Part 2

10.6K 668 8
                                    

Happy Reading....

Megan Pov

Seperti inilah kehidupanku sekarang, sebenarnya aku memang tak suka pesta. Aku gadis sederhana yang sama seperti gadis lainnya, ingin menikah dan hidup bahagia. Namun dari berpestalah bakat nyanyiku di temukan dan terasah sempurna. Walau begitu aku tetap tak menghargai bakatku itu karena untuk apa? Aku anak dari seorang milyuner nomor satu, Felix Alexander!

Hampir setahun aku tinggal di Jerman dan aku terpaksa kembali ke LA ketika mendengar kabar kakakku sakit. Kakakku yang sempurna, tampan, kuat, pintar dan hebat, sakit? Meski sejak kecil kami tidak terlalu dekat karena jarak usia kami yang terpaut 11 tahun tapi dia tetap kakakku dan aku sadar bahwa memang tak ada manusia yang sempurna.

Aku segera meluncur ke Reed Hospital dan menemui kakakku. Mommy tampak sedih dan daddy dengan wajah tegangnya. Mereka menatapku antara bahagia, getir, semua campur aduk seperti perasaanku sekarang.

"Megan..." isak mommy dan langsung memelukku berbeda dengan daddy yang memasang wajah datarnya.

"Kakak baik-baik saja?" tanyaku khawatir namun mommy hanya menangis.

Aku menatap seorang gadis seusiaku, berambut cokelat terang sedang menunggu di depan ruang kakakku.

"Siapa kau?" tanyaku karena wajahnya memang tak asing dan aku sepertinya pernah melihatnya, tapi siapa?

"Aku Alessa.." ucapnya dan aku melihat cincin melingkar di jari manisnya. Aku tersenyum sinis lalu tak lama dokter Farel mendekati wanita itu.

"Beristirahatlah, Xavier akan baik baik saja.." ucap dokter itu dan gadis itu hanya menunduk sedih.

"Kau siapanya kakakku?" tanyaku curiga.

"Dia kekasih kakakmu." ucap daddy membuatku terkejut.

"Alessa aku ingin bicara denganmu." ucap daddy dan mereka pun berbicara di suatu ruangan.

Aku mengusap wajahku dan aku terkejut melihat lelaki yang mirip dengan pria di pesawat itu tapi aku rasa dia lebih berisi dan tinggi.

Pria itu menatapku lalu duduk di sampingku.

"Kau adiknya Xavier?" tanya pria itu.

"Iya.." jawabku dan tumben dia sedikit ramah dan apa dia tak mengenalku?

"Aku Chris, kakaknya Alessa.." ucap pria itu.

"Aku Megan." ucapku dan ya sepertinya dia tak mengenalku. Aku melihat jari manisnya di lingkari cincin, dia sudah menikah...

Chris berdiri lalu memeluk salah satu dokter wanita dan menciumnya.

"Kau jangan khawatir, Xavier pasti bisa melalui ini.." ucap dokter itu.

"Aku tahu kau istriku sekaligus dokter yang hebat.." ucap Chris.

Ooh dia istrinya dan aku sedikit iri melihat kemesraan mereka. Chris kembali duduk di sampingku,

"Aku rasa mereka harus segera menikah. Apa kau setuju?" tanya Chris membuatku bingung.

"Entahlah aku baru tahu jika kakakku memiliki kekasih." ucapku.

"Mereka sudah berpacaran hampir satu tahun." ucap Chris.

"Aku tinggal  di Jerman sudah setahun lebih, jadi ya aku tak tahu.. " ucapku lagi.

"Kenapa kakakku masuk rumah sakit?" tanyaku.

"Pengidap HIV memang pasti sering seperti ini, apa lagi kakakmu sudah lama mengidapnya."

Deg

Jantungku berdegup kencang,

"Apa? HIV?" tanyaku tak percaya.

"Kau tak tahu?" tanya Chris balik terkejut. Aku menggelengkan kepalaku.

"Sejak kapan?" tanyaku "Sejak usia 19 tahun." ucap Chris, aku menarik nafasku.

"Keluarga macam apa ini?!" isakku kesal.

Kenapa aku baru tahu? Chris memegang tanganku dan membawaku ke suatu ruangan.

"Maafkan aku, aku kira kau sudah tahu.." ucap Chris merasa bersalah dan aku langsung memeluknya.

"Aku tak percaya ini..." isakku.

"Orang tuamu sama tak percayanya. Xavier sangat pintar menyembunyikan masalahnya." ucap Chris.

"Apa daddy dan mom juga baru tahu?" tanyaku tak percaya. Aku mendengus sinis.

"Ya mereka terlalu sibuk dengan percintaan aneh mereka!" ejekku kesal.

Oke jika aku tak tahu karena usia kami yang terpaut cukup jauh tapi sebagai orang tua? Orang tua macam apa mereka?

"Apa kakakku melakukan seks bebas?" tanyaku.

"Tidak, kakakmu terkena HIV karena bertukar jarum suntik sewaktu pesta narkoba." ucap Chris. Aku tersenyum miris,

"Apa adikmu menerima kakakku apa adanya?" tanyaku membuat Chris tersenyum lalu menatapku.

"Adikku juga terkena HIV, adikku diperkosa..." ucap Chris membuatku merasa tak enak dengan Chris.

"Aku setuju mereka menikah, apa lagi mereka saling mencintai bukan? Biarkan mereka menghabiskan waktu berharganya bersama-sama..." ucapku tulus dan Chris langsung memelukku kembali.

"Terima kasih adik ipar..." bisiknya dan aku pun membalas pelukannya.

Aku keluar dari ruangan, daddy dan mommy sudah berada di ruang tunggu dan heran melihatku berduaan dengan Chris.

"Megan..." sapa mom.

"Aku sudah tahu.." ucapku dingin.

Entahlah aku jadi membenci kedua orang tuaku. Masa iya anaknya sakit mereka bisa tidak tahu? Apa lagi penyakit kakak bukan penyakit biasa dan tak ada obatnya dan kakakku sudah mengidapnya selama sepuluh tahun tanpa siapapun yang tahu!

Daddy dan mom hanya terdiam, aku menatap kakakku yang berbaring lemah. Aku mendekatinya dan memegang tangannya.

"Kak..." bisikku dan tak terasa air mataku menetes. Aku tersenyum ketika melihat tatto yang hampir terdapat di sekujur tubuhnya. Mungkin seperti ini bentuk protes kakak terhadap kehidupan kami dan dia menutup lukanya dariku. Padahal aku juga sama terlukanya,

"Kak... Kita adalah adik kakak.. Dengan kejadian ini aku sadar bahwa hubungan di antara kita sangatlah jauh..." bisikku.

"Kak, kau begini karena kekecewaan bukan? Aku juga sama kak. Aku juga kecewa pada mereka.. Tapi aku tak mengira jika beban kakak ternyata lebih berat. Aku kira kakak baik baik saja dan tumbuh menjadi sosok pria yang sempurna.." bisikku.

"Kak... Bangunlah, demi aku kak.. Aku janji akan menjadi adik kakak yang baik.." ucapku sambil mencium tangannya.

"Maafkan kakak juga tak bisa menjadi kakak yang baik.." ucap kak Xavier serak membuatku bahagia.

"Aku mencintaimu kak..." isakku bahagia sambil mengecup pipinya dengan lembut.

Tbc

Princess Alexander (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang