21). Give me something

1.8K 116 7
                                    

Filex masih tertidur di ranjang kamarnya, infus dan selang yang tertancap di perut sebelah kanannya itu menjadi temannya sekarang, Kemo ke tiga ia jalani, keringat demi keringat dia teteskan dan ringisan yang sudah beribu kali ia keluarkan.

Matanya menatap gadis cantik yang memegang tangannya itu, bunyi alat pendeteksi jantung terdengar di dalam kamar bernuansa Vintage itu.

"kamu harus kuat!" kata Citra dengan senyuman manisnya yang hanya kedok padahal hatinya sangat sakit saat melihat Filex memderita sekarang.

Filex tersentyum dan membalas Citra dengan gumanan saja, tubuh Filexakin kesini makim kurus, Citra terkadang sedih dengan nasip Filex yang segininya, "aku mau liat hujan" kata Filex dengan sangat pelan, Citra mengaguk dan membuka tirai besar dan memperlihatkan hujan dari kaca besar yang berseblahan dengan pintu balkon kamar Filex.

"maaf, aku belum bisa jadi pacar yang kamu mau, bahkan kita saja belum pernah jalan bareng" kata Filex dan memengang tangan Citra.

"hus,,, jangan ngomong kaya gitu, aku senang kok mau jadi pacar aku" kata Citra dan mengelus kepala plontos Filex, Filex memejamkan matanya sebentar dan menarik nafas.

"kamu ingat gak yang kamu cium pipi aku di lapangan" tanya Filex membuat Citra salah tingkah, "aku senang tau waktu itu soalnya ciuman pertama aku di ambil sama kamu" kata Filex lagi dan mereka berdua tertawa.

"tapi aku beruntung punya kamu" kata Filex lagi, dan mengelus wajah Citra itu, "kamu cantik" kata Filex lagi membuat Citra tambah memerah, Filex terkekeh dan merebahkan lagi badannya.

"andai penyakit ini tidak ada, mungkin sekarang kita sedang main hujan hujanan di luar, jalan seperti pasangan biasa dan makan permen kapas di pasar malam" kata Filex, "ya andai saja" kata Citra.

"kamu janji kan gak akan nangis lagi, kamu harus jadi perempuan yang kuat, karena aku sayang kamu" kata Filex dan menatap hujan.

"I will" kata Citra dan tersenyum lalu dibalas senyuman oleh Filex, "kamu mau gak cium aku lagi?" kata Filex dan duduk di depan gadis itu dan mengelus rambut Citra.

"kamu janji kan bakalan jaga perasaan aku?" tanya Filex, Citra mengaguk dan menutup matanya, Filex mendekatkan wajahnya ke wajah cantik itu dan menyium bibir itu dengan lembut dan ciuman itu dibalas oleh Citra.

Disela Ciuman Filex menangis, Citra bisa merasakan air mata yang jatuh dan membasahi pipinya itu, Citra semakin memperdalam ciuman itu dan mengelap pipi Filex.

Dan mereka pun melepaskan ciuman itu sangat tulus dan penuh cinta, Citra menatap wajah Filex yang dipenuhi oleh air mata, "ini sangat terbaik bagi ku" kata Filex, "janji kamu akan selalu bahagia dan selalu simpan semua cintaku itu" kata Filex.

Dan memasangkan cincin berlian ke jari manis Citra, "aku rasa itu caranya aku mincintai mu, sekarang aku sudah tenang maafkan aku Citra" kata Filex dan semuanya terasa gelap dan darah mengucur deras dari hidungnya dan badannya oleng langsung menghantam sisi tempat tidur membuat Citra kaget.

"Filex?"

"FILEX!!" teriak Citra saat memegang tubuh dingin Filex, dan Natha, Nadia dan Nico berlarian ke kamar Filex saat mendengar teriakan Citra.

Begitu pun dengan dokter dan dua suster, "Filex, dont leave me!" teriak Citra lagi, dan menguncang badan Filex, monitor itu menampilkan detak jantung Fikex yang sangat lemah.

"kita harus bawa Filex ke rumah sakit sekarang juga" kata dokter itu tegas dan Nico langsung mengendong tubuh kurus Filex membawanya ke ambulan di bawah.

####

ruang ICU menjadi saksi bisu perjuangan Filex, sudah tiga hari ia tidur di dalam sana, hari ini adalah hari ulang tahun Natha dan Filex, "selamat ulang tahun Lex, sekarang kita udah 16 tahun, gue seneng banget, tolong lo bangun Lex" kata Natha sambil menangis dan mengengam tangan dingin Filex.

Dia susah tak tahan lagi melihat saudara kembarnya itu menderita seperti sekarang ini, "gue mohon bangun Lex, lo masih banyak yang sayang sama lo diluar" kata Natha lagi.

Citra hanya diam sambil memeluk Nadia dan Tania, mereka sedari tadi menangis, begitu pun dengan Aluna yang memandangi cucunya yang ada di dalam sana.

Tiba tiba segerombolan tenaga mendis masuk kedalam ruangan itu Natha keluar, "kondisi Filex makin memburuk" kata Natha dan memeluk Nico.

"aku takut pah" kata Natha disini yang paling tegar adalah Nico walaupun padahal dia sangat rapuh karena dua kali iya menatao ambang kematian.

"kita doain yang terbaik ya" kata Nico dan mengelus pundak anaknya itu, dokter disans berusaha yang terbaik.

Dan dokter keluar sementara suster melepas semua alat di tubuh Filex, dengan muka kusut dokter Agra keluar.

"gimana dok anak saya?" tanya Nico, "catatan kematiannya 21 maret 2019 jam 15:30 siang" kata Agra seketika semuanya menangis sama dengan Nico iya menjatuhkan tubuhnya ke lantai dengan tangisan yang keluar.

Citra masuk kedalam dan menemukan tubuh kaku Filex yang telah di tutupi ilrh selimut, "gak, kamu gak pergi kan kamu cuman tidur doang kan, jawap aku Filex!" teriak Citra sambil memeluk tubuh kaku Filex tak ada lagi senyuman manis.

Tak ada lagi Filex disisinya, tak ada lagi orang yang sangat semangat itu, "kamu jahat Filex!" memukul dada Filex, "iklaskan Citra, ini yang terbaik dia sudah tenang disana" kata Tania dan memeluk tubuh anaknya itu.

Sama dengan Citra, Natha nangis di pelukan Nadia, "aku benci ulang tahun!" teriakteria Natha, "kenapa Filex pergi" kata dia lagi, "adek udah tenang di sana abang, iklaskan" kata Aluna dan mengelus pundak Natha.

####

The and,, jangan mewek oh ia ada epilog ya jadi kalian bisa tambah nangis nangis lagi, Voment dan follow Ig : fiahazza dan wp me.

Fia Hazza

TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang