10. Selingkuh?

780 45 5
                                    

"Kenapa nggak lu hubungin aja dianya?" tanya Baz menatap mata Lyn dengan dalam.

Hah?

-🍦-

"Ah--soalnya nganu." Lyn gelagapan menjawab pertanyaan dari Baz. Gengsi dong kalau perempuan menghubungi duluan.

"Lyn, lu dipanggil si Rezky di sana." Resty selaku teman Lyn memberitahu sesuatu sembari menunjuk keberadaan Rezky.

Lyn merasa tertolong akan tatapan intimidasi dari Baz. "Baz, gue duluan, ya. Abis urusan gue kelar nanti gue balik lagi kok. Da-ah."

Lyn melambaikan tangannya dengan senyum yang merekah. Lalu, meninggalkan Baz yang masih terduduk di pojok kelas.

Lyn berlari kecil ke arah tempat duduk Rezky dan ia bertanya, "Ada apa, Rez?"

Rezky mendongak ke arah Lyn. Ia menutup aktivitas yang berada di ponselnya. Ia menjawab, "Sebenarnya ada yang mau gue omongin--"

Lyn menatap Rezky dengan pandangan penasaran. Sangat penasaran. Sehingga membuat bibir Rezky berkedut terkekeh geli. Lyn menatap heran akan tingkah Rezy. Karena kesal, Lyn memukul pundak Rezky pelan.

"Apa, sih? Jangan buat penasaran, deh. Kalau gue mati karena penasaran gimana? Nanti kek lagu dah." Lyn mengambil pulpen yang tergeletak di meja Rezky.

Kemudian ia memegangnya seperti memegang microfon dan ia bernyanyi, "Sungguh mati aku jadi penasaran~"

Semua mata tertuju pada Lyn yang telah berjoget ria. Dari jauh Baz melihat pancaran senyum Lyn yang merekah. Seketika ada seorang dosen yang memasuki kelas. Lyn dan teman-temannya yang lain segera duduk di tempatnya masing-masing.

Apalagi dengan Lyn, dia tergeropoh-gopoh duduk di tempat duduknya. Setelah duduk tepat di samping Baz, Lyn menunjukkan gigi putihnya dengan tak enak.

Di situlah pelajaran pertama dimulai dengan pembimbing yang terlihat sudah sesepuh. Tampangnya sangar. Lyn menelan ludahnya dengan susah payah. Berbanding terbalik dengan Baz yang menampilan ekspresi datarnya.

-🍦-

Pelajaran hari ini pun telah usai. Kelasnya diomeli habis-habisan oleh dosen sesepuhnya itu. Yang dipanggil dengan nama Pak Hari.

"Baz, kesel banget gue sama dosen yang baru masuk tadi. Bukannya sapa-sapa kek, malah ngomel-ngomel nggak jelas," eluh Lyn dengan memajukan bibirnya dan menekuk wajahnya.

Sedangkan Baz hanya berkata, "Iya, itu kan wajar. Kita itu anak kuliah, bukan anak SD."

Lyn yang dibilang seperti itu kesal. Ia berlalu begitu saja dengan tujuan Lyn hari ini ke ke kedai es krim tempat kerja barunya.

Baz yang mengernyitkan keningnya melihat Lyn dengan tiba-tiba berhenti ketika di dekat taman. Pandangan Lyn lurus ke depan.

Baz yang melihat Lyn mematung segera mengintip dan ia menatap lurus apa yang ditatap oleh Lyn. Ternyata adalah Xavier dan Osella yang tengah berpelukan di salah satu bangku taman.

"Lyn? Are you okay?" tanya Baz memegang bahu Lyn. Lyn menggelengkan kepalanya lirih.

Lyn segera berlari dari hadapan Baz. Baz menatap kepergian Lyn dengan nanar. Baz segera menghampiri Xavier dan memukulnya dengan sekuat tenaga.

When A Meet ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang