i.l.m.c.b-21

12.8K 1.2K 41
                                    

Habis minta restu sama Ryan dan Reyhan, hubungan Fahlan dan Novian makin membaik. Novian sekarang gak perlu sembunyi-sembunyi kalo pengen bermesraan di depan orang tua Fahlan. Kadang dia juga di ajak makan malam di rumah Fahlan, lumayan kan. Tapi ada satu masalahnya─

Jatah malam jadi berkurang. Gimana mau 'melakukan' kalau kedua orang tuanya Fahlan di rumah terus dan memperhatikan gerak-gerik mereka, 'kan selama ini tempat yang dipake buat menyemburkan cairan nikmat mereka itu ya kamar Fahlan.

Contoh aja sekarang ini.

Fahlan duduk di samping Novian sambil menyenderkan kepalanya di bahu Novian. Tangan kanan Novian sibuk mengelus-elus paha Fahlan yang tertutup celana kain berwarna biru dongker dengan motif bintang berwarna putih.

Novian bukan elus-elus paha Fahlan karna pengen 'anuan', kok, ada hal lain. Dia risih sejak tadi diperhatikan oleh kedua bapaknya Fahlan. Mending kalo liatnya dari jauh, nah ini, mereka dihimpit.

Jadi posisi mereka yang sebenarnya adalah─Ryan di sebelan Novian dan Reyhan di sebelah Fahlan. Sedangkan Fahlan dan Novian berada di tengah-tengah kedua bapaknya.

Nah elusan Novian itu maksudnya kode. Dia ingin segera pergi dari tempat ini. Entah sejak kapan ruang tamu yang ber-AC ini pun bisa menjadi begitu panas untuk Novian. Bahkan keringat pun bercucuran di sekitar keningnya.

Detak jantung Novian semakin kencang, semoga hanya Fahlan yang dapat mendengarkan suara gemuruh jantungnya itu. Sungguh, Novian gugup jika harus berlama-lama dalam suasana seperti ini.

"Novian kenapa ? Mukanya pucet banget. Sakit?" Reyhan mulai peka sama keadaan Fahlan. "Ng─gak kok Om, Novian baik-baik aja" jawabnya sambil mencoba untuk tersenyum sebisanya.

Sementara Fahlan memperhatikan tangan pacarnya yang kini sudah mengenggam tangannya. Novian gemetar, Astaga!

"Dad, anu─" Fahlan memotong ucapannya "Alan mau malam mingguan sama Novian, boleh ya ?" Ujar Fahlan memberikan wajah polos andalannya ke Ryan.

"Malam mingguan ?" Ryan terkekeh, lalu melanjutkan "Gak mau di rumah aja malam mingguannya ?"

Lalu kemudian Fahlan garuk-garuk kepala. "Yaelah Dad, emangnya Alan anak perawan, malam mingguan di rumah aja ?" Sambung Fahlan cengengesan.

Novian di sampingnya masih diam. Hanya memperhatikan ayah dan anak itu saling adu argumen. Ingin sebenarnya ia ikut dalam obrolan itu, tapi waktunya sedang tidak pas.

"Ya Dad, boleh ya ?" Fahlan berdiri lalu mengambil tangan Ryan lalu berlutut, dia memohon keras.

"Iya, sana, siap-siap." Ryan tersenyum "Kasian tuh seme-mu, udah keringet dingin dari tadi" SKAKMAT! Ayah Fahlan yang juga berstatus sebagai seme itupun ketawa lepas. Hampir aja Daddynya itu tersedak sangking ngakaknya ketawa.

Sedangkan yang ditertawakan menunduk, malu. Ternyata gerak-gerik yang disembunyikan Novian sejak tadi disadari. Ingin rasanya ia membuang wajahnya ke tempat sampah sekarang.

***

"Lo harus liat ekspresi lo depan Daddy sama Papi tadi, pengen ngakak gue rasanya"

Fahlan ketawa cukup keras, untungnya mereka sedang di dalam mobil. Novian malah cemberut, menekuk wajahnya berlapis-lapis kaya tango.

"Puas ya lo ? Puas ?" Novian melirik sinis ke arah Fahlan. "Sumpah gue gak tahan liatnya. Lo mungkin bisa aja pup di celana tadi, Nov" Fahlan kembali mengejek.

Novian berdecak kesal. Dia malu, duarius deh. Ditambah lagi pacar imutnya yang sekarang ini asik nge-bully dia. Haduh, Fahlan nyebelinnya persis waktu pertama kali mereka ketemu. Bikin Novian naik darah, tapi suka.

I Love My Cute Bastard ✔Where stories live. Discover now