3. Pulang dengan Pacar Baru?

1.2K 83 24
                                    

Lyn ternganga, melihat secara spontan ke arah Xavier, dan ia berteriak, "APA?! LU NGGAK BERCANDA, KAK?"

-🍦-

"Nggak, buat apa gue bercanda?" Wajah Xavier kembali datar seperti apa yang dilihatnya dari kejauhan.

"Yaampun, gue merasa berdosa sama bokap dan nyokap gue. Baru awal masuk, masa langsung dapat doi? Bukannya ilmu. Duh--" Lyn menepuk keningnya kencang. Xavier yang melihat juniornya yang notabenenya sekarang menjadi pacar barunya itu dengan tatapan aneh. Kenapa ia bisa mengklaim orang seperti ini.

"Lyn, kita disuruh baris lagi. Ayok cepetan--" Lelaki yang selalu bersama Lyn datang secara tiba-tiba dengan merusak suasana Xavier dan menjadi penolong Lyn.

"Eh, tapi gue belum dapat tanda tangan kakak pujaan hati, Lu." Lyn berkata sembari menunjuk Sella yang berada di seberang sana.

"Ebuset, dia bukan kriteria gue."

Sella yang ditunjuk seperti itu menghampiri mereka. Dan ia memberi tangannya untuk meminta sesuatu--

"Hah?" tanya Lyn. Ia tak mengerti kode-kodean. Jika punya mulut, pergunakanlah dengan baik.

"Kertas--" jawab Sella singkat. Mata Lyn berbinar-binar, ia segera memberi kertas untuk ditandatangani oleh Sella. Setelah didapatkan, mereka langsung masuk ke barisan.

Di barisan, para senior pun berkumpul. Salah seorang di antara mereka menyatakan setelah ini para MABA akan diberikan waktu istirahat. Tetapi, sebelum istirahat salah seorang anggota BEM angkat bicara, "Sebelum kalian pulang, saya akan mengumumkan ketua BEM di universitas ini."

Seketika mereka pun ricuh, penasaran akan wajah ketua BEM-nya itu. Apakah ia lelaki atau perempuan?

Tetapi, Lyn dan lelaki di sebelahnya tak mempedulikan itu. Tak lama kemudian ada sesosok lelaki berperawakan tinggi, kulit putih, dan cukup sempurna.

"Test. Perkenalkan nama saya Xavier Cendika Pratama, saya merupakan ketua BEM di sini." Lyn yang kenal dengan suara itu segera menoleh--ia tak menyangka bahwa yang ia tembak ialah seorang ketua?! Bayangkan, KETUA!

Kemudian, setelah memperkenalkan diri, Xavier memberikan microphone kepada teman sebayanya. Ia kurang suka berbicara terlalu banyak di depan umum, tentunya hal yang tak penting menguras hati. Eh? Maksudnya menguras waktu.

Xavier meninggalkan tempat itu beserta orang-orang di sekitarnya, setelah pengumuman pulang diumumkan oleh salah satu anggota bem tersebut. Kemudian, Lyn berjalan dengan lelaki yang terus mengikutinya sedari tadi.

"Eh, nama lu siapa?" tanya Lyn tanpa basa-basi. Di kepalanya terus bertanya-tanya, nama dia siapa? Untuk apa dia mengikuti Lyn terus?

"Nama gue?" Lyn menganggukkan kepalanya. Lelaki itu melihat sesuatu di belakang Lyn dari kejauhan.

Lelaki itu pun berkata, "Siniin handphone, Lu."

Lyn mengerutkan kening; bingung tetapi, ia tetap memberikan ponselnya. Terlihat lelaki itu sedang mengetikkan sesuatu ke dalam ponsel Lyn. Tak lama kemudian, lelaki itu memberikan ponsel Lyn kembali hingga--

"Rilyn." Ada seseorang yang memanggil Lyn, ia pun menolehkan kepalanya. Ia kaget, tak menyangka pacar barunya--eh? Maksudnya ketua BEM bisa menghampirinya.

When A Meet ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang