menarik tubuhku ke dalam kamar dan menguncinya. Aku terkejut, bau alkohol menyeruak dari tubuhnya walau percampuran parfum dan alkohol menjadi perpaduan yang maskulin dan seksi tapi aroma alkohol lebih kuat menyeruak.

"Kau mabuk?" tanyaku tak percaya seorang calon dokter mabuk. Pria itu tak menjawabku dan terus mendekatiku. Aku mencoba berlari namun dia langsung menerkamku, merobek pakaianku dan mulai mencium bibirku secara paksa.

Aku meronta ronta namun tenaganya lebih kuat dari tenagaku, aku menangis sekuat mungkin berharap ada rang yang kan mendengarku namun bibirnya terus membekap bibirku dengan jemarinya yang lihai memilin putingku dan merobek celana dalamku.

"Wira hentikan!" teriakku namun dia menulikan semua teriakanku.

Wira melucuti pakaiannya dengan cepat sambil memegang kedua tanganku dengan satu tangannya yang kekar dan kembali menindih tubuhku. Apa lelaki ini sudah gila?

"Wira, aku adik iparmu..." isakku ketika dia terus menghisap kedua pucuk payudaraku secara bergantian.

Rasanya geli dan nikmat, oh sial tubuhku kenapa sudah tak sejalan dengan otakku? Aku mencoba mendorong tubuhnya, namun tiba tiba benda keras menusuk milikku, rasanya sangat sakit. Tubuhku bergetar merasakan perih dan sesuatu seperti robek dan.

"Akh..." jeritku tak tahan ketika Wira tanpa aba aba mengeluar-masukan miliknya yang keras.

"Kau gila, kau berengsek!!" jeritku frustasi.

Aneh, kenapa lama lama rasanya menjadi nikmat? Tangisanku pun berubah menjadi desahan. Wira memperlakukanku dengan sangat lembut dan hati hati tak sekasar tadi, mengikuti irama di setiap gesekannya. aku rasa ini juga pertama buatnya karena terlihat amatiran tak seperti pria di film porno yang begitu agresif dan liar atau teman temanku yang senang melakukan seks di depan umum.

Ya aku suka melihat film porno bersama teman temanku, mereka berakhir di ranjang dan aku berakhir di sudut kamar memakan makanan favoritku, pizza!

Wira menatapku dengan mata sayunya lalu menciumku setelah kami sama sama mengalami orgasme, dia memelukku dengan erat dan kami pun tertidur...

Flash off

Air mata mulai meleleh di kedua pipi Megan, dia sudah tak perawan lagi dan si pria dingin inilah yang sudah menidurinya.

"Kau menangis?" tanya Wira yang entah sejak kapan sudah terbangun dan menatapnya tanpa Megan sadari.

"Apa yang kau lakukan padaku?" isak Megan dan dengan sigap Wira membekap bibirnya.

"Berisik, apa kau mau membangunkan seluruh penghuni hotel ini?" bisik Wira dan tak lama terdengar suara berisik seperti terjadi sesuatu di luar sana dan pintu kamar terbuka.

"Apa yang kalian lakukan??" teriak Chris sehingga semua anggota keluarga berdatangan ke kamar mereka.

Rapat keluarga langsung di laksanakan. Fix mereka sudah tahu Wira memperkosa Megan dengan bukti pakaian Megan yang terkoyak dan bercak darah keperawanannya di seprai.

"Kau membuatku malu!" geram Rafael kepada anak yang selama ini dia banggakan. Wira hanya menunduk,

"Aku mabuk ayah.." ucap Wira mencoba membela diri,

"Maafkan anakku Felix.." ucap Rafael dengan nada bersalah dan wajah memerah karena marah dan malu.

"Bagaimana jika Megan hamil?" tanya Eve membuat tubuh Megan menegang, ya Wira memang tak menggunakan pengaman!!

Rafael menarik nafas.

"Wira harus bertanggung jawab atas perbuatannya, hamil tidak hamil dia harus menikahi Megan." ucap Rafael.

"Kau benar, tapi bagaimana tanggapan publik?" ucap Felix gusar.

"Felix kau jangan menghiraukan itu tapi nasib anak kita, Megan!" ucap Eve dan seperti biasa mereka mulai berdebat.

"Mom, dad, tak ada pernikahan. Aku tak apa apa. Aku tak mau menikah tanpa di landasi cinta." ucap Megan.

"Apa? Kau pikir keperawanan itu sesuatu yang tak berharga?" pekik Felix.

"Aku tak mau orang beranggapan kau jalang nak!" ucap Felix lagi dengan nada frustasi.

Wira hanya terdiam mengamati perdebatan Megan dan Felix.

"Tapi dad, aku bukan mommy yang akan kuat bertahan dengan pria dingin seperti dia!" ucap Megan ketus.

"Keputusan sudah bulat, kau menikah dengan Wira!" ucap Felix tegas.

"Tapi daddy..." Felix langsung menyela.

"Cukup Megan!" bentak Felix membuat suasana menjadi tegang.

Megan hanya bisa menangis.

"Bagaimana Rafael, kapan pernikahan mereka dilaksanakan?" tanya Felix datar.

"Jika Megan hamil bulan depan kita laksanakan tapi jika tidak, mereka bertunangan dahulu sampai Wira lulus. Bagaimana?" tawar Rafael.

"Apa tidak terlalu lama?" tanya Felix yang mengingat Wira lulus dua tahun lagi.

"Bagaimana menurutmu Widya?" tanya Rafael.

"Aku akan menikahi Megan secepatnya ayah.." ucap Wira membuat semua terkejut.

"Apa?" tanya Megan tak percaya.

"Bulan depan jika kau memang sudah siap." ucap Rafael dan Megan hanya bisa diam menahan amarahnya. 'Kenapa pria itu malah ingin mempercepat pernikahannya..' rutuk Megan dalam hati.


Tbc

Bakal muncul tokoh-tokoh yang tak asing disini, jika kalian mengamati setiap ceritaku. Mungkin seperti di paksakan, namun aku ingin menegaskan bahwa cinta tak pandang bulu, tidak memandang perbedaan usia, status, kasta, harta dll. Jadi, enjoy my story....

Thanks for reading....

Love you

Muuaah....

Princess Alexander (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang