26

7.8K 224 12
                                    

Di saat ini aku menyendiri, ditemani oleh rasa kebencian mu. Padamu yang selalu ku cinta dan padaku juga yang slalu menderita. Akankah takdir ku yang kau tuliskan seperti ini?

~Anya Aleshia Gilgan

Bolehkah kita berteman Anya?" Ajak Toni. Anya menyipitkan matanya. "Berteman dengan saya?"

"Iya, sama kamu. Kita akan berteman. Jika kamu membutuhkan bantuan aku siap membantu mu." Kata Toni. "Apa anda mau berteman sama saya anak penyakitan?" Ucap Anya. Kemudian disusul anggukan oleh Toni

Anya dan Toni sekarang berteman. Anya telah menceritakan masalahnya dengan jujur sama Toni, Anya merasa legah karena sebagian bebannya hilang.

Anya saat ini telah menebus obat nya. Ia sangat berterimah kasih kepada teman baru nya yaitu Toni karena dialah yang membantu Anya.

Sebelum hari berlarut malam, Anya segera memutuskan kembali untuk pulang ke rumah nya. Ia tidak ingin kena amukan kedua orang tua nya.

》○○○○○《

Pagi sekali Anya terbangun dari tidurnya, Ia merasa sedikit aneh di badanya terutama pada kepala nya. Anya merasa kesakitan sembari memegang kepalanya, ia merasa seakan-akan kepala nya pecah. Anya merasa sangat kesakitan. "Ahhh..aa ssakk..ittt hikss.." rintih Anya ditengah isakan nya. Anya mencoba berusaha bangkit dari tempat tidurnya tetapi ia runtuh, ia tak sanggup tetapi tekadnya mengalahkan semuanya. Anya kembali berusaha untuk bangkit kembali ia berdiri dengan merabah-rabah dinding yang dingin tersebut. Sampailah ia didepan meja rias nya, ia melihat dirinya dipantulan kaca. Dirinya begitu pucat, hidungnya kini mengalir darah.

''Apa aku akan segera menyusul kak Andrew?" Nasib Anya begitu miris, ia hidup tanpa limpahan kasih sayang dari orang tua nya. Apa hidup itu sepahit ini?, batin Anya.

Anya merabah dalam nakas nya untuk mengambil obat yang kemarin ia tebus di Rumah Sakit. Anya meminum obat tersebut. Setelah itu ia membersihkan darah di hidungnya. "Tringg...Tringg"

Suara handphone Anya berbunyi, Anya menyambar handphone nya dan melihat di layar yang menelpon nya adalah Jayden. Sebenarnya Anya tidak ingin mengangkatnya, tapi ia sangat merindukan kekasihnya. Anya akhirnya mengangkat telephone dari Jayden.

"Hallo dear, good morning❤." Sapa Jayden manis.

"Iya Jay, good morning too." Suara Anya melemas seperti tak terisi energi.

"Aku kangen kamu Anya, aku ingin berada disampingmu selalu. Apa nanti kita bisa jalan bareng?" Ajak Jayden.

"Aku juga Jay, maaf Jay aku gak bisa." Balas Anya datar.

"Tapi kenapa Anya, apa tante dan om tidak memperolehkan kamu untuk keluar?" Suara Jayden sedikit meninggi di ujung sana.

"Bukan seperti itu Jay, please ngertiin aku. Maaf aku gak bisa."

"Give me a reason babe?"

"Miss you Jay, maaf aku gak bisa. Aku di rumah bantu bibi, karena tugas rumah banyak. Aku gak enak tinggalin bibi sendiri di rumah." Kata Anya tegas. Dan ia terpaksa berbohong kepada Jayden.

"Tut..tut..tut.." telephon terputus.

Anya sengaja untuk menolak ajakan dari Jayden, karena ia berniat hari ini Anya membuat jadwal dengan Dr. Hans.

Don't Hate Me (SUDAH DI TERBITKAN✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang