18). Pembuktian

1.7K 126 6
                                    

Filex tengah sibuk mengerjakan tugas dari guru bahasa Indonesia itu, seminggu tidak masuk membuat Filex kebut kebutan mengerjakan tugas dan mencatat semua materi yang ketingalan, padahal Nico telah bilang bahwa ia tak perlu lagi sekolah dan harus berobat ke Prancis setelah kemo ke tiga nanti.

Tapi Filex tetap membantah, ahirnya mereka memberikan uluran pada Filex agar masih bisa sekolah tapi harus menuruti apa kata Nico itu, "lex!" pangil Gio, Deon pun duduk di sebelah cowok itu sambil menatap tubuh Filex yang mengurus.

Filex membenarkan selang yang ada di hidungnya itu lalu membuka sebentar barnie hitam itu, Gio dan Dion pun kaget ternyata sahabatnya itu sudah sejauh ini, "gue kaya jin tomang ya" kata Filex, dibalas kekehan oleh kedua cowok itu.

"eh, ambilin botol minum deh di tas gue" kata Filex dan Dion pun mengambilnya, lalu Filex membuka penutup tempat masuknya makanan itu dan menuangnya jus buah buahan ke dalamnya lalu menutupnya lagi.

"gue aneh kan makannya gini" kata Filex lagi, "lex, btw minta pj" kata Gio menbuat Filex ternseyum malu, "ish apaan sih lo, tau dari mana?" kata Filex datar sambil mengerjakan tugas itu.

"kaya gak tau kitia aja" kata Dion, Filex pun mengaguk dan tetap fokus menatap buku sambil mengerjakan, "Filex!" panggil seseorang dengan lembut membuat Filex mendongah dan mentap kekasihnya itu.

Senyuman lebar dari gadis itu membuat kedua cowok di sebelah Filex ngiler, Filex menatap kedua temannya itu dan menutup buku lalu mengambil kupluknya dan berjalan ke arah gadis cantik itu.

"kenapa barnienya gak di pakai?" tanya gadis itu dan Filex memeberikan barnie itu kepada gadis itu, Gio dan Dion menatap sepasang kekasih itu, "oh jadi ceritanya kamu mau di manja sini aku pakein, kamu nunduk dong, kamu tinggi banget!" kata Citra dan memkaikan kupluk itu.

"kita ke taman yuk!" kata gadis itu dan menarik pelan tangan Filex, "dih jomblo mah bisa apa" teriak Gio.

####

"Lex, kenapa kamu gak di rumah aja" kata Citra, mereka sedang duduk di bawah pohon di taman belakang sekolah, Filex membenarkan selang di hidungnya itu dan menarik restreting jaket miliknya.

"kita jalan jalan yuk, masa gak ada seru serunya sih gak romantis" kata Filex, Citra sedikit lucu saat mendengar kata 'kita' karena baru pertama kali ini ia mendrngarkan kata itu dengan tulus di mulut seorang laki laki.

"kamu kan, gak kuat" kata Citra dan mengengam tangan Filex yang super duper putih itu, "coba sekali aja agap aku ini gak sakit sama sekali!" bentak Filex membuat Citra kaget dan merasa bersalah karena telah bilang hal sensitif itu.

"Lex, maafin aku aku gak...." kata Citra terpotong karena Filex langsung berdiri dan berjalan ke kelas, "Filex!" teriak Citra.

"Filex, maafin aku aku gak sengaja, aku sayang sama kamu, aku khawatir sama kamu makanya aku ngomong begitu!" teriak Citra, dia sudah masa bodo sama siapapun yang mendengar, dia berteriak dan pasti di dengar orang banyak karena dia sedang ada di koridor sekolah.

Filex terdiam dan membalikan badannya ke arah gadis itu, "Filex, aku cinta dan sayang sama kamu!" kata Citra tegas, "aku gak peduli mereka ngomong apa, karena aku mau mereka tau karena aku tulus ngomong itu, karena kamu milik aku dan aku milik kamu catat itu" kata Citra.

Filex tetap diam dan menatap gadis itu, dia pun membenarkan selang itu dan mentapa gadis itu lagi, " I know" kata Filex dan tersenyum manis membuat semua orang merasakan keromantisan mereka.

"cie cie"

"hari patah hati se nasional ini"

"catat guys Filex senyum ganteng banget tapi sayang bukan buat gue". Dan banyak lagi kicawan dari para murid.

BRUKK....

" Filex!" teriak Citra saat tubuh Filex tersungkur ke lantai dengan mulus, ditambah dengan darah yang mengucur deras dari hidung, dan tubuh sangat dingin dan wajah putih pucat sementara nadi yang sangat lamban.

"Filex, bangun, Filex jangan pergi sayang, jangan tingalin aku" kata Citra, semua orang berbondong bondong menatap tubuh lemah Filex, "tolong, tolongin gue siapa aja!" teriak Citra.

Tiba tiba Natha yang bingung menatap kerumunan itu langsung menarik tangan kekasihnya itu, dan saat dia lihat adiknya sudah terbaring lemah di sana.

"FILEX!" teriak Natha.

"hiks..,Nat bantuin, gue takut Nat" kata Citra, Natha pun mengangkat tubuh kurus Filex dan membawanya ke mobil, Citra dan Tiara ikut.

"Filex, bangun" teriak Citra sambil menepuk pipi Filex, sementara Natha tengah ngebut ngebutan, Citra pun mengelap pipi Filex yang dipenuhi darah segar.

####

Hey. Aku up lagi heheh, jangan lupa Vomment dan Follow Wattpad me

Fia Hazza

TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang