Part 10 : sebuah penolakan

13.7K 550 20
                                    

Almira sudah dibolehkan pulang oleh dokter dengan syarat harus istirahat dan meminum vitamin yang diberikan dokter.

Saat ini almira sedang berada di dalam mobil rio menuju rumah kedua orang tua lelaki itu karena ayah lelaki itu yang meminta. Tadi, saat sudah berada di lobby rumah sakit almira ingin berpamitan pada rio dan mengucapkan terima kasih karena sudah membayar biaya pengobatannya, tetapi ia malah dibentak oleh lelaki itu yang mengundang perhatian orang sekitar. Rasanya almira ingin menangis saat itu, tapi rio langsung menarik tangannya dan membawanya menuju parkiran, dan disini lah almira berada saat ini tidak berani membantah ataupun mengangkat kepala. Almira dari tadi hanya menundukkan kepala dan sedikit memiringkan tubuhnya menghadap jendela mobil dengan tangan yang memeluk perutnya, rio sesekali melirik almira yang terlihat takut padanya tetapi ia tidak peduli, toh tidak ada untungnya juga dia peduli.

Setelah sekitar tiga puluh menit perjalanan yang ditemani dengan keheningan, mobil yang dikendarai rio memasuki sebuah gerbang besar yang begitu mewah, almira yang kagum semakin kagum saat melihat sebuah rumah berwarna putih yang begitu mewah bahkan bisa disebut sebuah istana berada di depan matanya.

Mobil berhenti kemudian rio turun dari mobil tanpa menghiraukan almira, almira yang tidak tahu harus melakukan apa hanya bisa terdiam melihat punggung lebar rio yang menjauh kemudian berhenti, rio melihat kebelakang dan tidak menemukan almira dibelakangnya ia menghela nafas kasar kemudian berjalan dengan langkah lebar menuju mobilnya kembali. Rio melihat almira yang masih duduk di dalam mobil dan itu membuatnya kesal setengah mati, rio membuka kasar pintu mobil disamping almira membuat wanita itu terkejut kemudian kembali membentak wanita itu untuk kesekian kalinya.

" Bodoh! Cepat turun! "

Almira pun turun, lalu mengikuti rio dengan sedikit berlari, ia menghapus air matanya  dengan cepat tidak ingin pria itu tahu kalau ia menangis karena mendengar kata - kata kasar rio.

Almira memasuki sebuah pintu besar yang penuh ukiran dan saat sampai didalam almira melihat pria itu disambut pelayan, almira berjalan pelan dengan menundukan, saat sampai dibelakang rio almira sedikit mengangkat kepalanya dan almira berdecak kagum didalam hati melihat arsitektur rumah ini, sunguh seperti istana!

" Rio sayang, ada apa kamu kesini? " sapa sebuah suara

" aku ingin bertemu papa mah " rio mencium pipi kiri dan kanan sang ibu

" siapa dia? " wanita paruh baya namun masih terlihat begitu cantik itu bertanya tentang keberadaan almira membuat jantung almira berdegup kencang mendengar nada bicara mama rio yang sedikit meremehkan.

" nanti mama akan tau, sekarang aku ingin bertemu papa, ayo ma! " rio merangkul bahu mamanya dan berjalan meninggalkan almira   Berdiri sendiri di tengah ruangan besar itu.

" almira! Cepat jalan! "

Almira yang mendengar perintah bernada bentakan itupun segera berjalan menyusul kedua orang didepannya menuju sebuah ruangan kerja yang didalamnya ada seorang lelaki paruh baya yang sangat mirip dengan rio.

Pak Bram berdiri seketika melihat anaknya dan istrinya bersama dengan seorang gadis yang sedang mengandung cucunya. Ia tersenyum saat melihat almira yang tidak nyaman berada di rumahnya, kemudian berjalan mendekat.

" almira? Bagaimana keadaan cucuku? " tanyanya lembut

Almira terkejut saat mendengar perkataan ayah dari rio ini, ia tidak menyangka nama dan keadaannya yang berbadan dua sudah diketahui oleh keluarga lelaki tersebut.

" cucu? Apa maksudnya pah? Cucu siapa? Siapa sih gadis ini? " bu ranti bertanya kebingungan, ada sedikit perasaan tidak enak di dalam hatinya mendengar perkataan suaminya. Almira semakin menundukan kepalanya takut ia tidak diterima disini.

" cucu kita mah, anak rio "

Bu ranti terkejut mendengarnya, wajahnya seketika berubah pucat tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar. " ma.. maksud papa, wanita ini hamil? Anak rio? " pak bram mengangguk mendengar pertanyaan istrinya, kemudian ia berjalan menghampiri istrinya yang masih terlihat syok dengan kabar ini.

" Namanya almira, lusa mereka akan menikah mah "

Bu ranti memandang almira tajam " Apa benar itu anak rio? Kamu tidak tahu kalu rio sudah punya kekasih? Wanita macam apa kamu ini! Kamu tidak punya malu saat anak saya menyentuh kamu? Saya tidak yakin anak itu adalah cucu saya! " tanpa sadar almira memeluk perutnya, almira takut anaknya tersakiti ketika mendengar perkataan bu ranti. Bu ranti memandang almira dengan pandangan meremehkan, di dalam pikirannya saat ini hanya menganggap almira tak lebih dari seorang jalang, karena ia tau anaknya seperti apa, jadi kemungkinan besar wanita inilah yang sudah menggoda anaknya kemudian menjebaknya dengan mengaku kalau dia hamil.

Pak bram yang melihat situasi semakin memanas, ia tidak ingin almira menjadi tertekan segera mengambil tindakan.

" Rio, bawa almira ke kemar tamu! Papa ingin berbicara dengan mamamu ini! "

Rio menuruti perkataan papanya, kemudian berjalan menuju pintu diikuti dengan almira yang masih menundukan kepalanya.

Sementara didalam ruang kerja pak bram menatap tajam sang istri, ia tidak menyangka istrinya akan berkata seperti itu tanpa mengetahiu kejadian yang sebenarnya, sepertinya istrinya juga sudah terpengaruh oleh wanita ular itu! Siapa lagi kalau bukan wanita yang anaknya cintai itu, angel! Anak dan ibu sama saja! Mudah terpengaruhi. Sedari dulu Bram tidak pernah menyetujui hubungan anaknya yang bodoh itu bersama angel, karena ia tau angel bukanlah wanita yang baik untuk anaknya.

" mah, jaga bicara kamu! Almira tidak salah, disini sepenuhnya salah anak kita mah! Jangan menghakimi almira seperti tadi, karena keputusan papa sudah bulat untuk menikahkan mereka lusa! "

" mama tidak setuju! Wanita seperti dia tidak pantas menjadi menantu di keluarga ini, mana ada wanita yang dengan sukarela memberikan tubuhnya kepada lelaki yang bukan suaminya, apalagi rio sudah punya kekasih! Mama tau anak mama tidak akan berbuat seperti itu! Pasti wanita murahan itu yang menggoda anak kita pah! Dia menjebak anak kita agar bisa hidup mewah "

" MAMAH! Sekali lagi papa peringatkan! Keputusan papa sudah bulat, lusa mereka menikah! Rio harus bertanggung jawab karena sudah menghamili anak orang " Bram mulai terbawa emosi mendengar perkataan istrinya yang sudah di butakan oleh sosok cantik berhati ular bernama angel.

" Mama tidak akan pernah menerima dia sebagai menantu! Begitu juga dengan anak yang dikandungnya, mama yakin anak itu bukan anak rio! Mama hanya ingin angel yang menjadi menantu mama "

" mama akan menyesal nanti, papa akan buktikan pada mama bahwa angel tidak sebaik yang mama pikirkan. Ingat ma, yang terlihat baik belum tentu baik! "

" mama tidak peduli, terserah papa. Pokoknya mama tidak akan merestui pernikahan ini. " Ranti berjalan keluar pergi meninggalkan suaminya.

Bram memijit pelipisnya yang terasa pusing. Dia tidak tau apa yang dilakukan angel hingga istrinya berani melawan dirinya hanya untuk membela wanita itu.

OUR BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang