12). Kebohongan yang terkuak atau tidak

2.2K 158 5
                                    

'jikalau harus meminta mungkin aku akan meminta agar semua penderitaan ini di cabut, aku cuman pemuda yang baru tau akan abu abu apakah permintaan itu bisa di cabut?'
Filex Own Nelson

🌟🌟🌟🌟

Hari ini adalah hari yang terpukul bagi Nico, tentu saja dua kali dalam hidupnya melihat penderitaan ini, dulu saat ia di fonis gagal ginjal akibat kangker ginjal yang membuat hidupnya merana dan harus berada di dalam lautan kesedihan.

Dan sekarang putranya harus merasakan yang sama, kangker lambung yang di derita Filex telah mencapai stadium tiga itu artinya kangker itu sudah menyebar jauh dan lama, mungkin tidak terlalu lama karena itu terjadi dalam kurun waktu enam belas lamanya.

Yang lebih terpukulnya lagi, ia tak tau jikalau anaknya itu mengidap penyakit yang tak main main, mengapa ia bisa tidak tau, apakah ini adalah suatu keteledoran akibat cuek akutnya?.

Ah, kalau dirasa ini namanya takdir, dan takdir memang tidak dapan dipisahkan dalam kehidupan, semua orang pasti akan mengalami atau mengalami yang namanya takdir.

Tiga hari sudah Filex tak sadarkan diri dan tiga hari itu semua keluarga Nelson bersedih karena orang yang mereka banggakan terbaring lemah di ranjang ruang ICU rumah sakit di bilangan Jakarta.

Memang saat kemarin Filex belum sembuh juga maka dari itu ia di pindahkan ke rumah sakit Cedyamedika yang mempunyai dokter berpengalaman dan bagus itu, di rumah sakit itu juga dulu Nico melawan hari harinya.

Dan tiga hari itu juga Nico tidak makan dan istirahat dia hanya minum air putih dam tidur sebentar, itu yang membuat semua orang cemas karena sikapnya itu.

"Nic, kamu harus minum, aku gak mau sampe kamu juga ambruk, aku masih takut sama kamu, bukan berati sembuh dari kangker itu kamu bisa leha leha aja!" kata Nadia ahirnya, dia gerah dengan sikap suaminya itu yang melamun dan terkadang mondar mandir sendiri.

Nico hanya bergeming saja, diam dan menatap jendela yang memperlihatkan tubuh lemah Filex di dalam sana dengan alat medis yang tertempel pada badannya itu membuat semua orang miris melihatnya.

"Nico, dengarin bunda kamu makan ya, kamu gak boleh siksa diri kamu sendiri mungkin ada maksutnya Filex menyembunyikam ini semua karena dia tau luka lama akan terkuak kalau dia beritahu duluan, sama kaya kamu dulu, bunda tau dulu kamu sering nahan sakit di depan bunda, tapi kamu harus percaya sama Filex!" kata Aluna sambil memegang tangan Nico.

Sementara Calum tengah merengkuh Aluna, disini memang hanya mereka berempat karena Natha masih sekolah dan yang lainnya sibuk.

Tiba tiba dokter dan beberapa perawat berombongan memasuki ruang ICU dimana Filex dirawat sontak keempat orang itu berdiri dan kaget.

"kenapa anak saya om?" kata Nico dan dokter itu tidak menjawab karena dia harus cepat menolong pemuda tampan berperawakan bule di dalam itu, Nico dan lainnya pun cemas luar biasa.

Para perawat dan dokter membantu Filex, alat demi alat dan suanya mereka pertaruhkan pemuda itu terbangun dari tidurnya itu, "Filex kamu bisa nak, mamah percaya kamu bisa, kamu anak yang kuat nak!" kata Nadia sungguh sungguh dan Nico memeluk Nadia dan memeberi kehangatan.

Padahal dia sendiri juga takut, begitupun dengan Aluna dan Calum mereka berdoa agar Filex bangun.

"Filex kamu dengar saya, tolong buka mata kamu Filex, gerakin jari kamu Filex!" printah Agra sambil menepuk pipi Filex.

Filex yang samar sama mendengar seseorang meneriaki namanya berulang kali itu sebisa mungkin ia menggerakan badannya tapi itu sangat mustahil sekarang karena mengerakan jarinnya saja susahnya luar biasa.

"Filex!" kata Agra.

Filex pun mengerakkan jarinya dan oramg di luar senang karena mendapat respon, "Ah..." kata Filex pelan dan membuka matamya mengejipkan bolak balik dan menatap Agra dengan senyuman lebar walau tak terlihat karena tertutup masker oksigen.

Dia pun menatap ke kaca terdapat senyuman lebar dari kedua orang tuanya dan kakek serta neneknya, dia pun melambaikan tangan pelan dan tersenyum, perawat pun mengganti masker oksigen tersebut memjadi nassal cannula.

"dok....sa...ya... Kenapa..b..isa..di..si...ni?" tanya Filex pelan dan terputus putus, sang dokter hanya diam saja dan memeriksa Filex dan mutuskan untuk memindahkan Filex ke ruang rawat VVIP.

####

"kenapa gak bilang sama kita kalau kamu sakit kaya gini, mamah takut!" kata Nadia sambil menitihkan air mata membuat Filex merasa bersalah, Nico pun menenangkan Nadia,  sementara Filex ingin sekali menghapus air mata Nadia itu tapi mengerakkan badannya saja sakit sekali apa lagi bangun dan berjalan.

"hampir dua tahun kamu rahasiain ini, kamu bilang kalau kamu bakalan jujur sama mamah tapi kenapa begitu!" kata Nadia lagi, Filex pun memejamkan matanya menghalau rasa sakit di perutnya itu.

"mah...,maaf" kata Filex dan memejamkan matanya sempurna karena badannya sangat lelah, Nico pun memluk badan Nadia dan membawanya duduk di sofa, Nico pun menatap wajah anaknya itu dan
b

erjalan kearah dimana anaknya tidur dan mengrlus rambut anaknya itu.

'kalau papah bisa kaya mamah kamu pasti dari tadi papah udah nanya, tapi papah tau kalau kamu itu cape, sama yang apa papah rasa dulu, kamu harus kuat, kita lalui sama sama, papah sayang kamu'

####

Selamat liburan bagi yang hari ini libur sekolah, hem aku sebenarnya sih iya tapi malah bimbel ini, cape beneran eh, ngurus UN itu ribet belajar sana sini tapi demi nilai bagus aku usahain.

Oh iya guys kan ada yang nanya 'kak kok sedikit banget sih??' atau 'dek, kok update nya lama sih' dan 'kak kok bisa kaget kaget gitu ceritanya?'

Jadi cerita ini sesuai sama keinginan aku dan mungkij kalian juga yang minta, jadi emang kaya gitu soal sedikit itu karena aku gak mau bertele tele ceritanya.

Voment dan follow wp aku

Fia Hazza

TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang