kejamnya dirimu ~2

15.2K 644 95
                                    

Terkadang aku hanya bisa tersenyum, walaupun hatiku terluka

Anya pov^^
Aku terbangun dan merasakan tubuh ku yang benar - benar lelah, aku merasa suhu badan ku panas tapi yaudalah, aku harus kembali semangat bersekolah setelah melewati hari yang cukup melelahkan. pintu kamarku terbuka dan menampakan bi inah disela - sela pintu kamar ku itu. "pagi non Anya." sapa Bi inah.

"pagi juga bi." Bi inah menghampiriku yang sedang berada ditempat meja riasku sambil membawakan segelas susu dan roti . "apa non hari ini mau pergi kesekolah? padahal badan non saat ini tidak sehat, suhu badan non panas sekali. mending non tidak usah masuk aja ntar bibi ijin nin ke sekolah non, biar kita bisa pergi ke rumah sakit."

Anya hanya bisa menunjukan senyum pasihnya itu kepada bi inah. Anya sangat beruntung bisa mengenal Bi inah. dan menurut Anya Bi ina seperti malaikat disamping Anya, Anya sangat menyayangi Bi inah. sebaliknya Bi inah juga sangat menyayangi Anya seperti anaknya sendiri.

"Bi, Anya gpp kok. lagipula Anya harus sekolah bi, supaya Anya nggak dianggap remeh sama papa dan mama, Anya kuat kok bi."

Bi inah hanya senyum dengan mata berkaca - kaca, sebenarnya aku tahu bi inah sangat mengkhawatirkan aku, aku melihat dari matanya yang sembab itu. aku tahu tadi malam badan ku sangat menggigil dan ia dengan setia mengompres ku. aku tidak tau harus dengan apa aku berterimah kasih kepada bi inah.

"tapi non..." potong Anya."bi peracaya sama anya, aku gpp kok bi. oh ya bi, nanti bantu aku beres - beres membersihkan kamar yang ada dibelakang ya. soalnya kan aku diusir dari kamar ini sama papa." bi inah membelai rambutku dengan sentuhan kasih sayangnya. "pasti non, non yang sabar ya hadapi orang tua non. " Anya senyum dan memeluk bi inah. " iya bi, Anya sabar banget kok kan ada bibi disampingku, yaudah bi Anya berangkat sekolah dulu ya byee." 

Aku turun melewati ruang makan yang disitu ada papa, mama, dan Abel yang sedang makan dengan suasana yang romatis. Mereka sama sekali tak ada niatan menyuruhku untuk duduk bersama mereka. aku sangat merutuki diriku sendiri yang bodoh ini.

"bodoh, kenapa aku memperdulikan mereka toh mereka sama sekali tidak pernah memperhatikanku sedikitpun" sambil menyeka air matanya.

bel masuk sekolah berdering dan waktunya memulai pelajaran. hari ini mata pelajaran utama yaitu IPS, aku sangat senantiasa mendengarkan celoteh guru didepan kelas itu. sesekali aku merasa badan ku sangat lelah sekali, ada apa aku ini sebenarnya akhir-akhir ini aku sering merasa lelah padahal aku tidak terlalu melakukan aktivitas yang berat.

bel istirahat berbunyi dan saatnya murid - murid untuk makan dan berkumpul dengan teman-temannya. karena aku tidak mempunyai teman akhirnya aku memutuskan untuk makan roti yang dibawakan Bi inah dikelas, aku memilih tidak berteman karena aku takut aku menjadi pembawa sial yang dikatakan papa dan mama nya. jadi aku memilih untuk menyendiri aja.

"hai Anyaa.." sapa Jayden yang memegang punggung ku, sontak aku merintih. "awww.." Jayden langsung melepaskan tangannya dari punggung ku. "eh sorry Anya, ada apa dengan kamu. padahal aku tidak memukul dengan keras." batinku 'yaiyalah aku tau, tapi aku memeliki banyak luka dipunggungku akibat pukulan papa ku kemarin hm' . "eh gpp kok Jay lupakanlah"

Jayden pov'

perasaan gue tadi gak mukul keras deh punggungnya, gue hanya menyentuhnya saja. "yakin, kamu gpp Anya."

Anya menghela napas. "aku gpp kok Jay. kenapa kamu disini. apa kamu nggak istirahat sama teman - temanmu ha."

aku hanya melirik ke makanan yang Anya bawa itu. "emang kamu bukan teman ku napa. aku juga istirahatkan ini. apa kamu hanaya bawa makanan cuman 2 lembar roti aja. emangnya kenyang kamu?."

Don't Hate Me (SUDAH DI TERBITKAN✔️)Where stories live. Discover now