10). Api unggun dan sakit

2.6K 184 10
                                    

Malam ini para cucu dari keluarga Nelson membuat api unggun, seperti biasa ini tugas Moele dan Kevano karena mereka sering mengikuti acara camping di sekolah, sementara Natha sibuk membolak balikan daging yang katanya bikin laper.

Sementara Filex hanya bergeming sambil menatap bintang bintang dari ayunan kayu yang sedang ia duduki, pipinya tambah memetah kala dingin yang menerpa pipi mulus yang siap untuk di cium itu, badannya yang berlapis jaket tebal dan slayer panjang berwarna hitam itu menutupi tubuh atletis miliknya.

Saat orang tengah sibuk dengan api unggun, barbeqiu dan nyayian serta yang lainnya, apa lagi para kaum tua tengah asik berbincang, sementara Filex lebih suka menyendiri, memang itu salah satu kesukaan Filex selain membaca buku, mendengarkan musik, dingin dan cuek dia juga suka meyendiri.

"Nat, itu baliknya yang bener dong nanti ancur dagingnya!" printah Mila dia sangat geregetan dengan cara Natha itu sememtara Gevano dan Dean cekikikan sambil mendengarkan celotehan Moele yang menguras ketawa itu, sementara Kevin sibuk membersihkan jagung.

"tenang kak, kak Neo tolong ambilin saus di situ" tunjuk Natha pada meja di sebelah Willam berada, Neoma pun mengaguk dan mengambil saus sambal itu, "nih!" kata Neoma, rambut pirangnya itu sangat cantik dan cocok dengan mata coklat keemasannya itu.

"Mo, joget lagi dong!" triak Asya sambil menyetel lagu dangdut 'jarang goyang' itu,  dan Moele pun meliukan tubuhnya itu membuat semua orang tertawa bahkan Kevano sampai ngakak dan mengeluarkan air mata karena sangking lucunya.

Tidak dengan Filex, dia dari tadi hanya diam saja, tiba tiba pinggangnya sakit lagi, tapi kali ini sangat sakit seperti di tusuk seribu belati, sebisa mungkin Filex meredam sakitnya dengan memejamkan mata, mungkin mukanya sudah pucat.

Tiba tiba dia ingin muntah, dia pun menahan agar cairan laknat itu tidak keluar dari perutnya, "....ssssh" sambil memegang pinggang dan memijatnya.

Dia pun memejamkan mata dan menghalau rasa sakit itu, sakit itu selalu tidak tepat selalu saja datang pada saat ingin bersenang senang, sudah sebulan ini ia merasakan sakit yang hebat di pinggang dan perutya itu.

Dia pun berjalan dan menjauh dari jangkawan keluarganya untuk muntah, saat dirasa sudah agak jauh dan tidak terlihat dia pun memegang pohon disebelahnya dan memuntahkannya.

"huek...huekkk...huekkm...egh..sssh"

Dan setelah dirasa sudah agak mendingan ia melap mulutnya dengan sapu tangan miliknya itu, dan mengambil pil ajaib dari dalam kantongnya lalu meminumnya tampa bantuan air.

Dia pun memyandarkan tubuhnya ke pohon tadi dan memejamkan matanya sebentar, agar menetralkan badannya, serasa sudah mendingan dia menjalankan tubuhnya dengan esok esok dan limbung.

"Nic, Filex mana?" tanya Aluna yang sadar dari tadi cucu bungunya itu tidak ada, Nico dan lainnya pun tersadar, "Natha!, Adek mana?" kata Nico menanya pada Natha.

Sememtara Natha saja bingung, sebab dari tadi ia memanggang daging, " I don't know! , tadi perasaan dia di..." Natha menunjuk Ayunan tadi dipakai Filex saat dilihat Filex tidak ada sontak semuanya panik dan kalang kabut.

"Filex!" triak semuanya secara bergantian menmangil si anak bungsu itu sementara yang dipanggil menahan rasa sakit teramat pada perut dan kepalanya yang mulai berdenyut.

'tuhan, apa lagi ini, apa sakit ku ini, kenapa tidak sembuh? '

Filex berjalan dengan sedikit limbung, kepalanya sakit ditambah perut yang nyri dan nyut nyut serta pandangan yang mengabur, dia pun berusaha agar kesabarannya tetap tegar dengan memejikkan matanya.

"FILEX, FILEX KAMU DIAMANA!" triak mereka bolak balik dan menyenter setiap sudut dan hutan tak jauh dari Villa itu dan sawah serta kebun teh, "FILEX, DIAMANA LO, JANGAN NAKUTIN GUE!" kata Natha.

Filex pun merasa sudah sampai di Villa dilihatnya samar keluarganya yang cemas terlebih melihat wajahnya yang terdapat noda merah di hidung dan pucat itu.

"kamu dari mana aja nak?" kata Nadia, Filex tetap diam saja, " kamu kenapa?" kata Aluna dan teba tiba penglihatannya hitam semua dan dia pun terjatuh d rerumputan, semuanya yang tak sigap membuat tubuh lemas itu terjatuh bebas.

"FILEX!" triak Nico dan memeluk tubuh anaknya yang dingin itu, dia kaget dan sangat kaget terlebih saat botol dengan nama dokter yang tak asing baginya jatuh dari kantong jaket Filex.

Nico pun mengambil botol itu dan membeku, sama dengan yang lainnya, dia pun menepuk pipi Filex, "Filex, kenapa kamu gak bilang kalau sakit nak!" kata Nico lirih dan secarik air mata jatuh dari mata indahnya itu.

Yang lainnya pun membeku dan Nadia tak sanggup menatap botol dengan isian pil pil ajaib itu, dan Nico pun menggendong tubuh lemas Filex ke dalam mobil dan membawanya kerumah sakit.

####

Dah segitu aja dulu, oh iya guys jangan lupa voment dan follow wp aku.

Fia Hazza

TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang