i.l.m.c.b - 22

13K 1.1K 47
                                    

Dua hari lagi Fahlan bakalan ikut bapak-bapaknya untuk pindah negara. Dia sudah diterima disalah satu universitas terbaik di sana, berkat nilai lumayan hasil ajaran Novian. Fahlan bener-bener semangat kuliah di sana. Selain bakalan tinggal sama kedua orang tuanya untuk waktu yang lama, dia juga gak sabar ngerasain suasana baru, kuliah di kampus baru, punya temen baru, atau mungkin pacar baru ? Ups! Yang satu ini ga mungkin bgt.

Tapiiiiiii, pacar cowok satu-satunya yang Fahlan punya, gak ikhlas tujuh turunan kalo Fahlan pindah negara. Jangankan pindah negara, Fahlan duduknya geseran dikit dari dia aja, Novian udah galau.

Dari seminggu lalu Novian sudah galau sejadi-jadinya. Kelakuannya Novian pun jadi aneh, lebih posesif pake banget. "Pokoknya biarpun cuma pup tetep harus lapor ke aku! Kemana-mana minta jemput aku! Kalo aku gak bisa jemput harus pesen gojek! Terus kalo mas gojeknya lebih ganteng dari aku cancel aja! Cari aja bapak-bapak keriput yang badannya penuh lemak dan panu!" Berlebihan banget, kan?

Padahal nih ya, kemaren-kemaren aja Novian ngomong "Aku tau kamu kuliah buat cari ilmu yang tinggi. Kamu pengen jadi pengusaha sukses kan ? Aku pasti tetep dukung kamu, kok"

Eh sekalinya Fahlan udah fix diterima, malah Noviannya yang gak terima.

"Bacot deh lo! Kalo mau ke sini ya buruan! Gue kunciin pintu kalo lama!"

Fahlan ngomel-ngomel ngejawab pertanyaan Novian. Gimana nggak ngomel, ini sudah telpon ke-5 darinya. Dan dia hanya menanyakan pertanyaan yang sama "Gue beneran gak papa nginep kan malam ini ?" Tuhkan, dia nanya itu lagi.

"Gue matiin aja deh ya! Gak usah dateng lu!" Fahlan sengaja menyaringkan suaranya lalu meletakkan bibirnya di depan speaker smartphone-nya. Mampus lu, biar budeg sekalian, katanya.

Telpon pun di matikan sepihak sama Fahlan, udah bodoamat dia sama Novian. Terserah nanti mau datang atau nggak. Lebih baik gak usah datang.

Tapi jangan deh!

Bohong banget kalo Fahlan gak nungguin kehadiran Novian malam ini di
kamarnya. Sekarang saja ia sedang meratapi meja persegi panjang bergaya vintage tanpa kaki di kamarnya dengan berbagai jenis camilan, satu botol coca-cola ukuran besar, dan juga satu pack kondom. Ditambah lagi laptop berisi film-film action yang belum di tontonnya dan satu buah file berisi film ena-ena. Fahlan sudah siap dijebol lagi malam ini.

Ia lalu duduk dengan nyaman di atas kasur berukuran king size miliknya. Matanya tertuju pada nakas di samping kasur itu. Ada sebuah bingkai foto berwarna hitam yang terpajang di sana. Menampakkan dua orang laki-laki dengan perawakan berbeda. Yang satu berkulit seputih susu dan wajah semanis dua permen loli milkita. Yang satunya lagi terlihat tampan dengan sisiran rambut yang agak berantakan, ditambah senyum ganteng andalannya dan juga jari-jarinya membentuk peace.

Sempurna. Dua sejoli Novian dan Fahlan memang cocok. Satunya ganteng, satunya manis. Bahkan orang normal pun bisa iri dengan hubungan mereka. Terlampau unyuu soalnya.

Sayang sekali, tinggal menghitung satu, dua─ya, hanya dua hari lagi. Hubungan mereka akan berubah status jadi LDR. Dari sayang-sayangan akan berubah jadi kangen-kangenan. Dari berdua-duaan jadi video call-an. Dari main goyang-goyangan jadi main sabun-sabunan. Oh kasihan.

Novian harus sabar nunggu Fahlan empat tahun. Ia harus tahan diri dari godaan syetan yang terkutuk. Harus rela tytydnya karatan. Dan sabar-sabar aja kalo dihina jones. Pokoknya jaga hati dan jaga tytyd.

Dua puluh menit kemudian terdengar suara ketukan di depan pintu kamarnya. Lamunan Fahlan tentang masa-masa indah dirinya dengan si pacar buyar seketika.

I Love My Cute Bastard ✔Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu